Bian sudah diperbolehkan pulang sejak hari itu juga, dan sejak saat itu juga dia menjadi super menyebalkan. Ditambah dengan mood-ku yang masih sedikit kacau karena melihanya sedang beduaan bersama mantan pacarnya, You know-lah Viola.
"Nay, ambilin buku gue yang ada di nakas deket lo itu dong," perintah Bian yang entah sudah keberapa kalinya dia ajukan padaku dan sudah pasti kuabaikan.
"Ambil sendiri kenapa, ganggu aja lo!" Aku lebih memilih sibuk dengan buku dan ponselku di atas tempat tidur dari pada melakukan perintahnya.
Dia mendengus seraya mengambil buku yang di maksudnya tadi. Kalo bisa ngambil sendiri ngapain juga nyuruh-nyuruh. Aneh!
"Nay, duit gue mana?" tanya Bian dendan tangan yang terulur di depanku.
Aku menyimpan buku Biologi yang tadi sedang aku baca dan beralih menatapnya, "Duit apa?" tanyaku bingung.
"Duit gue yang lo pake buat beli KFC tadi siang, elah masa lupa. Atau jangan-jangan lo beneran pikun yah?" Dia kini menatapku serius, seakan mencari keanehan pada diriku atau lebih tepatnya wajahku.
"Abis," jawabku polos tanpa peduli dengan ekspresi Bian yang seperti hendak menelanku hidup-hidup.
"Maksud lo abis?"
"Ya, abis!"
"Kok bisa? Trus makanannya buat gue mana?"
"Abis juga," jawabku cuek dan sudah kembali mengalihkan pandangan pada buku Biologi yang ada di depanku.
"Lo beli apaan aja emang?"
"Kepo banget!"
"Itu duit gue, ya suka-suka gue dong kalo gue mau tanya ke mana abisnya ntuh duit."
"Hmm... gue cuma beli Fried Chiken sama nasinya dua, French Fries Largenya dua, Burger, Chery Float dua, sama Soup pesanan lo satu. Udah itu doang, trus sisanya gue pake buat beli jajanan yang lain," jawabku mengabsen menu yang tadi aku beli.
"Kok banyak banget? Trus lo abisin semuanya sendiri?" tanyanya penasaran.
"Kalo iyah kenapa? Masalah? Lagian suruh siapa lo malah berduaan sama si Viola dan pake acara suap-suapan segala? Untungnya ada Kak Arsen yang bantuin ngabisin tuh makanan, trus sisanya gue bagiin sama suster di Rumah sakit aja deh," jawabku sedikit sewot mengingat acara sok romantis Bian dengan Viola.
"Kenapa? lo cemburu?" tanyanya yang langsung membuat pipiku mendadak panas dan nafasku tercekat. Cemburu?
"Ngapain juga cemburuin lo sama si Viola, males banget!"
"Trus tadi kenapa lo sewot?" tanyanya dengan seringai jahil karena telah berhasil menjebakku.
"Sewot? Masa sih? Perasaan biasa aja deh," jawabku masih dengan pandangan tetap pada buku di depanku.
Dia malah bergumam dan mengangguk-anggukan kepalanya, dan itu membuat konsentrasiku semakin kacau, ditambah dengan pipiku yang rasanya semakin memanas dan jantungku juga tiba-tiba berdetak tidak karuan.
"Tadi lo ketemu si Arsen?" tanyanya, kali ini tidak begitu terdengar menyebalkan.
"Kenapa emang?" kataku balik bertanya, untunglah Bian mengalihkan pembicaraan dan itu berhasil membuatku menormalkan apa yang terjadi tadi, jika dia terus memperpanjang masalah tadi, entah apa yang akan terjadi denganku.
"Ya gpp sih, cuma ngapain tuh anak ke sana? Atau jangan-jangan dia nguntit lo ya?!" tuduhnya dengan sorot mata penuh kecurigaan.
"Ngapain juga dia nguntit gue! kurang kerjaan banget," kataku cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple [Completed]
RomanceCoba kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kita dinikahkan tanpa persetujuan kita. Terlebih dengan orang yang sangat kita benci dan tidak kita harapkan keberadaannya. Dan ditambah dengan usia kita yang masih duduk dibangku SMA. Itulah yang sedang...