# 26

3.7K 216 31
                                    

*A/N:
Khusus chap ini, gue ganti povnya yak. Sekian and enjoy xo ^^

~

Author's POV.

"Hi-Hinata?!"

Sakura terkejut setengah mati saat dia berniat pergi. Ternyata orang yang sedari tadi dia dan Naruto debatkan ada dibalik temboknya tengah bersembunyi.

Hinata tertangkap basah tengah menguping dengan pipi berlinang air mata. Gadis indigo itu pun segera menghapus linangan air matanya dan bersusah payah bangkit dari posisinya.

Sakura membantunya berdiri, "M-maaf, Hinata. A-aku tak bermaksud membuatmu sakit hati . . . A-aku mencoba membantumu. Maafkan aku..."

Dan tampaknya, Naruto segera menyusul Sakura karena dia sadar jika Hinata mendengar semuanya.

"Hinata?!"

Saat Naruto menunjukkan diri didepannya, yang dia rasakan kini hanyalah tekanan dihatinya. Hinata mencoba menahan cairan bening dari matanya, namun dia tak bisa lagi. Dia hanya menunduk, luka yang awalnya hanya setitik kini menjadi lubang besar yang tak bisa lagi dia obati sendiri.

Sapphire Naruto menatapnya penuh iba. "Kau . . . Mendengar semuanya?" tanyanya.

Isakan Hinata seketika tertahan. "Mungkin sebaiknya aku membuang perasaan ini sejak lama. Jadi kau tak perlu repot-repot menyadarinya. Maafkan aku."

Lavender Hinata yang penuh kekecewaan berpadu dengan indahnya mata sebiru lautan milik Naruto. Hinata sudah cukup dengan semuanya. Hatinya sudah tak dapat lagi menanggung luka, dia sudah benar-benar rapuh. Baru kali ini hatinya melakukan kesalahan. Harusnya dia tak memendam perasaan pada senpainya, kata hatinya benar-benar salah.

Naruto nampak bergeming. Dirinya bagai membeku saat Hinata mengatakan hal itu dengan mata mutiaranya menangis. Dia sungguh bersalah dan menyesal telah membuat air mata Hinata tersia-siakan. Yang dia tahu sekarang, adalah hatinya benar-benar benci membuat Hinata menangis. Naruto tak tahu harus mengatakan apa.

"*Hiks* maafkan kebodohanku karena menyimpan perasaan padamu, senpai." lirih Hinata lalu berlari menjauh.

"HINATA!" panggil Sakura tak mampu berbuat sesuatu.

Naruto mematung. Dia merasakan sesuatu terdalam dihatinya memberontak saat Hinata pergi. Tapi, dia sungguh merasa begitu hina jika mengejar Hinata.

Sakura kesal lalu menoleh kearah pemuda disisinya yang mematung, "Kau harus melakukan sesuatu, Naruto!" racaunya.

Naruto hanya diam dan secara perlahan menoleh kearah Sakura. Dan memberinya tatapan penuh tanya.

"Kejar dia!" perintah Sakura.

Naruto memandang lurus ke depan. Tepat kearah koridor yang beberapa detik lalu dilewati Hinata.

"T-tapi..."

Treeett.

•TBC...•
Halo :)) chap super lebay ini bikin baper ga sih? Maaf bgt klo gaje kek biasa, tp gue bingung, mau dilanjut apa ga yak? Vomments readers :*

Happy monday {}, hehe good luck yes :)

Love,
-Fatma.

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang