Vertigo, Roller couster, Giant swing, Car racing, Negeri Raksasa dan mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa banyak wahana yang sudah kucoba bersama Bian.
Kulirik Bian yang sepertinya sudah sedikit lelah mengikutiku ke sana-ke mari.
"Makan yuk!" ajaknya dan langsung kuangguki dengan penuh semangat.
Kami memasuki sebuah tempat makan yang terletak di sebelah kanan Giant swing yang terlihat cukup ramai.
Semua yang ada di sana kini menoleh ke arah kami, lebih tepatnya Bian. Seakan terpesona dengan ketampanannya, mereka terus saja memperhatikan Bian ke mana pun dia melangkah dan menatapku seolah bertanya 'siapa tuh cewek?' atau apalah.
Tak heran memang sejak kami masuk dan mencoba banyak wahana Bian tak luput dari incaran berpasang-pasang mata kaum hawa di sini dan aku akan kebagian tatapan remeh mereka. Menyebalkan.
Kuakui dengan tubuh tinggi, kulit kuning langsatnya, iris mata cokelat, hidung mancung dan ditambah dengan lesung pipit di pipi kanannya yang akan sangat terlihat jelas saat dia tersenyum membuat Bian memang sangat tampan dan keren, tapi jika kalian tau seberapa jail dan menyebalkannya dia. Mungkin kalian akan merasa Ilfeel, belum lagi sifat playernya, tapi entah kenapa sejak awal semester 2 kemarin atau lebih tepatnya saat terakhir Bian memutuskan Viola aku sama sekali tidak mendengar Bian jadian, putus atau bahkan dekat lagi dengan perempuan mana pun, selain aku tentunya. Tapi akhir-akhir ini kulihat Niken dan Bian sangat dekat. Ada apa sebenarnya dengan mereka?
"Pesan apa?" tanyanya.
"Apa aja deh yang penting enak, kalo ada bakso aja deh."
"Tadi apa aja, tapi ujung-ujungnya minta bakso, plin-plan," dengus Bian sebelum akhirnya melangkah menuju tempat pemesanan.
Seperti yang sudah kukatakan banyak kaum hawa yang menatap Bian buas dan sekarang mereka mencoba mendekatinya dengan alasan juga memesan makanan. Bahkan ada yang sampai meminta foto bersamanya?
Aku menjatuhkan diriku ke sandaran kursi yang aku duduki. Kesal melihat tingkah Bian yang sok ngartis dan cewek-cewek alay yang menggodanya. Kenapa aku merasa kesal melihat Bian dikerumuni cewek-cewek seperti itu? Bukankah Bian memang selalu seperti itu atau dapat dikatakan most wanted di mana pun dia berada?
"Lama yah?" Bian kini sudah duduk di depanku dengan sebuah nampan berisi 2 mangkuk bakso dan 2 botol soft drink.
"Banget," jawabku ketus dan mengambil semangkuk bakso di nampan tadi.
"Kenapa?" tanyannya bingung dengan perubahan sikapku yang menjadi ketus.
"Sok ngartis!" kataku dengan sarkas dan malah mengundang gelak tawa darinya.
Kualihkan pandanganku dari mangkuk bakso di depanku dan menatap Bian dengan dahi berkerut.
"Kok ketawa?"
"Lo lucu, kalo cemburu bilang aja kali Nay, gak usah sok ngambek gitu," katanya dengan gerlingan jahil.
Apa? Cemburu? Sama Bian? Gara-gara apa? Cewek-cewek tadi? Kok bisa? Gak mungkin?!
"Tenang aja Nay, gue gak akan selingkuh dari istri gue yang nyebelin ini kok," katanya seraya membisikan kata 'istri' tepat di telingaku.
Mataku membulat sempurna mendengarnya, "Ge-er lo!"
Aku kembali melanjutkan makanku dan memilih menghiraukannya yang masih asyik menertawaiku.
***
Tidak terasa malam sudah semakin larut, terlebih ini di dalam ruangan, sehingga aku tidak tau bagaimana keadaan di luar sana dan waktu rasanya berjalan sangat cepat, jam saat ini sudah menunjukan pukul setengah sembilan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple [Completed]
RomanceCoba kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kita dinikahkan tanpa persetujuan kita. Terlebih dengan orang yang sangat kita benci dan tidak kita harapkan keberadaannya. Dan ditambah dengan usia kita yang masih duduk dibangku SMA. Itulah yang sedang...