YC. 14

69K 3.8K 23
                                    

Bian's POV

Aku menghentikan laju motorku tepat setelah kulihat sebuah motor Ninja biru melaju dan menghilang di balik belokan. Tepat di depan pagar rumah itu, Nayla sedang tersenyum dan saat tatapannya bertemu denganku dia berubah menatapku tajam. Why?

"Siapa?" tanyaku pada Nayla yang hendak masuk ke dalam.

Dia menatapku sengit bak seekor singa yang siap menyantapku hidup-hidup. Terlalu sadis memang, tapi biarlah.

"Bukan urusan lo," jawabnya dan segera melanjutkan langkahnya masuk ke dalam sebuah rumah bergaya minimalis dengan dua lantai yang cukup besar.

Aku mengikutinya dari belakang mengunakan motorku dan memarkirkannya di garasi.

"Arsen?" tebakku saat kami sudah ada di dalam rumah.

"Hmm..." Dia hanya bergumam menanggapinya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Tuh bocah kenapa? Tadi senyum-senyum sekarang diam-diam gak jelas. Lagi PMS?

***
"Seneng yah yang tadi pulang dianter gebetannya," godaku pada Nayla yang sedang asyik dengan ponselnya.

"Bodo amat," jawabnya cuek dan tanpa menoleh sama sekali ke arahku.

"Cuek amat!"

"Suka-suka gue, kenapa? Lo cemburu hah?!" tuduhnya dengan semangat empat lima.

Apa? Cemburu? Gak itu gak mungkin, ngapain juga cemburu.

"Sorry-sorry aja kali yah, gue gak akan cemburu sama, lo," jawabku jual mahal.

"Udah deh ngaku aja, lo pasti cemburu kan? Jangan boong, gue tau kok gue cantik makannya lo cemburu. Yah 'Kan?" tanyanya seraya mengerlingkan mata genit?

"Kagak!" jawabku dengan penuh penekanan dan memilih kembali fokus dengan buku yang tadi aku pegang.

"Masa?"

"Serah!"

"Gak percaya!"

"Ya udah!"

"Gak mau udah."

"Harus mau!"

"Enggak!"

"Harus!"

"Enggak!"

"Ok stop! Ngapain juga kita debatin ginian. Mending gini aja, kita buat perjanjian?" usulnya mengakhiri perdebatin singkat tadi.

"Maksud lo?" tanyaku yang masih bingung dengan maksud dan tujuannya?

"Jadi gini, kita buat perjanjian siapa yang jatuh cinta lebih dulu -diantara kita- dia kalah," Katanya seraya menjentikan jari.

"Trus?"

"Ya terus yang kalah harus turutin semua kemauan dari yang menang," jawabnya cuek.

"Udah gitu?"

"Gini,"

"Bukan itu bego, maksud gue trus apa yang bakal lo lakuin kalo misalnya lo ngakuin cinta sama gue--" Belum selesai aku mengajukan pertanyaanku dia sudah memotongnya.

"Garis bawahi kalo Gue gak akan cinta sama lo!"

"Iyah serah lo deh,"

Nayla tampak berpikir sebelum akhirnya dia angkat bicara kembali. "Pokoknya yang kalah atau jatuh cinta duluan dia harus turutin semua kemauan dari pemenangnya, apapun itu, bahkan jika misalnya gue minta lo putusin gue, jangan ganggu gue dan hal lainnya lo harus turutin itu semua," katanya dengan penuh percaya diri.

Young Couple [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang