Ellon bisa mendengar seringai licik dari Marale dari kejauhan, tapi ia tak peduli. Ia terlalu shock dengan apa yang terjadi di hadapannya tanpa bisa ia bendung. Dan untuk pertama kalinya, Ellon merasa gagal menjadi seorang pangeran yang harusnya bisa melindungi rakyatnya, bahkan untuk melindungi temannya saja ia tak bisa.
Ellon cepat-cepat menyingkirkan shocknya, dan dengan cepat ia berteriak histeris dengan seluruh amarah yang ia tumpahkan.
"HUKUM MATI WANITA ITU!". Teriaknya, pengawalnya yang telah menangkap Marale dengan cepat menurut, dan menarik tubuh lemah Marale yang sedikit memberontak ke penjara istana.
"CEPAT PANGGILKAN TABIB" Ellon masih histeris, diikuti oleh Gerlin yang sudah melangkah cepat dalam isak tangisnya menyaksikan apa yang terjadi di hadapannya. Gerlin sudah berada tepat di hadapan Grivell.
Gadis bernama Grivell itu, terkulai lemah karena saat itu tubuhnya terhunus pedang milik Marale demi menyelamatkan saudara kembarnya. Semburan darah membasahi pakaiannya yang lusuh itu, begitu juga wajahnya yang sedikit terpercik darah. Elfa dengan cepat menangkap tubuh Grivell yang terjatuh akibat terhunuh pedang, hingga darah segar juga membasahi gaun indah miliknya serta tangannya.
Meskipun ini pertama kali ia melihat gadis bernama Grivell yang pernah Ellon ceritakan padanya secara langsung, Entah kenapa ia merasa mereka punya ikatan yang cukup kuat. Elfapun tak dapat membendung air matanya , saat tubuh lemah Grivell terkulai dengan darah. Ia terisak dalam tangisan yang tak bisa ia bendung hingga merusak riasan wajahnya.
"Kau tidak boleh mati. tidak.. tidak" Ucap Elfa ditengah-tengah isak tangisnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menangis saat ini yang bisa ia lakukan hanya menangis. Ia tidak punya kenangan apapun tentang saudara kembarnya ini, bagaimana mungkin gadis ini meninggalkannya tanpa kenangan apapun?
"maaf" ucap Grivell dengan kesadarannya yang tersisanya, disela-sela rasa sakit yang ia rasakan. Ia berusaha untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya, ia menatap ibunya yang juga menangis di sisinya, disusul sang Ayah yang juga ikut mengerumuninya tanpa peduli dengan lukanya sendiri. Grivell hanya tersenyum.
salah satu tangannya terarah, meski tubuhnya sangat lemah, dan darah semakin mengalir dari perutnya akibat hunusan pedang itu. Grivell mencoba mengangkat tangannya dan mengelus pipi Ibunya lembut.
"Terima kasih" ucapnya susah payah dengan pelan, suaranya sangat pelan, tapi mampu membuat Gerlin semakin terisak. Wanita paruh baya itu cepat menggenggam tangan anaknya lembuat.
"kau akan selamat. bertahanlah Grivell, bertahanlah, tabib akan segera datang dan menyelamatkanmu!"
Grivell menggeleng lemah, dengan napas yang tersegal-segal menahan rasa sakitnya.
"Aku tidak kuat lagi"
"Kau harus kuat Grivell!" Ayahnya, Jack juga ikut menggenggam tangannya berusaha menguatkan Grivell. Grivell tersenyum. Kemudian ia menatap saudara kembarnya, Elfa.
Ia tetap menampakkan senyumnya ditengah-tengah rasa sakitnya. "Jaga Ayah dan ibu, aku menyayangimu"
Kali ini mata Grivell menatap Ellon yang menatapnya sedih,
"Maafkan aku Grivell tidak berhasil menyelamatkanmu! tidak, kau harus bertahan" Ellon berusaha menguatkan Grivell dengan suara bergetar, ia merasakan matanya mulai memanas, dan tak beberapa lama setelah menatap Grivell, cairan bening yang berusaha Ellon tahan, jatuh begitu saja membasahi kedua pipinya.
Grivell menggeleng lemah lagi. "Terima kasih Ellon, maafkan aku, tolong jaga Elfa"
Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini, Ellon menangis. Menangisi kepergian temannya sejak kecil itu, meski tak saling mencintai mereka sudah saling kenal cukup lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/57583718-288-k928981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Preciousa [COMPLETED]
FantasySi Miskin Elfa tidak pernah membayangkan hidupnya akan menjadi seperti kisah dongeng dimana si malang Cinderella bertemu dengan pangeran tampan dan hidup bahagia selamanya, Si Putri tidur dicium oleh pangeran dan mendapatkan cinta sejatinya atau Si...