# 22

3.4K 226 8
                                    

"Aku Ino," gadis pirang itu pun nampak menoleh pada teman-temannya. "Ini Tenten dan Temari. Maaf mengganggumu, kami kesini berniat membicarakan sesuatu padamu." serunya terdengar serius.

"Baiklah, apa ada sesuatu yang salah dariku?" tanyaku berusaha tenang.

Tenten menajamkan pandangannya kearahku. "Mengenai perasaanmu pada kekasih Sakura."

Bagaimana mereka tahu?

Ya, aku tahu hati ini telah memilih seseorang yang salah. Tapi, aku sudah memelihara perasaan ini sudah terlalu lama. Sejak Sakura belum menginjakkan kaki disekolah ini. Entah aku yang belum beruntung atau Naruto-kun yang tak juga menyadari rasaku, aku menjadi tersingkir.

Dan sepertinya, urusanku dengan gadis-gadis ini akan begitu panjang. Karena mereka telah mengetahuinya.

"Tak usah terkejut." pekik Temari santai.

"Sebenarnya kami mengetahui semuanya dari Sakura-chan. Dia bilang sikapmu pada kekasihnya telah melewati batas." sahut Tenten.

Apa? Maksudnya sikapku selama ini telah melewati batas? Kami hanya berhubungan lewat BBM, sms lalu bertelponan sebagai adik dan kakak. Bahkan semua itu sudah jarang sekali dilakukan karena Naruto-kun lebih mementingkan kekasih barunya. Apa mereka kemari hanya untuk mengancamku?

Lalu, apa urusannya dengan mereka?

Mendadak, tangan Ino telah berada diatas pundakku, "Ya, benar. Kami kesini atas permintaan Forehead--maksudku Sakura." ujarnya sambil tersenyum.

Jujur, aku makin tak mengerti dengan semua ini.

"Perasaanmu sudah terlalu lama dipendam, ya?" tanya Tenten secara tiba-tiba.

Pipiku sedikit memanas. Aku menunduk untuk menutupi pipi merahku.

"Kau ini bagaimana, Tenten-chan! Jangan buat dia malu begitu!" sungut Ino.

Temari mendengus. "Sebaiknya langsung ke intinya saja!"

"Ok," Ino menghela nafas. "Sakura bilang, kau punya rasa pada Naruto-senpai. Benar begitu?"

Aku masih saja menunduk. Aku malu. Tak tahu harus melakukan apa. Mereka sudah tahu. Dan itu membuat pipiku memanas.

"Sakura pernah bertanya pada Shino jika kau cinta pada Naruto-senpai. Jangan malu-malu, Hinata-chan. Akui saja..." sahut Tenten.

"Betah sekali kau memendam perasaan untuk pemuda seperti dia. Padahal, kau ini cantik." tambah Temari.

Ino nampak mengangguk. "Aku setuju. Tapi, apa kau tidak mau memilikinya?"

Mendengar pertanyaan itu, wajahku kembali terangkat menghadap Ino. Tak dapat membayangkan jika hal jtu terjadi.

"Jika kau mau, kami bisa membantumu." gumam Tenten.

Aku mulai berpikir. Sebenarnya aku senang dan berniat menyetujuinya. Tapi, bagaimana dengan Sakura? Bukankah dia mencintai Naruto-kun? Dan, Naruto-kun juga hanya mencintainya. Bukan aku.




•TBC..•
Heyy! Ada yg masih mantengih nih ff? Sebelumnya maaf karena up nya lama & blm bisa seperfect yg kalian mau. Tp, gue berusaha kok! Makasih udh mau nunggu up ff ini;). Vomments, please!

Love,
-Fatma.

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang