E-17

5.1K 617 40
                                    

Qing sudah siap dengan baju Zirahnya, yang berwarna coklat keemasan. Dengan ukiran gambar Pegasus di dada sampai perutnya. Juga tujuh buah bintang kecil di bagian dada kanannya yang menandakan bahwa ia pimpinan pasukan tertinggi Istana. Ia memutuskan untuk membawa Pedang Arelonxnya, yang mampu memotong besi atau baja dalam sekali tebasan.

Ia berjalan kearah kudanya, Clord, yang kini juga sudah di pakaikan seragam besi untuk kuda perang. Ia sudah siap dan naik keatas punggung Clord, lalu melajukannya.

Diikuti dengan dua Jendral kembar di belakangnya yang berbaju Zirah berwarna abu-abu. Alfarol Garnoque, dan Auvaro Garnoque. Keduanya menyandang bintang lima.

Dan di belakangnya lagi, ada pasukan darat Evergenity, yang hanya sepertiga dari seluruh pasukan kerajaan Evergenity. Mereka berbaju Zirah berwarna hitam, dipadu warna merah dibagian kerah dan pinggang. Mereka dibagi lagi menjadi dua, prajurit perang memanah, dan prajurit perang pedang/tombak.

Vea terbangun dari tidurnya. Keringat membanjiri kening dan wajahnya. Dadanya kembang-kempis masih menyesuaikan pernapasannya yang tersengal-senggal. Ia baru saja bermimpi buruk lagi, tentang para Orc yang memenggal kepala Qing, itu sangat menakutkan baginya.

Ia menatap sekelilingnya dengan was-was, ia masih berada di ruang perawatan. Beberapa Perawat menatapnya khawatir tapi langsung mengalihkan pandangan mereka. Vea turun dari ranjang putih tempatnya berbaring barusan, ia berusaha berdiri walau ia merasa tubuhnya agak lemas.

"Princess, apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang perawat yang menghampirinya dengan khawatir, disusul temannya yang langsung memegangi lengan Vea agar tidak jatuh karena lemas.

"Dimana Qing?" Tanya Vea, tapi kedua Suster itu malah saling tatap-tatapan. Seolah mereka sedang berkompromi untuk menyembunyikan sesuatu.

"Dimana Qing?! Apa kalian mendengarku?" Vea meninggikan suaranya, membuat kedua perawat itu bingung harus menjawab apa, tetapi mereka tetap diam.

"Tuan Pu-"

"Jawab aku!! Dimana Qing?!!" Kini Vea berteriak membentak kedua Suster itu, membuat semua orang yang berada didalam ruangan itu langsung menatapnya.

"Panglima Qing, sedang perang melawan para Orc dan Hybrid di distrik barat." Jawab seorang Suster yang berada di sebelah kanan Vea seraya menunduk takut.

Tanpa aba-aba lagi Vea langsung berlari, ia mendobrak pintu dan langsung keluar dari ruangan itu, menghiraukan orang-orang yang memanggil-manggil dan mengejarnya.

Ia terus berlari terseok-seok menyusuri lorong-lorong besar istana, hingga ia sampai di gerbang utama.

"PENJAGA!" Teriaknya lantang membuat para penjaga yang tak jauh darinya langsung menghampirinya.

"Beri aku kendaraan apapun untuk cepat sampai di Distrik Barat!" Perintahnya, tapi penjaga itu tetap diam dan menunduk.

"Tapi Tuan Pu-"

"Kau tak pantas melanggar perintah Princess kalian!" Bentak Vea yang membuat penjaga itu langsung ketakutan dan pergi menjalankan perintahnya.

"Tuan Putri, pakai ini." Seorang Maid datang dan langsung memakaikan jubah panjang berwarna merah Maroon ke pundaknya.

"Apa yang akan kau lakukan Ve?!" Suara tenang namun memancarkan aura kuat itu membuat semua orang disana terdiam, termasuk Vea yang kini menatap pemilik suara itu.

"Ah Bib-oh maksudku Mom. Apa kau tau keadaan Qing sekarang Mom?" Tanya Vea terburu-buru dan menampakkan sorot kekhawatirannya. Namun Bibinya malah menggeleng lemah.

EvergenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang