Stone Cold by Demi Lovato➡
•
Seribu pertanyaan muncul dibenakku. Kurang lebih seperti ini:
Untuk apa Naruto-kun memohon padaku untuk bertemu dengannya ditaman ini lagi?
Terselip sebuah harapan mustahil ketika aku memikirkan jawaban dari pertanyaan itu. Aku harusnya ingat, jangan terlalu berharap banyak pada senpaiku ini. Pasti ada jawaban dari semua ini.
Ada satu; Naruto-kun menyuruhku kemari, hanya untuk membantunya membuat kejutan romantis untuk Sakura. Yaitu, mengungkapkan perasaannya secara romantis.
Benar-benar tak dapat kujelaskan bagaimana kelangsungan acara yang mencabik-cabik hatiku. Tapi yang pasti, mereka telah menjadi sepasang kekasih sekarang.
Kuamati kemesraan mereka berdua dibalik semak dibelakang mereka. Sedari tadi, tak ada yang dapat kulakukan selain menahan isakan yang memberatkan dadaku.
Sebenarnya aku sudah menolak mentah-mentah permintaan Naruto-kun, tapi aku terlalu lemah jika berhadapan dengan puppy eyes yang ditampilkan mata sebiru lautannya. Mati-matian menjaga bibirku agar terus tertutup.
Aku harusnya pergi saat mereka mulai berciuman didepan mataku sekarang. Namun, entah mengapa semua itu terasa terlambat.
Naruto-kun pasti sadar aku berada dibawah sini. Sedangkan Sakura? Tidak.
Duduk berdua diatas bangku taman dan aku menahan jeritan dibelakangnya. Terasa sempurna untuk menutupi patah hati yang sedang kurasakan.
Mereka telah bersatu secara romantis. Lalu aku dibalik semak belukar ini, berlinang air mata.
Perasaanku sungguh hancur dan serpihannya terbuang sia-sia. Naruto-kun takkan pernah sadar akan perasaan tulusku hanya untuknya. Hanya untuknya.
Pipiku terbasahi oleh cairan bening bukan karena kejadian romantis didepanku ini. Tapi, karena... Tak bisa kugambarkan.
Semua terasa perih dan aku kehilangan kepercayaanku. Percaya bahwa Naruto-kun akan menjadi milikku keesokan harinya.
Konyol, bukan? Tapi miris sekali. Sampai kapanpun dia takkan menjadi milikku. Dan harus selalu kusimpan walau itu takkan menghasilkan apapun.
Meskipun begitu, aku bahagia jika Naruto-kun bahagia. Bersama Sakura, tentunya.
Bisakah seseorang membawaku keluar dari situasi yang rumit ini?
"Sakura-chan, aku menyiapkan semua ini dengan bantuan dari orang yang special. Hinata..."
Untuk apa dia memanggil namaku? Bukankah semua sudah selesai?
Dengan cepat, aku menghapus air mata lalu bangkit dari balik semak.
Kemudian, aku menunjukkan senyum terbaikku dibalik kemirisanku dihadapan mereka.
"Umm.. H-hai! Selamat ya untuk kalian berdua. Berbahagialah.. Kalian s-sangat s-serasi!!" Hinata kuat. Jangan ada setetes pun kepedihan jatuh dan mengacaukan semuanya.
"Tapi, Hinata--"
"A-aku harus pulang! Jadi... Semoga langgeng ya."Aku terburu-buru keluar dari area tak nyaman itu disaat Sakura hampir menggapaiku. Berlari. Ya, dengan lavenderku yang mulai menumpahkan kesedihannya lagi.
Ingin rasanya meluapkan semuanya pada seorang sahabat. Kiba? Dia telah bahagia di negeri orang, kurasa. Shino? Tak mungkin. Dia punya masalah yang lebih serius daripada aku.
Hasilnya, aku harus mengubur semua ini dalam pikiran dan hatiku. Melewati hari-hariku besok seperti tidak ada masalah dalam kehidupanku. Selalu berharap kebahagian telah melangkah kearahku.
Tentu, aku masih percaya pada kebahagiaan. Kebahagiaan akan datang jika aku sabar menunggunya.
Lalu, aku bisa tersenyum jelas dan ikhlas.
•
•
•
•
•TBC..•
Maafkan keabalan ff ini dan keanehan authornya yg imut :)). Vomments selalu gue tunggu kok;).ADAKAH SASUSAKU SHIPPER DISINI? GUE BARU AJA NERBITIN ONESHOT SASUSAKU LHO! JUDULNYA"The Sweetest Dream". YG BERMINAT BACA, BISA CEK PROFILE GUE YAAA:*
Love,
-Author ga danta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story
Fanfiction"Harusnya aku sadari semua sebelumnya." ___ Disclaimer: Masashi Kishimoto. Naruhina Fanfic. Hope u like it:)).