Setelah menemui Niken, ternyata Bian dilarikan ke rumah sakit karena lengan kanannya cedera akibat dihadang oleh Regan yang bermain kasar tadi. Niken juga memberitahuku bahwa sejak babak kedua tadi Bian memang sedikit tidak fokus dan berakhir seperti sekarang ini.
Aku baru ingat jika SMA Cendana dengan SMA Cendrawasih adalah dua SMA yang selalu bersaing ketat dalam kategori basket. Begitupun dengan kapten tim SMA Cendrawasih yang sangat ambisius dan dapat melakukan apapun agar dapat memenangkan sebuah pertandingan. Termasuk adu fisik seperti tadi.
"Bian di Rumah sakit mana, Ken?"
"Rumah sakit Central Medika kalo gak salah. Lo mau ke sana? Hmm... tumben," tanyanya dengan tatapan curiga.
"Nggaklah ngapain juga gue ke sana. Males gue," alibiku yang sebenarnya khawatir dan ingin segera menemui Bian.
Aku juga bingung dengan perasaanku, kenapa tiba-tiba aku bisa mengkhawatirkannya seperti ini.
"Mau ke sana juga gpp kali, Nay. Musuh lo juga manusia, tengokin gih kasian," goda Niken yang langsung mendapat pelotatan dariku.
***
Sepulang sekolah Aku dilanda dilema yang cukup dahsyat antara memilih untuk melihat keadaan Bian atau mengabaikannya, tapi bagaimana pun juga aku harus melihatnya bukan?Dengan keraguan hati yang melanda, ok itu lebay! Kuputuskan untuk menuju Rumah sakit Central Medika di mana Bian di rawat. Satu yang menjadi ke khawatiranku, bagaimana jika teman-temannya sedang ada di sana dan melihatku datang? Akan menjadi masalah besar nanti.
"Kamar Anggrek, no. 295," ucap sang perawat saat aku menanyakan ruangan Bian.
"Terima kasih."
Kulihat sekeliling kamar yang kulalui, langkahku sedikit terhenti saat melihat ruangan bayi. Ada sekitar 5 bayi di dalam sana, lucu dan menggemaskan. Ahh, aku menyukainya, ingin sekali rasanya aku mengendong mereka.
Anggrek 295
Mataku langsung tertuju pada sebuah ruangan tepat di depanku. Di pintu tersebut jelas tertera nama ruangan dan nomor yang sebelumnya diucapkan perawat tadi dan itu artinya Bian ada di dalam.
Pintu terbuka dan aku langsung segera membalikan badan menyembunyikan wajahku, jika saja itu adalah teman Bian yang juga mengenaliku.
Hembusan nafas lega langsung meringankanku, ternyata yang baru saja ke luar itu adalah seorang perawat.
Dengan cuek dan rasa gengsi yang kutinggalkan sementara di luar, akhirnya aku memasuki ruang di mana Bian berada.
Ketika aku memasuki ruangannya dia langsung menatapku bingung. Ekor matanya terus mengikuti arah pergerakanku yang masuk seenaknya dan duduk begitu saja.
Dapat kulihat tangan kanannya kini mengantung di depan dadanya bak seorang ibu yang sedang mengendong bayinya. Cukup lucu menurutku.
"Lo gpp?" tanyaku tanpa menengok ke arahnya dan memilih menyalakan televisi di depanku.
"Lo nanya ke gue?" tanyanya balik disertai kekehan di sana. "Tumben banget, kesambet apa lo tadi, Nay?"
Bego banget sih lo Nay, bisa-bisanya nanya begitu. Tuh kan malah lo yang ribet gini. Batinku.
"Orang nanya malah diketawain, diam digangguin, marah diketawain juga. Mau lo apa sih?"
"Liat lo kesal kaya gitu, itu lucu banget, sumpah!" Kini dia sudah mulai kembali terkekeh. Ini semua salahku, untuk apa juga aku datang kemari.
"Serah lo deh!" Aku memilih mengacuhkannya dan kembali asyik menonton kartun favoritku, Tom&Jerry. Mungkin kartun ini juga mengambarkanku dengan Bian yang tak ada habisnya jika bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple [Completed]
RomanceCoba kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kita dinikahkan tanpa persetujuan kita. Terlebih dengan orang yang sangat kita benci dan tidak kita harapkan keberadaannya. Dan ditambah dengan usia kita yang masih duduk dibangku SMA. Itulah yang sedang...