Saat jam istirahat, kantin memang selalu penuh seperti sekarang ini. Aku dan Niken sedang asyik fangirling-an. Membahas tipe cowok yang disukai dari mulai yang pinter, kece, dan apalah.
Kak Arsen dan Bian tak luput dari perbincangan kami. Aku yang keukeuh membela Kak Arsen dan Niken yang lebih mendukung Bian. Nih anak kenapa sebenernya?
"Jelas-jelas Kak Arsen itu baik banget, Ken. Apaan coba si Bian yang kerjanya cari ribut mulu sama gue."
"Gitu-gitu juga dia pinter, Nay dan banyak yang ngejar-ngejarkan?"
"Pinter sih iyah, bolos jam pelajaran juga iyah," jawabku santai seraya menyesap cappucino favoritku.
"Susah yah ngeyakinin lo kalo si Bian itu pasti juga punya sisi baik yang mungkin lo gak tau."
"Terserah. Kenapa sih lo muji-muji tuh orang? Atau jangan-jangan lo suka sama dia, hah?"
Tuduhanku tadi langsung membuatnya tersedak milk shake yang sedang diseruputnya dan membuatnya sedikit gelagapan.
"Ehh apaan, eng-gak kok."
Aku menyipitkan mataku menatapnya dan dia malah menunduk, kembali fokus menyesap milk shake-nya."Ehh Nay cincin lo lucu deh."
Pandangannya kini beralih kepada sebuah cincin berlian sederhana yang melingkar manis di jari manis tangan kiriku.
Ahh sial! gue lupa lepas nih cincin. Batinku.
"Lo beli di mana Nay? Kayanya gue suka deh."
"E-ehh i-ini oleh-oleh dari bokap gue," kataku sedikit gelagapan.
Sekarang giliran Niken yang mengernyitkan keningnya seperti ingin berkata 'Kok lo gugup?' Dan yah jangan sampai dia bertanya seperti itu atau aku akan benar-benar semakin gugup.
"Ohh."
Aku menghela nafas lega, untunglah Niken hanya ber'oh ria menanggapinya. Selamat.
***
Bel pulang sekolah pun akhirnya menyuarakan diri. Semua murid langsung berhambur ke luar kelas mereka untuk berlomba kembali ke rumahnya masing-masing. Termasuk Aku dan Niken."Nay, gue ke rumah lo yah. Kita ngerjain biologi bareng," ajak Niken.
Aku membeku. Niken ke rumah? Bagaimana kalo dia tau soal Aku dan Bian yang sudah menikah? Bagaimana kalo dia melihat foto-foto wedding di rumah? Bagaimana kalo tiba-tiba Bian datang dan ketemu sama Niken? Dan masih banyak lagi pertanyaan 'Bagaimana' di pikiranku.
"Woyy... kok diam sih?" Niken menyenggol bahuku dan langsung membuatku tersadar dari alam bawah sadarku?
"E-ehh i-itu Ken...," kataku terputus-putus dan bingung harus beralasan apa.
"Itu apa?" tanyanya dengan kening berkerut.
"Ohh i-iyah, gue disuruh ke rumah Tante Andin buat jagain Aldi," alibiku dengan susah payah dan syukurlah Niken percaya.
"Ya udah kalo gitu gue pulang duluan deh yah, bye."
Saat Niken sudah menjauh dan hilang ditelan bumi, maksudku sudah tidak terlihat, Aku pun membuang nafas lega.
"Syukur deh tuh anak percaya," gumamku pelan.
"Syukur apa?" tanya seseorang di belakangku dan itu seperti suara...
"Kak Arsen?!" Kataku sedikit kaget. Mau gak kaget gimana tiba-tiba nih cowok udah nongol di belakang. Kebiasaan.
"Maaf kalo kamu kaget," katanya dengan ekspresi bersalah yang terukir di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple [Completed]
RomansCoba kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kita dinikahkan tanpa persetujuan kita. Terlebih dengan orang yang sangat kita benci dan tidak kita harapkan keberadaannya. Dan ditambah dengan usia kita yang masih duduk dibangku SMA. Itulah yang sedang...