E-06

8.5K 661 19
                                    

Kami berjalan melewati distrik yang luas ini. Melewati jalan tanah setapak yang membelah hutan. Sampai tiba-tiba sebuah tanah lapang yang luas menyambut kami. Banyak sekali Evergenity yang sedang berlatih. Dan tentu saja wujud mereka juga berubah, tidak seperti manusia biasa, melainkan wujud Evergenity mereka. Mereka berlatih dengan alat-alat dan fasilitas-fasilitas latihan perang yang mereka buat sendiri. Seperti pedang, panah, palu godam, pisau, kunai, tombak, dan masih banyak lagi. Dan fasilitas-fasilitas lainnya seperti boneka kayu untuk latihan pedang, papan bundar yang digantung-gantung di pohon untuk latihan memanah, batang pohon besar untuk latihan lempar pisau, arena bertarung, dan arena latihan fisik lainnya. Masih ada banyak lagi yang tidak bisa kusebutkan satu persatu dan juga karena aku tidak tahu itu benda apa dan apa gunanya.

Ternyata wujud Evergenity jika dipahami mirip dengan para Elf. Telinga yang bagian atasnya memanjang, warna mata yang unik, tubuh yang terlihat terlatih, dan masih banyak yang lainnya. Mereka cenderung lebih liar dan peka terhadap keadaan disekitarnya.

Aku turun dari kuda, begitu juga dengan Qing. Ia mengikatkan tali Clord dan Clory ke batang pohon. Lalu ia berjalan meninggalkanku begitu saja. Aku hanya diam dan masih menatap kagum pemandangan di depanku.

"Hey, kau tidak mau ikut?" Panggil Qing, yang membuatku tersadar dan langsung berlari mengejarnya.

"Jadi apa yang kita lakukan disini?" Tanyaku seraya menoleh sebentar padanya.

"Tentu saja latihan." jawabnya lalu ia memasuki rumah dari kayu yang sangat besar. Saat aku mengikuti Qing dan masuk kedalamnya, aku tercengang dan kagum melihat tempat ini. Ternyata tempat ini adalah tempat penyimpanan senjata, dan segala macam apapun senjata ada di tempat ini, termasuk senjata modern juga.

"Darimana kalian mendapatkan ini semua?" Aku memandang satu-persatu benda-benda yang masuk kedalam daftar 'keren' menurutku. "Itu bukan urusanmu." Balasnya. "Sekarang pilih salah satu senjata yang paling kau sukai." Lanjutnya datar, aku perlahan mengangguk dan mataku kembali menyapu seluruh sudut tempat ini, Melihat satu persatu senjata yang kira-kira cocok denganku, hingga mataku berhenti pada senjata yang kusukai dan kurasa cocok untuk kugunakan.

"Nah! Yang itu." ucapku seraya menunjuk panah besar yang terbuat dari kayu, saat kudekati, ternyata panah ini sangat unik dengan ukiran-ukiran rumit yang sangat indah menghiasi setiap sisinya. Qing pun berjalan mendekati aku yang berdiri memperhatikan panah yang tergantung dengan rapih disalah satu dinding tempat ini. Ia lalu mengambil panah itu, dan juga keranjang lonjong panjang disebelah panah itu yang isinya penuh busur panah.

"Pegang, dan ikuti aku." pintanya sambil menyodorkan senjata itu, aku memegangnya dan setelah itu ia berlalu begitu saja, aku memutar bola mataku kemudian mengikutinya. Aku memang benar-benar menjadi pesuruhnya.

••

Kini aku berdiri jauh di depan papan bundar yang digantung di pohon besar yang menjulang tinggi. Papan itu akan menjadi sasaranku, dan mustahil bagiku untuk membuat busur panah ini mengenainya. Bahkan aku tidak tahu cara memanah dengan baik dan benar.

"Posisimu, Nona Sage." Kata Qing disebelahku, aku langsung membuat posisi yang menurutku benar, dengan gaya orang yang akan memanah, aku hanya asal-asalan bergaya saja, karena gaya ini yang sering kulihat di film-film bertema adventure atau semacamnya.

Tiba-tiba tangannya menyentuh tanganku yang memegang gagang panah dan juga memegang ekor busur panah. Tubuhnya mendekat, sangat dekat sampai aku bisa merasakan aura kehangatan. Aku mencoba mengatur deru nafas dan diriku yang tiba-tiba berubah menjadi sangat gugup.

Ia sangat dekat denganku, hingga bisa kurasakan nafasnya berhembus halus dan menyapu pipiku. Jantungku berdegub kencang dan rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang di dalam perutku dengan seenaknya, dan yang lebih parahnya, jantungku seperti jatuh keperut saat suaranya berbisik di telingaku.

EvergenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang