# 23

3.3K 210 10
                                    

"Tapi... B-bagaimana dengan Sakura? Di-dia--"

"Tak usah dipikirkan, kau harus tahu jika sebenarnya Sakura lebih mencintai orang lain. Dia juga bilang, jika hanya kau yang berhak atas Naruto."

"Entahlah,"

"Jika kau mau, telpon aku. Ini," tangan Ino menjulur dan memberiku secarik kertas yang dapat kuhubungi.

"Jaa!"

~ ~ ~

Malam ini aku kembali insomnia. Senyap. Sibuk dengan terus berdebat antara hati dan pikiranku yang selalu saja kacau. Tak tahu harus berbuat apa selain terus menerawang kejadian saat istirahat tadi.

Kepalaku terus berputar dan mencari alasan untuk menolak tawaran aneh dari mereka. Namun aku tak bisa bohong, jika hatiku sebenarnya sangatlah menyetujui tawaran mereka.

Tapi bagaimana pun juga, aku ingin Naruto-kun untuk menyadari dan mengakui rasaku dengan sendirinya! Tanpa ada bantuan dari siapapun. Itu memang keinginan terbesarku. Karena faktanya, pemuda pirang itu adalah orang yang dapat membuka pintu hatiku lalu menguncinya begitu rapat.

Sungguh, aku sangatlah bingung. Perkataan Ino terus saja terngiang dalam otakku.

Ddrrt... Ddrrtt.. Ddrttt...

Naruto-kun is calling...

"..."

Setelah aku mengangkat telpon darinya, diseberang sana sama sekali senyap. Dia diam. Kurasa dia tengah bingung harus bicara apa.

"Ha-halo?"

"Hinata,"

Dia memulainya dengan memanggil namaku. Aku selalu suka mendengar suara baritone-nya menggumamkan namaku. Tapi, suaranya penuh akan keraguan. Aku benar-benar heran mengapa Naruto-kun terdengar begitu gugup.

"Sakura-chan terus membicarakanmu dan . . ."

Terdengar helaan nafas panjang dari seberang sana. Aku makin tak mengerti, hal apa yang membuat pemuda blonde ini tiba-tiba menelpon lalu membuatku penasaran. Mengapa dia memotong penjelasannya secara mendadak?

"Dan? A-apa?"

"Akhir-akhir ini orang yang kukenal terus membicarakanmu."

"Oh? A-ada apa, ya? E-entahlah, aku tak mengerti mengapa--"

"Maaf jika belakangan ini aku tak memperdulikanmu."

Huh? Mengapa Naruto-kun tiba-tiba minta maaf? Hanya karena dia tak menghubungiku akhir-akhir ini? Ini jelas bukan Naruto-kun yang kusuka. Dia terdengar lain dari biasanya. Dan aku tak tahu apa alasannya mendadak berubah seperti ini.

"Minta maaf? Itu tak perlu. A-aku sungguh tak mengerti. M-maksudku, mengapa teman-temanmu membicarakanku? Apa--"

"Kegugupanmu padaku, pipi merahmu, rasa malumu . . . Semuanya."

"A-aneh sekali. S-sebenarnya, a-apa yang--"

"Tidak. Semua itu benar, kan? Kau selalu seperti itu,"

Aku mematung. Apa maksudnya semua ini?

"Dan kurasa, kau membuatku..."

"Membuat a-apa?"

"..."

"Na-Naruto-kun? Halo?"
-tututut-

Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Mengapa malam-malam seperti ini dia menelpon dan menambah ribut suasana hatiku? Aku benar-benar tak habis pikir. Tak mengerti. Kurasa, ini akan menjadi malam yang panjang dengan penuh tanda tanya mengisi ruang dalam kepalaku.


•TBC...•
Holla! Maaf bgt klo nih ff makin ga danta! Mau lanjut apa kaga nih? Serah sih, emg nih ff masih ada yg baca? Klo mau lanjut vomments ya :))

Selamat berpuasa bagi yg menjalankannya <3

Love,
-Author gaje.

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang