Mata Elfa membulat saat menatap dua peri di hadapannya ia hendak berteriak jika saja Arch tidak cepat-cepat membekap mulutnya yang membuat gadis itu meronta-ronta.
"Hey lepaskan! Dia tidak bisa bernapas". Perintah Orle.
Arch melepaskannya, dibalas tatapan tajam Elfa yang seakan ingin memakannya.
"Siapa kalian?" Elfa menatap mereka dari ujung kaki hingga ujung rambut mereka, lalu bergumam. "Aku tak pernah melihat kalian sebelumnya"
Tiba-tiba sebuah suara mengejutkkannya, suara yang tidak asing di telinganya.
"Tapi kau pernah melihatku bukan?" sosok Ellon muncul dibalik tubuh besar Orle, ia memasang senyum menawannya lalu melangkah mendekat ke Elfa, sangat dekat membuat Elfa mundur selangkah dan hampir saja menginjak pecahahan kaca yang semalam tak ia bersihkan, tapi Ellon buru-buru menarik pinggangnya mendekat hingga mata mereka bertemu dan jarak mereka sekarang sangat dekat.
Elfa bisa mencium bau tubuh Ellon yang terasa asing, saat menyadari sesuatu Elfa memberontak lalu menjauh dari Ellon.
"Lepaskan aku!"
"Seharusnya kau berhati-hati". Ellon memperingatkan.
"Bagaimana kau—menemukan rumahku?" gadis itu nampak bingung. Ellon hanya tersenyum lalu menyelipkan kedua tangannya di dalam sakunya. "Kau lupa Aku memata-mataimu kemarin?"
"SIAPA KAU SEBENARNYA?" Gadis bernama Elfa itu nampak menatap Ellon seram hingga hampir membuat kedua pengawalnya bergindik ngeri, tentu saja kalian tahu! Tak ada satupun orang yang berani menatapnya seperti itu, bahkan Grivell tak pernah menatapnya setajam itu.
Ellon sedikit terkejut mendapat tatapan seram itu sebelum mengangkat tangannya menenangkan Elfa. "Tunggu Sekarang aku yakin kau bukan tunanganku, kau terlihat menakutkan"
Elfa tak peduli, ia hanya mendorong tubuh Ellon menjauh dan melangkah melewatinya hingga melewati pagar. Ellon memberi aba-aba pada pengawalnya, Orle dan Arch yang mengerti langsung mengejar Elfa.
Beberapa menit kemudian Elfa sudah meronta dalam gendongan Orle yang mengangkat tubuhnya tinggi, berulang kali gadis itu memukul Orle dan berteriak minta tolong tapi seharusnya ia tahu. Terlalu pagi, tak ada satupun orang di sana. Ia menghela napas saat menyadari usahanya sia-sia. Ellon, Orle dan Arch membawanya ke dalam rumahnya.
Ellon menatap rumah Elfa dan bergindik saat memasukinya. Ia tak pernah melihat rumah seberantakan ini. Pecahan kaca dimana-mana, beberapa barang sudah berdebu, mejanya yang sudah rusak, terdapat beberapa makanan basi di atas meja dan lalat di mana-mana. OH! Ellon benci mengakuinya tapi ia tak suka tempat ini. Ia lebih suka berada di atas atas gedung.
"Ini tempat tinggalmu?" Ellon bertanya pada Elfa yang sudah diikat oleh Arch sambil menyapu sekeliling rumah itu dengan hati-hati atau ia bisa melukai dirinya.
"Kalian peri gila! Tinggalkan tempat inI!" ucap Elfa ketus. Ellon masih memperhatikan rumah Elfa. "Dimana orang tuamu? Kau tinggal sendiri?" Ellon bertanya menyelidik.
Elfa diam, mata tajamnya yang tadi menatap Ellon sangat berubah menjadi teduh dan nampak menyimpan luka iapun memalingkan tatapannya. "Mereka—tidak ada!"
"Apa mereka berada di sebuah tempat?" Ellon bertanya lagi. Tapi ia tak mendapatkan jawaban dari gadis itu membuat ia berhenti menjawab. "Lalu kau tinggal sendirian?"
Kali ini Elfa menatapnya tajam. "KENAPA KAU HARUS PEDULI DENGAN SIAPA AKU TINGGAL?!" Ia menatap Ellon yang sudah berjongkok tepat di hadapannya yang terduduk dengan tangan terikat.
![](https://img.wattpad.com/cover/57583718-288-k928981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Preciousa [COMPLETED]
FantasySi Miskin Elfa tidak pernah membayangkan hidupnya akan menjadi seperti kisah dongeng dimana si malang Cinderella bertemu dengan pangeran tampan dan hidup bahagia selamanya, Si Putri tidur dicium oleh pangeran dan mendapatkan cinta sejatinya atau Si...