# 25

3.6K 220 19
                                    

"Aku sudah bosan dengan semua ini, aku tak bisa, Sakura-chan! Aku tak bisa jauh darimu lagi, mari kita akhiri ketidakjelasan ini!"

Suara Naruto-kun terdengar meninggi seperti orang yang penuh amarah. Mereka sedang bertengkar? Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua? Aku harus tahu alasannya, maka dari itu aku sembunyi dari penglihatan mereka. Aku membuntuti mereka sampai belakang sekolah yang sepi ini. Lalu bersender ditembok untuk mengetahui alasan dari semuanya.

"Kau tak boleh bosan dan tak bisa bosan. Aku sudah membantu mencoba menyadarkanmu! Apa kau tak mengerti?" timpal Sakura nampak tersulut emosinya.

"Tentang Hinata? Apa semua ini karenanya? Ino, Temari dan Tenten bilang padaku semua perubahanmu ini karenanya. Jadi, selama ini gadis yang kau bicarakan itu Hinata?"

Hah? Untuk apa Naruto-kun menyebut-nyebut namaku? Aku sama sekali tak pernah mengganggu hubungan mereka berdua! Apa teman-teman Sakura benar-benar mengatakan perasaanku pada Naruto-kun? Oh, Tuhan. Aku saja belum menyetujuinya!

Aku hanya ingin Naruto-kun menyadari cintaku karena dia sadar dengan sendirinya. Ini sungguh diluar dugaanku.

"Ya, kau layak bersamanya! Dan Hinata sangat layak untukmu! Kau harus tahu, kita seharusnya tak pernah menjalani hubungan ini. Kau harus membalas semua kebaikan terutama rasa cintanya hanya untukmu, Naruto!"

Sakura. . . Aku tak tahu harus berbuat apa. Namun aku tahu sesuatu; mereka bertengkar karena aku.

"Sakura-chan, kau tahu aku mencintaimu. Aku tak mencintai Hinata. Aku hanya mengganggapnya sebagai adik kandungku sendiri, tidak pernah lebih. Untuk apa aku membalas perasaannya?"

Astaga. Air mataku mulai menetes perlahan dan semakin deras. Dadaku sesak karena sakitnya hatiku setelah mendengar perkataan Naruto-kun. Dia meremehkan perasaanku?

Dengan rentan waktu selama ini, perasaan yang kupendam hanya mendapat kata-kata menusuk hati itu? Harusnya aku tak berada disini.

Dan seharusnya aku tak merasakan sakit ini jika saja aku tak memendam perasaanku padanya.

"Aku tahu, Naruto. Dari cara kau menatapnya, disaat kau berbicara dengannya. Kau hanya perlu seseorang menyadarkanmu, aku membantumu! Tak sadarkah kau?"

Aku terdiam. Aku hanya mendengar helaan nafas panjang dari Naruto-kun. Dan, apa semua yang dibicarakan Sakura itu benar?

"Tolonglah mengerti! Hubungan kita sudah sangat salah. Kau harus memikirkan perasaan Hinata padamu! Lama menunggumu untuk sekedar menunggumu menoleh kearahnya. Jangan sia-siakan cintanya!" ucap Sakura kembali membelaku.

Menahan isakan yang hampir ku keluarkan ini sungguhlah sulit. Terlebih lagi menahan rasa sakit yang tak pernah terbayangkan olehku ini rasanya sangat tak mungkin. Ternyata Sakura mencoba menyadarkan Naruto-kun tentang perasaan yang telah lama kurasakan. Padahal, aku tak pernah memberi tahunya.

Dan sepertinya, Naruto-kun tak membalas ucapan Sakura. Kurasa, dia terdiam.

"Aku benar-benar tak mengerti mengapa Hinata rela menyimpan cintanya pada lelaki bodoh sepertimu. Kau tahu, kau dan dia bagai langit dan bumi. Aku sudah berbaik hati mengungkapkan semuanya padamu, sebaiknya kau segera mendapatkannya, sebelum kau menyesal nanti."

"T-tapi, Sakura-chan--"

"Dan satu lagi, jujur, aku tak pernah benar-benar punya rasa untukmu. Itulah mengapa kau harus mendapatkan Hinata sebelum semuanya terlambat."

Aku sangat tertekan saat ini. Belum lagi pernyataan yang kudengar dari Sakura tadi membuatku terkejut. Aku sungguh bodoh, disaat-saat seperti ini aku masih saja berharap dia menyimak baik penuturan Sakura lalu berpaling padaku.

"Hi-Hinata?!"

•TBC...•
Hello! Gimana chap yg ini? Menguras hati dan air mata ga? Ga sama sekali yak? Duh, maaf bgt ya klo feelnya ga kerasa sama skli ><. At least, gue udh up kan? Wkwk, vomments ya, jgn lgsg ngacir aja xP

Love,
-istri sahnya Neji

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang