Part 17 : Agree

3.6K 205 2
                                    

Mulmed : Gaun Selutut milik Elfa.

Penasaran tentang gaun ini? C'mon... Keep reading Love in Preciousa.

_________

Ellon berhenti di sebuah toko baju yang menampakkan sebuah gaun cantik yang terpajang indah di balik kaca toko tersebut. Gaun itu hanya selutut, tidak bertangan, serta bunga-bunga cantik yang menghiasi bagian bahunya. Sejenak Ellon terpanah. Ellon menghela napas saat menyadari tak ada satupun uang yang tersisa setelah malam itu mereka menjual jasa foto bersama mereka. 

Ellon hendak berbalik saat menyadari sesuatu, kenapa tidak terpikir baginya untuk menggunakan sihirnya mengubah benda menjadi uang. Mungkin sihir ini tak berlangsung lama, tapi setidaknya pegawai toko akan melihat uang yang dibayar Ellon sebagai uang sebelum sihirnya memudar.

Ellon pun menyuruh dua pengawalnya mencari beberapa lembar daun dan kemudian mengubahnya menjadi beberapa lembar uang. Ellon tersenyum senang, mensyukuri ia lahir sebagai seorang Pangeran. Lalu ia masuk ke dalam toko baju bermerek yang disambut dengan ramah oleh pegawai toko. Ini bukan toko yang sebelumnya ia kunjungi, tapi toko ini terlihat lebih berkelas.

Tak mau membuang waktu, Ellon langsung menunjuk gaun pink muda yang sempat membuatnya terpanah, lalu saat ia hendak meninggalkan toko itu, ia melihat sepatu merah muda yang cantik. Tanpa mau membuang waktupun, Ellon langsung menyambar sepatu itu dengan cepat, lalu membayar dengan uang sebelum sihirnya hilang.

Lalu Ellon melangkah keluar, mengeluarkan sayapnya yang kembali ia samarkan, menghilang dengan cepat dari tempat itu sebelum cashier itu menyadari kalau uang itu hanyalah daun. Pergerakan Ellon diikuti kedua pengawalnya.

♫♫♫

Ellon membawa beberapa belanjaan yang tadi ia dapatkan dari uang sihirnya. Entahlah! Ellon tak peduli apa ia akan kembali dikejar security seperti sebelumnya tapi sekarang ia benar-benar memerluka semuanya.

 Ia membeli makanan lezat untuk Elfa, pakaian mewah, dan sepatu indah. Ellon dan kedua pengawalnya masuk ke dalam rumah Elfa yang masih sama, tetap berantakan seperti pertama kali ia masuk. Ia meletakkan kantung belanjaannya yang sukses membuat mata Elfa melotot menatap banyak kantung belanjaan itu.

"Kau-dari mana peri sepertimu mendapatkan uang untuk membeli semuanya?'

Ellon hanya berdecak kemudian mengangkat tangannya dan memutarkan pergelangan tangannya. "Apa kau percaya jika kukatakan aku menggunakan sihirku?" Ellon tersenyum. "Kurasa aku memang pengguna sihir yang handal" ia tersenyum bangga yang hanya ditanggapi dengan cuek oleh Elfa yang sekarang sibuk menatap kantung belanjaan bermerek dan makanan lezat di hadapannya.

Elfa memegang perutnya yang sekarang terasa lapar menghasilkan bunyi yang membuat Ellon tertawa. "Sudah kukira kau lapar, sekarang ini semua milikmu, dan kau bisa memakan makanan itu"

Elfa tersenyum menatap Ellon dan kemudian membuka makanan lezat yang tadi sempat menggodanya, lalu menyantapnya dengan lahap. Ia tak pernah makan makanan selezat ini, sungguh! Elfa sangat bersemangat hingga membuat Ellon menggeleng tak percaya. Ia kemudian bangkit, duduk di belakang Elfa dan memengangi tangan kanannya.

"Kau tahu, Grivell itu bukan gadis sembarangan.."

Elfa menghentikan aksi makannya dan menatap Ellon yang balas menatapnya teduh. Laki-laki itu kemudian menuntunnya.

"Kau harus memegangi sendokmu seperti inI!" Ellon mulai mengajari. Elfa diam dan hanya mengikuti Ellon. "Dan kau harus makan dengan pelan-pelan dan elegan" Ellon tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya pada tangan Elfa ."Baiklah, sekarang cobalah!"

Elfa menatap makanan dihadapannya dan mulai makannya secara perlahan, dengan elegan seperti apa yang Ellon katakan. Laki-laki itu kemudian mengelus rambutnya lembut. "Sudah kukira kau bisa" gumamanya. Elfa yang diperlakukan begitu hanya terdiam, wajahnya kemudian berubah menjadi merah merona.

Setelah Elfa makan, Ellon mulai mengajari ia banyak hal. Cara berjalan menggunakan sepatu berhak sehingga ia telihat elegan dan nampak seperti bangsawan, cara menyeimbangkan diri, cara menggunakan pakaian dan menata rambutnya yang mirip dengan Grivell.

"Kenapa aku harus mempelajari semua ini, Apa gadis bernama Grivell itu seorang putri?"

Ellon tak menjawab tapi hanya bergumam. " Dia adalah bangsawan, Well- dia akan menjadi seorang putri- setelah" Ellon menatap kedua pengawalnya lalu berakhir menatap Elfa. "Menikah denganku"

Elfa menatap Ellon tak percaya. "Jadi! Kau seorang pangeran, dan sosok yang kau tunjukkan beberapa hari lalu, itu keluargamu?" Elfa mengedip tak percaya.

Ellon menggendikkan bahunya. "Begitula, sepertinya kau sudah menyimpulkannya sendiri" Sebelum ia kembali membuat Elfa memokuskan diri mempelajari apa yang seharusnya gadis itu pelajari karena ia tak punya banyak waktu.

"Ingat, nama Ayahmu, Jack Briford Dan ibumu Gerlin Harlenic, dan namamu?" Ellon tak melanjutkan kalimatnya menunggu gadis di hadapannya merespon.

"Grivella Briford, ayolah Ellon, kau sudah menyebutkannya hampir 10 kali!, baiklah aku akan mengulanginnya. Nama Ayahmu Aireon Frigestore, ibumu Reulla Breflyn."

Ellon menghela napas. "Ingat jangan membuat kesalahan! Terutama di hari pertunangan kita"

Elfa nampak terkejut. "Jadi kita akan tetap bertunangan jika kau tak menemukan tunanganmu sesungguhnya"

Ellon mengangguk frustasi. "Begitulah! Kau tak perlu khawatir"

"Bagaimana jika mereka mengetahui penyamaranku?"

Ellon menggeleng. "Selama kau tak membaut kesalahaan, mereka takkan mengetahuinya!". Ellon nampak berpikir apa yang harus ia ajarkan kepada gadis ini karena jujur ia sendiri tak begitu mengenal Grivell. Ellon mulai menyerahkan sebuah kantung belanjaan kepada Elfa, gadis itu menerimanya dan membuka isinya yang ternyata sebuah gaun.

"Ganti pakaianmu!"

Elfa menatap Ellon yang balas menatapnya memerintah ia hanya mendengus dan mengikuti perintah laki-laki itu. Setelah keluar dengan gaun merah muda selutunya, Elfa nampak terlihat tak nyaman.

"Hm—eng- aku tidak pernah menggunakan pakaian seperti ini sebelumnya"

Ellon tersenyum. "Pas untukmu" tapi ia kembali mengingat Grivell. Ia menghela napas saat menyadari gadis di hadapannya ini bukanlah Grivell.

"Kalau begitu cobalah untuk terbiasa, kau harus menggunakannya nanti" Ellon tersenyum lalu bangkit dan melangkah mendekat ke gadis itu, hingga sekarang jarak mereka begitu dekat. 

Ellon meletakkan tangannya di pinggang Elfa, membaut gadis itu menjadi canggung. Lalu tangannya yang lain meraih salah satu tangan gadis itu. Ia mulai menggerakkan tangannya, Elfapun mengikutinya dengan cepat meski ia masih sangat kaku. Mereka berdansa, disaksikan oleh Arch dan Orle yang diam-diam tersenyum.

"Awh" Ellon mengeryit saat Elfa menginjak kakinya, Elfa mundur selangkah menatap Ellon dengan rasa bersalah.

"Maafkan aku!"

Ellon nampak menyembunyikan rasa sakitnya dan kemudian kembali berdansa. Tidak ada lagi pecahan kaca dirumahnya karena telah dibersihkan oleh Arch dan Orle, Elfa tak pernah merasa sedikit bahagia seperti ini, karena yang ia rasakan hanyalah perasaan terluka dan kesepian. 

Mungkin pilihan menerima tawaran Ellon bisa mengubah hidupnya yang penuh kegelapan menjadi lebih indah, lebih berwarna.

Tanpa sadar selama berdansa mereka saling bertatapan, Elfa tak pernah melihat mata hitam pekat yang berkilau seperti Ellon. Tidak pernah merasakan hangatnya sentuhan tangan seorang laki-laki, Elfa selama ini hanya gadis dingin yang pendiam dan lebih suka menyendiri, hidupnya hampa, terasa begitu kosong karena tak ada apapun di dalamnya.

 Tapi hari ni semuanya nampak berbeda, orang yang tak ia kenal ini tiba-tba datang padanya, menawarkan tawaran aneh yang tanpa ragu Elfa terima. Orang asing di hadapannya ini seperti membawa sesuatu yang berbeda di hidup Elfa yang miskin, kelam dan hampa.

____________

vomment, dont be silent readers.

Salam cinta dari Author XD wohohoooo






Love In Preciousa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang