# 18

3.4K 229 8
                                    

20:54.

Drtt.. Ddrrtt.. Ddrtt...

Tangisku berhenti sejenak sesaat kurasakan sesuatu bergetar ditempatku duduk, tepat diatas ranjang unguku. Sesak didadaku karena kejadian sore tadi mendadak terganti dengan rasa penasaran.

Ponselku bergetar lalu ketika aku memeriksanya nomor tak dikenal menelponku.

Tanganku tergerak untuk menghapus linangan air mata yang membasahi kedua pipiku. Dan tangisku benar-benar berhenti.

Haruskah aku mengangkat telpon?

Perasaanku mengatakan 'harus'. Namun, jari tanganku tak sejalan; bimbang.

Pada akhirnya, aku menerima panggilan ini. Ada perasaan senang ketika aku mulai mendekatkan ponselku kearah telinga. Aku tak mengerti alasannya.

Aku pun mengatur nafas dan suara agar tak terdengar seperti sehabis menangis.

"Halo?"

Berusaha menutupi suaraku yang terdengar buruk ditelingaku sendiri . Semoga berjalan baik.

"Hinata? Astaga, aku lega sekali.."

Beruntung orang ini tak mendengar keganjilan pada suaraku. Tapi, suara diseberang sana.. Terlalu familiar untukku.

"...K-Kiba?"

"Ini aku, Hinata! Ini Kiba! Kau masih mengingatku?"

Oh, sial. Sia-sia saja rasanya aku menghapus jejak air mataku tadi. Karena detik ini, amethyst-ku mulai terharu karena mendengar suara dari orang yang selama ini kurindukan. Aku menangis lagi.

"Benarkah ini kau? *hiks* Kau membuat air mataku turun, Kiba! Oh my God! Kemana saja kau?! Dasar tak tahu diri! Aku disini bersama Shino merindukanmu! Kiba.. *hiks*"

Aku langsung heboh sendiri saat dia mengaku sebagai Kiba. Benar, ini dia. Sumpah, aku menangis bahagia sekarang. Benar-benar senang hanya karena aku mendengar suaranya.

"Calm down, baby. Aku memang selalu dirindukan semua orang. Baru tahu itu?"

Dan untuk pertama kalinya, aku bisa tertawa selebar ini lagi mendengar leluconnya.

"Ya.. Kurasa benar. Tak tahukah kau, kami berdua merana tanpa kehadiranmu dan Akamaru!"

"Percayalah, aku juga sangaattt merindukan kalian berdua! Ponselku tercebur di closet kamar mandi bandara waktu itu.."

"Haha.. Rasakan itu, dasar ceroboh! Jadi, bagaimana kabarmu dan Akamaru?"

"Kau pasti tahu, kami selalu baik. Terlebih lagi saat mendengar suara sahabat cantik kami.."

Dasar penggombal!

"Lalu, apa kalian sudah menghubungi Shino?"

"Umm.. Belum. Akamaru memilih menelponmu lebih dulu untuk mendengar suaramu.-Woof! Woof!- Dengar itu?"

"Okay, aku juga baik berada disini, Akamaru! Dia menanyakan hal itu kan?"

"Selalu. Tapi, dia kecewa padamu. Kau malah berbohong disaat seperti ini."

Huh? Bohong? Jelas-jelas aku hanya tak mau membuat mereka khawatir.

"A-aku tidak--"

"Suaramu terdengar parau, Hinata. Kau harus beritahu kami alasannya. Mungkinkah masih karena 'Naruto-kun' itu?"

Aku bungkam seketika. Apalagi saat Kiba menyebut Naruto-kun dalam pertanyaannya.

"Bukankah itu sangat tidak penting? Kumohon, jangan bahas itu terlebih dahulu. Aku punya sedikit pertanyaan untukmu dan Akamaru!"

Aku mencoba mengganti topik pembahasan diantara kami. Ayolah, ini kesempatanku untuk mewawancarai sahabat lamaku yang sudah lama pergi.

"Huhh.. Baiklah. Aku tak mampu menolak permohonanmu. Dasar wanita.."

Kini, aku terbahak-bahak karena balasannya.

"Ok, aku punya sedikit pertanyaan untukmu, sahabat anehku. Bagaimana makanan disana? Jika lingkungannya? Kau pasti punya banyak fangirl disana. Yang mana yang kau taksir? Oh iya, apa style mu masih seperti biasa? Kusarankan ubah itu. Bagaimana dengan Akamaru? Aku berani bertaruh dia semakin besar sekarang. Lalu, ada berapa kekasihmu disana? Pelajarannya sama seperti disini tidak? Dan--"

"Wow.. Sabar, Hinata. Butuh waktu lama untuk menjawab semua ocehanmu itu!"

Eh? Apa Pertanyaanku terlalu banyak?
Sepertinya tidak.

"Hah? Seperti yang kubilang, aku punya sedikit pertanyaan untukmu. Kau akan habiskan pulsamu hanya untuk menjawab rasa penasaranku."

"Lalu, harus darimana aku mulai menjawab?"

•TBC..•
What do u think? Absurd? Gaje? Gomenasai deh~_~. Next or no? Vomments, please:*

Love,
-Author aneh.

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang