Mungkin aku pernah bersalah..
Mungkin aku pernah menyakiti..
Mungkin aku pernah mencintai..
tapi jika ini akhirnya, mungkin aku juga bisa menerima..
Karena takdir tak pernah berkhianat..
karena cinta tak bisa disalahkan..
dan karena aku adalah bagian dari takdirmu..
__________
Udara menghembus, menerpa setiap helaian rambut gadis yang tubuhnya menegang bagaikan berada pada ujung jurang kematian. Gadis itu berharap keajaiban bisa menyelamatkannya, berharap bahwa seseorang akan mendengarkan doa kecilnya dan menyelamatkannya. Tapi beberapa kali ia mengerjapkan matanya, hanya hal sama yang terjadi, tidak ada yang berubah, tidak ada keajaiban. Tidak ada yang bisa ia lakukan, meski saat ini udara menerpa kencang, tapi tak bisa menerpa tubuhnya dari sana, atau sekedar membawanya menjauh dari tempat yang mungkin akan menghantarkannya pada "kematian" itu.
Ia tidak berteriak histeris, saat melihat pantulan wajah kusamnya di pedang itu. Ia juga tidak bisa memohon pada siapapun di sana agar menyelamatkannya. Ia tahu, hidupnya akan berakhir, berakhir di tangan wanita keji yang bahkan baru ia kenal beberapa hari dalam hidupnya. Wanita yang punya kisah kelam dengan Ayahnya dan menjadikannya korban di kisah mereka.
Ia tidak bisa memberontak, karena jika ia memberontak, sudah pasti semuanya akan sia-sia dan sama seperti membunuh dirinya sendiri. Oleh karena itu, detik itu juga ia menutup matanya, membiarkan dirinya terhanyut dalam fantasi liar imajinasinya, membiarkan dia menikmati hembusan udara dingin yang menerpa tubuhnya yang kaku dan membeku, setidaknya dengan cara ini ia bisa mati dengan tenang. Tidak-tidak.. ia tidak akan tenang karena ia tahu, banyak hal yang harus ia katakan pada kedua orang tuanya.
"Kau harus lepaskan anakku, Marale" Suara Jack menggelegar, Grivell sendiri bisa mendengar suara khas Ayahnya, tapi ia lebih memilih untuk memejamkan matanya dibanding melihat pedang tajam yang berada beberapa cm dari permukaan kulit lehernya, yang mungkin akan melukainya sedikit saja ia bergerak.
"Melepaskannya seperti kau melepaskanku dulu?" Marale bertanya dengan nada kecewa, seperti membuka kembali lembaran kenangan masa lalunya yang selama 25 tahun terakhir berusaha ia lupakan, tetapi selalu gagal. Kenangan masa lalu yang mengepul menjadi gumpalan dendam. Dendam yang membuat setiap detik hidupnya selalu dipenuhi kepedihan, kepedihan yang tak berujung hingga detik ini.
"Tidak seharusnya, kau melibatkan orang lain dalam masalah kita" Jack berusaha menenangkan, tapi hanya mendapat decihan dari Marale yang sudah muak dengan laki-laki itu.
"LALU BAGAIMANA KAU MEMBAYAR SAKIT HATI YANG KURASAKAN?" Suara Marale menggelegar, membuat hampir seluruh orang disana menengang, suara itu memekakan telinga Grivell. Detik itu juga, Grivell berharap bahwa dirinya tuli saat itu juga sehingga tidak bisa mendengar suara yang memekakan telinganya dan kembali membuat tubuhnya menegang, salah satu tangannya mengepal kuat, menahan gejolak hatinya dan rasa takut yang ia rasakan.
Tanpa disadari, dikala semua orang disana menegang akan aksi Marale, Gerlin maju, hingga Marale mampu melihat raut wajahnya yang tetap cantik meski usianya tidaklah muda lagi. Tak banyak yang berubah dari gadis itu, tetap anggun seperti 25 tahun lalu. Wajah anggun itu entah kenapa membuat Marale semakin jijik, menyadari bahwa wajah itu telah membuatnya hingga sejauh ini.
"Kumohon lepaskan anakku!" kata Gerlin lembut, disertai dengan pecahnya tangisan yang tak mampu ia bendung.
"Akan kulakukan apa saja untukmu" Gerlin memohon pada Marale, ia melangkah mendekat ke Marale yang cukup terkejut dengan aksi wanita itu. Tapi bukannya merasa kasihan melihat air mata yang semakin mengalir membasahi kedua pipi Gerlin serta menghancurkan riasan tipis yang sebelumnya mempercantik dirinya. Marale malah tertawa sambil menyeringai. Tapi Gerlin tak peduli, saat sudah berada beberapa jengkal dari Marale, Gerlin cepat berlutut pada wanita itu, agar ia tak melukai putrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/57583718-288-k928981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Preciousa [COMPLETED]
FantasySi Miskin Elfa tidak pernah membayangkan hidupnya akan menjadi seperti kisah dongeng dimana si malang Cinderella bertemu dengan pangeran tampan dan hidup bahagia selamanya, Si Putri tidur dicium oleh pangeran dan mendapatkan cinta sejatinya atau Si...