"Ken, salah gak sih kalo gue suka sama Bian?" tanyaku dan membuat Niken spontan menegok ke arahku saat sebelumnya dia hampir saja tersedak karena mendengar pertanyaanku tadi.
"Maksud lo, Nay?" tanya Niken seperti memastikan bahwa apa yang didengarnya tadi tidak salah.
"Salah gak sih kalo gue suka sama Bian?" ulangku dengan sedikit penekanan, namun tidak terlalu kencang tentunya.
"Okk, tunggu-tunggu," jawab Niken sambil dengan melakukan gerakan-gerakan aneh untuk menjernihkan pikirannya, mungkin? Entahlah sebenarnya dia itu kenapa atau aku yang sebenarnya kenapa?
"Kenapa mesti salah, Nay? Itu hak lo buat jatuh cinta sama dia, cinta sama seseorang itu gak ada yang salah, sekalipun dia itu orang yang sangat lo benci atau mungkin yang selalu buat lo kesal dan lain sebagainya, tapi mau gimana lagi, namanya juga cinta?!"
"Tapi Ken, gue masih belum yakin deh," kataku ragu.
"Hmm...," gumam Niken seakan bertanya alasan dari ketidak yakinanku itu.
"Gue cuma masih bingung aja," jawabku yang hanya mendapat anggukan darinya.
"Tunggu aja, lo cuma butuh waktu buat nemuin jawabannya kok dan yang terpenting lo harus ngertiin perasaan lo sendiri, Nay," kata Niken yang hanya mendapat anggukan ragu dariku.
Ngertiin perasaan? Bian? Cinta?
***
"Tumben lo rajin, Nay," seru Bian yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengunakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya dan sebuah handuk kecil lainnya yang di sampirkannya di atas rambutnya yang basah.Aroma mintnya dan juga penampilannya saat ini membuatku merasa de ja vu. Bukan, ini memang bukan de ja vu, aku memang pernah melihatnya saat pertama kali Bian masuk kamar ini dan keluar dari kamar mandi tersebut, dan aroma mint ini mengingatkanku tentang first kiss yang dilakukannya tepat di depan banyak orang di Trans Studio waktu itu. Ya, aku benar-benar masih mengingatnya dengan jelas, dan kejadian itu kembali berputar di kelapaku.
"Lo liatin apaan, Nay?" tanya Bian yang tiba-tiba saja sudah ada di depanku dengan jarak wajahnya yang sangat dekat dan tepat di depanku, membuatku langsung terlonjak kaget dan refleks mundur. Hampir saja aku terjatuh dari ujung tempat tidur, jika Bian tidak segera menahanku tadi.
Degg...
Bian menahan tanganku dan menarikku menjauh dari ujung tempat tidur mendekat padanya. Tiba-tiba saja detak jantungku berpacu menjadi lebih cepat setelahnya.
Aku melepaskan tangan Bian yang masih mencengkram tanganku, membuatnya sedikit keheranan. "Kenapa, Nay? Lo gpp kan?" tanya Bian khawatir, karena mungkin ekspresiku saat ini sangat terlihat shock.
"Ng... gak apa-apa kok," jawabku gugup dan sedikit salah tingkah.
"Tumben banget lo baca buku banyak kaya gitu, Nay?" tanya Bian mengalihkan pembicaraan, seakan mengerti kegugupanku.
"Bentar lagi Ukk, gue gak mau nilai gue jelek mulu," jawabku senormal mungkin. Semoga.
"Gue bantuin gimana?" tawar Bian semangat.
"Ogah, yang ada lo minta syarat yang aneh-aneh lagi, kaya waktu itu,"
"Gak akan."
"Gak usah, makasih," jawabku dengan penuh penekanan di setiap katanya.
"Nay," panggil Bian yang hanya ku balas dengan gumaman.
"Udah berapa bulan gue tidur mulu di sofa?" tanya Bian yang membuatku langsung mengalihkan pandanganku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple [Completed]
RomansaCoba kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kita dinikahkan tanpa persetujuan kita. Terlebih dengan orang yang sangat kita benci dan tidak kita harapkan keberadaannya. Dan ditambah dengan usia kita yang masih duduk dibangku SMA. Itulah yang sedang...