"Nay, Tante nitip Aldi yah besok sehari sama kamu, Tante lagi ada acara mendadak dan om Alfi lagi sibuk di kantor."
Begitulah isi pesan singkat Tante Andin di telepon semalam, dan ya pagi-pagi sekali dia sudah datang ke rumah untuk menitipkan Aldi. Padahal saat itu aku masih tertidur pulas di ruang tengah bersama Bian. Entahlah semalam mungkin aku tertidur di sini. Dan itu sukses membangunkan tidur nyenyakku.
"Bang, bangun! Bangun woyy... anterin gue ke sekolah!" teriak Vian tepat di telinga Bian yang masih tertidur di atas meja dengan buku-buku yang masih berserakan di sana. sementara aku sedang duduk di sofa bersama Aldi yang baru saja diantarkan oleh Tante Andin tadi. Dia mengantarkan Aldi dan langsung pergi begitu saja.
"Bangun woyy!!!" teriak Vian-lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya dan langsung membuat Bian gelagapan dengan muka bantalnya. Aku terkekeh melihatnya dan begitupun dengan Aldi yang terlihat gemas sendiri melihat mereka.
"Apaan sih?!" tanya Bian yang merasa tidurnya terganggu oleh adiknya tersebut.
"Anter gue ke sekolahlah, Bang, emang apaan lagi. Cepetan mandi gih, gue telat," kata Vian dengan seenaknya memerintah pada Bian yang notabene berstatus kakaknya.
"Ribet banget sih lo!" Bian bangkit dari posisinya bersiap untuk membersihkan dirinya di kamar mandi.
"Itu siapa, Nay?" tanya Bian padaku yang sedang asyik dengan seorang anak laki-laki berumur sekitar 1 tahunan di pangkuanku.
"Anak gue!" kataku cuek, tanpa peduli dengan ekspresi Bian yang mendadak berubah menjadi shock berat.
"Anak lo? Sejak kapan lo punya anak? Kita belum pernah ngadain acara bed scene deh, kok bisa?" tanya Bian polos yang langsung membuatku tersedak air yang baru saja aku minum.
Dan Vian tampak terlihat bingung dengan apa yang dibicarakan kakaknya itu, semoga dia tidak mengerti maksudnya.
"Omes lo! Dipikir gue mau apa sama lo, ogah! Mending cepet gih anterin tuh si Vian, kasian juga dia nungguin lo," jawabku mengalihkan pembicaraan.
Dengan sedikit malas akhirnya Bian menuju kamar mandi dan segera merapikan dirinya.
***
Sepulang dari mengantar Vian ke sekolahnya, Bian langsung stand by di depan televisi menonton berita tentang olahraga. Sementara aku masih sibuk dengan Aldi yang sedang asyik dengan beberapa mainan di sekelilingnya. Di atas meja, buku bekas semalam masih berserakan. Bi Imas juga sedang tidak ada di rumah hari ini, dia pergi bersama Tante Andin tadi untuk membantunya."Yan, Lo jagain dulu Aldi yah, gue mau mandi," kataku seraya menyerahkan Aldi di pangkuannya.
"Kok? Ehh, Nay, gue gak ngerti caranya, kalo dia nangis gimana?" tanya Bian gelagapan karena aku langsung meninggalkan Aldi begitu saja di pangkuannya tersebut.
"Tinggal jagain aja, ribet amat elah. Gimana kalo lo punya anak coba," kataku cuek seraya mengambil handuk di jemuran kecil yang ada di dekat dapur.
"Emang lo mau punya anak dari gue?" goda Bian yang kembali membuatku hampir tersedak tanpa sebab.
"Tau ahh gue pusing ngomong sama lo,"
Beberapa menit berlalu, sepertinya Aldi tidak begitu bermasalah dititipkan bersama Bian, buktinya aku beberapa kali mendengar tawa kecilnya dari kamar mandi yang memang tidak begitu jauh dari ruang tengah.
Tak butuh waktu terlalu lama, aku sudah siap dengan penampilan yang terlihat lebih segar dari sebelumnya untuk bermain dengan Aldi. Saat aku kembali untuk mengambil Aldi dari Bian, ternyata mereka tidak ada di tempat semula. Hanya tinggal mainan-mainan Aldi yang berserakan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple [Completed]
RomanceCoba kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kita dinikahkan tanpa persetujuan kita. Terlebih dengan orang yang sangat kita benci dan tidak kita harapkan keberadaannya. Dan ditambah dengan usia kita yang masih duduk dibangku SMA. Itulah yang sedang...