E-04

9.6K 797 12
                                    

Aku mengganti pakaianku dengan kaos dan celana santai. Aku berjalan ke kamar mandi dan mencuci muka. Setelah itu aku berjalan ke tempat tidur dan berbaring disana. Hari ini melelahkan, ya meskipun hanya diperjalanan. Aku bingung dengan semua ini. Aku Evergenity, dan aku yakin semua orang disini juga Evergenity. Dan itu artinya mereka bangsaku. Aku memejamkan mataku dan berusaha tertidur, sampai aku terlelap dan tidak sadarkan lagi.

••

Sebuah tangan menepuk lenganku lembut, dan memanggil-manggil namaku dengan suara pelan. Hal itu membuatku mencoba membuka mata dan mataku langsung bertemu dengan mata coklat kemerahan yang mampu membawaku hanyut kedalamnya. Ia menatapku datar dan dingin, sedangkan aku menatapnya bingung. Aku berkedip-kedip mencoba mencerna suasana saat ini.

"Cepatlah bangun, aku dan Mom menunggu di bawah untuk makan malam." suaranya datar, lalu ia pergi begitu saja. Aku duduk dan mengusap-usap mataku, merenggangkan otot-ototku yang terasa kaku. Aku bangkit dan menuju kamar mandi. Mencuci muka, lalu menyisir rambut pirang pasir yang bergelombang milikku. Aku merapikan kamarku, lalu pergi meninggalkan kamar itu. Di bawah, aku disambut dengan meja kayu penuh makanan-makanan lezat, yang tak bisa kubayangkan bagaimana rasanya yang sangat enak. Mom (Mrs. Lusy) tersenyum kearahku, sedangkan Qing menatapku dengan tatapan favoritnya, dingin. Entah kenapa aku langsung memahami sifatnya.

Aku lalu menarik kursi dan duduk, ternyata di depanku sudah disiapkan piring dengan makanannya juga. Aku langsung melahapnya dan menghabiskannya. Ini benar-benar enak, aku tak bisa mendeskripsikannya lagi, sungguh.

"Jadi, siapa sebenarnya aku dan ibuku? Kenapa kalian bisa tau tentang ibuku?" Tanyaku sambil menatap mereka, makananku sudah habis, dan aku menatap mereka berdua yang sedang melahap makanan mereka. Mereka berhenti bergerak dan menatapku datar, aku jadi merasa canggung dengan suasana ini. Sepertinya aku terlalu terburu-buru.

"Ergh-em... Salah jika aku bertanya?" Aku berdehem lalu mencoba memecah keheningan. Dan dua orang dihadapanku kini malah terbatuk-batuk dan berdeham juga. Qing kembali menatap makanannya, dan kembali melahapnya lagi. Sedangkan Mom menatapku dengan senyumnya, aku yakin ia akan menjelaskan semuanya padaku.

"Kau adalah Putri kerajaan, Vea" kata Mom dengan lembut padaku. Aku mengangkat satu alis dan menatapnya bingung. Fakta apalagi ini?

"Putri kerajaan?"

"Ya, putri dari Ratu Mariana Sage." jawabnya dan kembali menyuapkan sesendok sup jagung kedalam mulutnya. Keningku berkerut dalam.

"Ratu?" Tanyaku tak mengerti.

"Akanku ceritakan semuanya." jawab wanita setengah baya itu sambil memakan makanannya lagi.

"Dahulu kala, para penyihir hitam atau penyihir jahat yang ingin menguasai dunia immortal, mengubah salah satu Manusia dengan mantra mereka, menjadi makhluk immortal yang bernama Evergenity. Hal itu bermaksud untuk membantu mereka menyebarkan kejahatan. Vahtra Sage, adalah Evergenity pertama yang di ciptakan oleh para penyihir hitam. Setelah itu Evergenity-Evergenity selanjutnya diciptakan. Mereka diperbudak dan diperintah untuk menyebarkan kejahatan dan membantu penyihir hitam untuk menguasai dunia immortal." jelas Mom panjang lebar.

"Lalu?" Tanyaku dengan polosnya.

"Akhirnya, mereka tersadar kalau yang mereka lakukan itu salah. Mereka memberontak dan kabur. Mereka membentuk kelompok yang dipimpin oleh Vahtra. Bertahun-tahun mereka hidup damai dan makmur dalam pelarian, mereka membentuk kerajaan yang besar, karena Evergenity sudah sangat banyak. Vahtra menikah dengan salah satu Evergenity bernama Leo. Mereka mempunyai dua orang putri, yaitu ibumu, Mariana Sage, dan bibimu Rosiane Sage. Hingga pada suatu hari saat penobatan ibumu yang akan menggantikan nenekmu menjadi Ratu, penyerangan terjadi. Para penyihir hitam ingin menghancurkan para Evergenity, karena Evergenity adalah ancaman bagi mereka. Hanya Evergenity yang mampu mengalahkan mereka karena mengetahui kelemahan mereka. Vahtra gugur dalam pertempuran itu, sedangkan dua putrinya dan Evergenity yang tersisa kabur." Jelas Mom yang masih sedikit kurang kumengerti.

EvergenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang