E-27

3.9K 388 31
                                    

Petir terus menyambar dengan akar-akar listrik yang tergambar di langit. Angin kencang tak berhenti berhembus dan menerbangkan segalanya yang bisa diterbangkan. Kebakaran hutan tak berhenti. Lalu segalanya seperti malapetaka sekarang.

"Vea, bunuh dia."

Gadis dengan rambut abu-abu dan mata hitam itu mengangguk. Tangan kanannya terangkat, dan seketika pasukan Black witch kembali menyerang. Peperangan kembali berlangsung.

Angin menerbangkan rambut Vea yang kini berlari kearah Qing. Kemudian saat sampai, gadis itu langsung menyerang Qing dengan kekuatan yang muncul dari kedua telapak tangannya. "Vea sadarlah! Ini aku!" Teriak Qing seraya terus menghindari serangan demi serangan yang Vea lancarkan.

Keadaan semakin buruk. Tetes-tetes air mulai turun dari langit. Kemudian beberapa menit selanjutnya hujan deras dengan petir mengguyur tempat itu.

Sementara Qing sibuk menghindari serangan Vea. Ratu Rosi datang dengan Pegasusnya, dan langsung menyerang Avenda.

Pegasus milik ratu itu terjatuh saat terkena asap beracun milik Avenda. Selanjutnya ratu Rosi kembali berdiri dan menyerang Avenda dengan kekuatannya. Kilatan-kilatan cahaya yang dilancarkan Rosi tak mampu mengenai atau menembus tameng Avenda, wanita penyihir itu kini berkali-kali lipat lebih kuat semenjak menyerap sebagian kekuatan Vea.

Tak lama, akhirnya ratu Rosi mulai kelelahan, hal itu digunakan sebagai kesempatan untuk menyerang balik oleh Avenda. Wanita jahat itu mengeluarkan cahaya berpendar hitam dari telapak tangan kanannya, lalu berlari secepat kilat mendekati Rosi. Sepersekian detik kemudian telapak tangannya sudah memukul dada Rosi, membuat ratu itu tersungkur jauh kebelakang dan mengeluarkan banyak darah dari mulutnya seraya terbatuk-batuk.

Avenda mendekati Rosi yang langsung sekarat, ia lantas memegangi dadanya dengan muntah-muntah darah. "Kau sudah tua Rosi, tak akan mampu melawanku yang sudah memiliki setengah kekuatan dari Yang Terpilih." Kemudian Avenda tertawa setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Agar kau tak perlu repot-repot menghadapi maut yang lambat dan menyakitkan, lebih baik aku membantumu menyelesaikan penderitaanmu." Kata Avenda dan menyeringai licik. Rosi mendongak menatap wanita dihadapannya yang kini mengangkat tangan kiri dan perlahan bagian telapaknya mengeluarkan gumpalan api berwarna ungu.

"Yang Terpilih akan menghancurkanmu, percayalah." Kata Rosi dengan senyum tabahnya. Ia pasrah, ia menerima jika memang ini adalah akhir kehidupannya.

"Dasar ratu tidak berguna!" Teriak Avenda, kemudian menghantamkan bola api ungu itu ke tubuh Rosi. Seketika tubuh Rosi langsung tersetrum listrik ribuan volt dan tubuhnya langsung bergetar hebat, beberapa menit kemudian tubuh itu ambruk dan tak bernyawa lagi.

Avenda tertawa puas melihat perbuatannya.

Di tempat lain, Vea mulai menggeram disebabkan lawannya terus menghindar dan mempermainkannya karena tak melawan balik. "Akan kubunuh kau!" Teriaknya dan dengan kecepatan kilat kini tubuh gadis itu sudah berada diatas tubuh Qing yang terkapar di tanah. Satu tangannya mencengkeram leher Qing dan menyalurkan listrik bertegangan sangat rendah, sehingga laki-laki itu tidak dapat berkutik. Dan satu tangannya lagi sedang mengumpulkan kekuatan berwarna hijau terang di bagian telapaknya.

"Vea... ini aku." Qing menatap Vea, mencoba menyadarkan gadis itu dari pengaruh sihir yang mempengaruhinya.

Gadis itu tak kunjung sadar dan tangannya yang sedang mengumpulkan kekuatan kini terangkat siap menghantamkannya.

Qing tersenyum, "tak apa jika aku mati," ia berucap seraya terus menatap manik mata Vea. "aku mencintaimu." Lanjutnya kemudian menutup manik mata coklat kemerahannya. Ia mencoba bersiap menunggu dirinya menerima sakit luar biasa dari kekuatan gadisnya.

EvergenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang