Part 23 : Old Memories

3.2K 186 0
                                    

Tubuh Grivell masih bergetar, kini matanya dan mata Marale beradu tajam.

"A-apa yang telah kedua orang tuaku lakukan padamu?" Ia bertanya dengan takut, bahkan kini suaranya sudah ketakutan, bergetar, ia berusaha mengontrol dirinya agar tidak terjatuh saat itu juga karena ketakutan.

Marale menyeringai licik, menggerakkan jari-jari salah satu tangannya di permukaan pipi Grivell. Grivell lebih memilih untuk memejamkan matanya dibandingkan harus menatap wajah Marale, lebih tepatnya mata wanita itu yang selalu memancarkan kebencian.

"Kau pasti penasaran" Marale menjawab sinis. "Baiklah! KARENA AKU YAKIN KEDUA ORANG TUAMU TAKKAN MENCERITAKANNYA, AKU AKAN MENCERITAKANNYA" Bentak Marale, ia menghentikan pergerakan jari-jarinya dan mendorong wajah Grivell kasar.Saat merasakan jari-jari Marale menjauh Grivell segera membuka matanya. Wanita bernama Marale itu sedikit menjauhkan tubuhnya.

Ia mengamati pedang yang ia pegang, dan mulai bercerita---. Masih dalam rasa takut, Grivell mendengarkan cerita itu hati-hati.

****

25 tahun lalu...

Marale berlari ke hutan yang sering ia jumpai,Ini sekian kalinya kedua orang tuanya bertengkar. Marale benci ini, sejak kematian kakeknya, orang tuanya sering bertengkar dan mengabaikannya. Alhasil, ia sering kabur dari rumahnya dan menikmati suasana sepi di hutan.

Hingga suatu ketika, ia bertemu dengan Jack Briford yang menolongnya dari seekor ular ganas. Jack punya sihir yang luar biasa hebat. 

Wajahnya tampan, dan saat mata Marale bertukar pandang dengan mata Jack, ia tahu ia telah jatuh cinta pada laki-laki itu. Mata biru kehitaman itu begitu indah, dan siapa saja yang melihatnya seolah akan jatuh dalam pesonanya, begitupun Marale.

Marale tak pernah melihat peri dengan mata seindah itu, ia begitu terpesona hingga memutuskan terus datang untuk bertemu dengan Jack. Tenyata, Jack juga sering mengunjungi hutan itu untuk mempelajari sihir-sihirnya bersama gurunya. Mereka bertemu beberapa kali dan mengobrol, bahkan Marale ikut mempelajari sihir bersama Jack. 

Mereka menjadi semakin akrab, Marale merasa telah begitu jatuh cinta dengan Jack Briford. Suatu ketika, mereka menemukan sebuah gua besar yang jauh dari pemukiman penduduk, dan disitulah Jack mengungkapkan cintanya pada Marale. Maralepun mengungkapkan perasaannya, merekapun menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Tapi, ambisi Jack untuk masuk ke istana terlalu besar. Ia sangat ingin masuk ke istana, dan cara agar ia bisa masuk ke istana adalah dengan menikahi Gerlin Harlenic, seorang anak dari pejabat istana yang dikenal ayahnya.

Keputusan Jack untuk meninggalkan Marale yang begitu mencintai Jack membuat Marale begitu sakit hati, berulang kali ia berusaha melupakan Jack, ia tak bisa melupakan laki-laki itu. Rasa cintanya pada Jack yang meninggalkannya bercampur dengan rasa benci. 

Hingga Marale hidup sebagai peri yang dipenuhi dendam untuk menghancurkan keluarga Briford, meski ia sendiri tahu. Balas dendamnya tak membuatnya bahagia karena yang ia perlukan adalah cinta.

****

Mendengar cerita itu, Grivella sedikit sedih. Ia tahu persis perasaan melihat orang yang dicintai menikahi orang lain. Ya! Ia tahu. Tapi apa yang dilakukan Marale tetaplah salah. Tidak seharusnya ia berusaha menghancurkan keluarganya.

Marale membalikkan tubuhnya yang tadi menatap cermin besar yang menampakkan pantulan wajahnya.

"Aku telah membunuh kembaranmu!" Marale tersenyum licik dan melangkah mendekat ke arah Grivell yang kembali ketakutan. Tapi-- tunggu. Kembaran? Grivell mulai bingung.

Love In Preciousa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang