i know it's you

5.2K 482 2
                                    

Saat aku melihat ponselnya yang terjatuh, aku menyadari kalau ponsel itu memiliki aksesori. Saat aku mengambilnya. Ada sebuah cincin yang dijadikan aksesorie gantungan ponsel itu. Aku pun mengenali cincin itu.

Cincin ini..
Ini cincin yang kuberikan pada Baekhyun!

Aku lalu segera melihat name tag-nya. Saat aku melihatnya, aku menyadari kalau ini memang dirinya. Aku pun segera membawanya ke UKS.

Saat aku menggendongnya, hatiku terasa bercampur aduk. Entah perasaan senang, gembira, khawatir dan sedih. Aku senang karena aku bisa menemukan Baekhyun lagi, disekolah. Tapi aku juga merasa sedih karena kondisinya saat ini.

Setelah kondisinya sudah mulai tenang, dan dokter telah pergi, aku menghampirinya dan menggenggam tangannya dengan sangat erat. Tanpa sadar, aku telah meneteskan air mataku.

Aku sangat bahagia karena aku bisa melihatnya lagi. Tapi ada satu hal yang membuatku bingung.

Mengapa Baekhyun mengalami hal yang sama seperti kejadian 10 tahun yang lalu? Kondisi tubuhnya sama dengan kondisi yang ia perlihatkan 10 tahun lalu. Sebenarnya ada apa dengan Baekhyun? Ia sakit apa? Dulu harmonika, dirumahnya. Sekarang gitar, di balkon. Sebenarnya apa yang salah? Tempat atau alat musiknya? Atau instrumennya?

"Eoh, ada dimana aku sekarang?"tanyanya pelan dan bingung.

"K..kau sedang berada di UKS. Aku yang..membawamu k..ke sini"jawabku dengan terbata-bata. Aku sangat gugup melihat perubahannya yang saat ini semakin bertambah manis.

"Eoh, gomawo. Pasti kau namja yang tadi bermain gitar di balkon sekolah kan?"tebaknya dengan sangat yakin.

"Ne, mianhae. Aku tidak tahu. Sebenarnya kau kenapa? Kau sakit apa?"tanyaku padanya yang saat ini masih belum menyadari siapa aku.

"Gwaechana, aku hanya tidak enak badan"ucapnya yang sama dinginnya dengan ekspresinya saat masih kecil. Rupanya ia tidak banyak berubah, ia masih memiliki sikap dingin seperti dulu.

"Kau kembalilah ke kelas, tak apa aku sendiri. Aku baik-baik saja"ucapnya datar dengan wajah yang tidak menatap padaku.

"Ara, semoga kau lekas sembuh"

Aku pun terdiam sejenak menunggu jawaban darinya. Rupanya ia memang sengaja tidak ingin menjawab ucapan dariku.

Akupun melangkahkan kakiku namun tak kusadari aku terpeleset dan terjatuh. Wajahku tepat jatuh di depan wajahnya.

Baekhyun pov

Siapa namja ini? Seharusnya ia biarkan saja aku mati diatas balkon. Aku sudah tidak sanggup dengan dunia ini. Chanyeol yang selama ini ku nantikan tak pernah membalas suratku lagi.

Aku memang tidak suka ada orang yang berada di dekatku. Oleh sebab itu, aku menyuruh ia untuk pergi tanpa menanyakan siapa orang yang telah menolongku. Aku bahkan tidak menatapnya, aku hanya orang cuek yang tidak perduli pada apapun.

Tiba-tiba saat ia melangkahkan kakinya, ia terjatuh dan menjatuhkan tubuhnya disebelah kasur tempat merebahkan tubuhku. Tangannya memegang tanganku yang lain, wajahnya tepat berada di depanku dengan kaki yang masih berada di lantai dan tubuh yang membengkok ke hadapanku.

Wajahku sangat dekat dengan wajahnya. Pipiku seketika memerah karena kejadian itu. Aku pun melihat kalung yang ia kenakan.

Awalnya kalung itu berada di dalam baju seragamnya, tapi saat ia terjatuh kalung itu keluar dari persembunyiannya dan menampakkan wujud dari cincin yang dijadikan sebagai buah dari kalungnya.

Cincin itu..
Adalah cincin yang diberikan Chanyeol padaku

Aku sangat terkejut, apakah benar yang saat ini kulihat adalah cincin yang sama, yang saat ini aku jadikan sebagai gantungan ponselku.

Ia pun membetulkan posisinya dan meminta maaf padaku karena secara tidak sengaja jatuh dan memegang wajahku. Aku juga melihat wajahnya yang memerah, bahkan sepertinya lebih merah dari pipiku saat ini.

"Siapa namamu?"tanyaku.

"Namaku.. Park Chanyeol"jawabnya.

Aku pun sangat terkejut dengan nama yang ia sebutkan. Rupanya orang yang membawaku ke UKS adalah orang yang selama ini ku nanti.

Orang yang tadinya tak mendapat respon yang baik dariku. Adalah namja yang aku sayangi.

Aku merasa ingin menangis bahagia saat ini. Sangat senang karena telah menemukannya. Aku bisa melihatnya lagi. Chanyeol sangat tampan, bahkan badannya saat ini lebih tinggi dariku.

"Eoh, itu namamu? Pergilah, aku tak apa"ucapku agar ia tidak melihat kalau aku saat ini ingin sekali mengeluarkan air mataku.

Ia pun pergi dan meninggalkanku sendiri di ruang UKS. Aku pun langsung menangis dengan air mata yang tak terbendung lagi.

Aku sangat bahagia. Sangat sangat bahagia bisa bertemu dengannya. Tapi, ia sepertinya tidak mengenaliku. Ia bahkan tidak menanyakan namaku.

Apa ia sudah melupakan aku?
Sebenci itukah ia padaku?

Aku menjadi semakin terisak dalam tangisku.

Rupanya kau sangat membenciku. Kau memang tidak ingin melihatku lagi. Ternyata Lee ahjussi dan tuan Park memang benar, kalau kau mau melupakanku. Kau tidak ingin menemuiku lagi.

Tiba-tiba aku menjadi berfikiran yang tudak-tidak padanya. Tapi aku seperti ini karena memang adanya seperti itu. Kalau ia tahu bahwa aku adalah Byun Baekhyun pasti ia tidak akan pergi dan akan menanyakan padaku apakah aku Baekhyun yang pernah ia temui.

Tapi nyatanya tidak, ia tidak menginginkanku lagi. Aku menangis di UKS seorang diri dengan posisi tubuh yang miring dan wajah yang menghadap jendela.

Mengapa aku bisa satu sekolah dengannya? Diantara banyaknya sekolah seni yang lain, mengapa harus disini? Sebaiknya aku tidak usah bertemu dengannya daripada aku harus merasa sakit seperti ini.

Flashback on

"Baek, appa sudah tidak tahan lagi dengan sikapmu yang seperti ini"ujar seorang pria tua.

"Ya sudah, appa tidak usah lagi mengurusku. Aku lebih baik tanpa appa. Aku bisa mengurus diriku sendiri"tekannya pada pria itu. Pria itu adalah ayahnya. Tuan Byun.

"Baek, appa menyayangimu. Sangat menyayangimu. Appa tidak ingin kau terus terusan mengidap syndrom ini. Appa ingin kau sembuh dan kembali seperti dulu"

"Apa appa tidak sadar siapa orang yang sebenarnya membuatku seperti ini?"

"Apa maksudmu Baek?"

"Appa-lah orang yang membuatku mengidap Stendhal Syndrom. Appa-lah orangnya. Appa dan yeoja itu yang.."

Plakk

Sebuah tamparan yang diterima oleh Baekhyun dari tuan Byun. Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tuan Byun langung menjatuhkan tangannya dengan keras dipipi Baekhyun.

Baekhyun pun langsung menangis dan berlari menuju kamarnya.

"Pokoknya kau harus sekolah di sekolah seni. Supaya kau sembuh!"

Tak lama setelah itu, tuan Byun menghampiri Lee ahjussi.

"Daftarkan Baekhyun segera ke sekolah Gyeongju Art School. Aku ingin ia bersekolah di sana agar ia tidak sakit lagi melihat alat musik"

"Ne, segera akan kulakukan tuan Byun"

Flashback off

Karena appa aku jadi bersekolah disini dan bertemu dengan Chanyeol. Aku tidak berani untuk menyapanya, aku tidak berani melihat wajahnya. Aku terlalu malu karena penolakan yang telah kuterima darinya. Apakah mungkin Chanyeol akan mengingatku?

Created:JP

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang