YC. 36 END

104K 4.4K 138
                                    

Nayla's POV

Hampir satu bulan sejak kecelakaan itu Bian sama sekali belum sadarkan diri. Entah apa yang membuatnya hingga sekarang belum juga sadar, dokter mengatakan benturan di kepalanya cukup keras hingga membuatnya belum juga sadarkan diri hingga saat ini. Aku sama sekali tidak mengerti dan tidak ingin mengerti tentang itu, yang aku ingin sekarang adalah Bian sadar dan kembali seperti semula. Sebenarnya keadaan Bian sudah mulai membaik, hanya saja dia belum juga siuman. Aku tidak ingin melihatnya terus seperti ini, terbaring di atas tempat tidur seperti sekarang, aku ingin Bianku yang seperti dulu, selalu mengangguku. Aku merindukannya.

Aku membencinya, ya, orang yang telah membuat Bian menjadi seperti ini aku benar-benar membencinya. Kalian tau siapa? Viola, dia yang telah melakukannya, harusnya itu mengenaiku, jika saja Bian tidak datang dan mendorongku menjauh dan malah membuat dirinyalah yang celaka. Dua hari yang lalu, kakak tirinya yang juga adalah mantan pacar Bian datang dan menjelaskan semuanya. Meminta maaf juga memastikan jika Viola tidak akan pernah menganggu aku dan Bian lagi, semoga. Jika tidak mungkin aku yang akan membuat Viola celaka seperti yang dilakukannya pada Bian.

Lusa aku sudah mulai masuk sekolah dengan status siswi kelas 12, dan ya semua anak kelasku sekarang sudah tahu hubunganku dengan Bian, dan aku rasa itu baik-baik saja.

"Nay, gue pulang dulu yah, nanti gue balik lagi ke sini buat temenin lo, dan bilang sama Tante Alya kalo gue pamit pulang dan ninggalin lo sendiri dulu di sini," kata Niken setelah hampir seharian menemaniku.

Aku mengangguk dan tersenyum padanya, "Makasih Ken, lo emang sahabat baik gue, makasih buat semunya."

"Gpp, lo gak perlu bilang makasih kali, kita kan sahabat. Kalo gitu gue duluan yah, Nay, Assalamu'alaikum," kata Niken dan berlalu pergi meninggalkan ruangan di mana Bian dirawat.

Sekarang hanya tinggal aku sendiri yang ada di ruangan ini, menemani Bian yang masih juga belum sadar hingga saat ini. Ada lumayan banyak peralatan medis yang menempel di tubuhnya, membuatku sedikit risih dan merasa khawatir padanya. Aku benci melihatnya seperti ini, lebih baik Bian terus mengoda dan menggangguku dari pada diam dan berbaring seperti ini.

"Yan, bangun dong, apa lo gak kangen buat gangguin gue, ngegodain gue. Sampai kapan lo mau kaya gini sih. Lusa kita udah masuk sekolah, Yan, kita bakal punya junior baru juga di sekolah, apa lo gak bakal godain mereka? Atau tebar pesona gitu sama cewek-ceweknya. Oh iyah, kok gue baru tau yah kalo lo itu suka sama lavender, kenapa lo gak pernah bilang sama gue? Gue juga suka sama bunga itu, lucu. Dan ya, lo itu emang benar-benar aneh tau gak, semua yang lo lakuin itu selalu aneh, apalagi yang kejutan itu, tapi gue suka. Makasih banget buat kalungnya, gue udah pake kalungnya, bagus gak sih?" kataku sambil memperlihatkan kalung dengan liontin bintang pemberian Bian itu padanya. Namun, percuma saja, toh Bian juga tidak melihatnya dan tidak akan menjawabnya meskipun aku bercerita panjang lebar padanya.

Ponselku bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk di sana. Mama.

"Nay, Mama di depan Rumah Sakit bareng Vian, bantuin Mama buat bawain barang-barang di sini,"

Aku segera berdiri untuk menemui Mamaku di depan. Memang tidak aneh jika Mama pasti akan meminta bantuanku untuk membawakan barang bawaannya yang dapat dikatakan cukup berlebihan. Dia selalu membuat banyak makanan dan membawa berbagai camilan, katanya agar aku tidak bosan di sini, meskipun kadang makanannya akan terabaikan karena aku yang tidak selera untuk makan. Mama memang selalu seperti itu.

"Yan gue ke depan dulu yah, ada Mama sama Vian di bawah. I love you," kataku seraya berbisik pada Bian, dan untuk kalimat terakhirnya, itu keluar begitu saja dari mulutku.

Saat aku akan melangkah dari sana, tiba-tiba seseorang menahan tanganku. Aku berbalik dan mendapati Bian sedang mengenggam tanganku, dan beberapa detik kemudian dia sudah menarikku ke dalam pelukannya. "I love you too," bisik Bian di telinggaku yang langsung membuat jantungku berpacu lebih cepat dan juga membuatku terdiam.

Young Couple [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang