Pertemuan tak di inginkan

4.5K 248 1
                                    

"dia udah sarapan?" tanya Niken pada suster. "sudah dok..." jawab suster.

"pastiin dia sarapan sama minum obat teratur, jangan turunin dosis nya..." jelas Niken sambil membolak-balik kertas laporan nya.

"Niken... kamu dipanggil Profesor diruangan nya..." Sarah tiba-tiba muncul, tanpa perintah kedua Niken langsung pergi menuju ruangan Profesor.

"kenapa prof?" tanya Niken setiba di ruangan profesor,

"oh Niken... sini-sini duduk dulu.." jawab profesor, Niken pun duduk.

" saya baru dapet surat permohonan... dari kepolisian buat ngirim psikolog ke rumah sakit brimop cabang" ucap profesor Anton sambil memberikan selembar surat pemberitahuan.

"kenapa dari rumah sakit ini? Kenapa gak psikiater?" tanya Niken.

"semua dokter di rumah sakit sana emang dari rumah sakit terkenal, tapi buat semua psikolog disana itu asal nya dari rumah sakit ini, kita memang sudah bekerja sama dengan rumah sakit brimop, kamu juga bakal ketemu sama senior-senior kamu yang dulu nya kerja disini" jelas profesor.

"jadi profesor mau saya pindah...?" tanya Niken,

"kamu harus dapet banyak pengalaman Niken, kamu itu udah saya anggap sebagai anak sendiri.... fasilitas disana tuh lebih dari rumah sakit ini, semuanya memadai.... kamu bisa jadi psikolog profesional kalo kerja disana" jawab profesor.

Niken hanya terdiam melihat selembar kertas pemberitahuan tersebut. "saya udah anggap semua tim medis dirumah sakit ini keluarga, hmm... tapi apa boleh buat... pilihan profesor pasti lebih baik..." ucap Niken sambil tersenyum.

"saya bakal pindah..." sambung Niken, di lanjutkan pujian bangga dari profesor. Kini yang Niken fikirkan adalah membetulkan kembali dirinya yang salah dimasa lalu.

***

"ayah...!!"

teriak Niken sambil terbangun dari tidur nya. Lagi-lagi Nike mimpi buruk yang kesekian kali, masa lalu nya yang kelam selalu hadir ketika Niken tidur. Entah sampai kapan, tapi Niken merasa benar-benar tidak bahagia.

Niken pun beranjak dari kasur nya, tapi yang mengejutkan Niken baru saja melihat sesosok laki-laki baru saja lewat dari arah dapur menuju pintu belakang. Dengan bergegas Niken berlari, tapi Niken terlambat yang dia liat hanya pintu belakang yang terbuka.

Kali ini Niken benar-benar takut, Niken pun membongkar isi rumah nya mencari apakah ada yang hilang atau tidak semua barang berharga dia periksa, tapi anehnya tidak ada yang hilang satu pun.

Hati Niken pun bertanya-tanya, siapa dia? Untuk apa dia kesini? Apa yang dia cari? Aku? Sampai saat itu hanya itu yang Niken pertanya kan, tapi masa lalu nya yang kelam membuat nya enggan melaporkan ke polisi.

Niken pun mencoba melupakan apa yang telah terjadi, dan bergegas untuk bekerja di tempatnya yang baru.

"Cuma halusinasi" hanya itu yang diucapkan Niken berkali-kali. Niken pun berangkat.

"huuuuuftt..." Niken menghembuskan nafas ketika sampai di rumah sakit itu. aroma kepolisisan tercium dimana-mana.

Tapi satu-satu nya alasan dia memilih untuk pindah adalah, rumah sakit itu membebaskan untuk semua dokter dan psikolog menemui para tahanan. Lebih dekat dengan ayah, adalah harapan terakhir Niken.

Niken pun masuk kerumah sakit itu. Semua orang dirumah sakit itu memberi penyambutan kecil pada Niken, ada yang menyalami, memeluk bahkan ada yang memberikan bucket bunga pada Niken sebagai tanda selamat.

Hari pertama ini sangat berkesan untuk Niken karena semua staf disini sangat bersahabat. Tapi anggota kepolisian yang selalu berlalu lalang di sini juga membuat Niken sedikit bosan.

Niken berjalan menuju meja kerjanya,

"Niken...."

panggil seseorang. Niken pun berpaling dan memberikan wajah sangat gembira.

"kak Salsa... ya ampunn..." ucap Niken memberikan pelukan hangat pada wanita itu.

" bakal jadi dokter profesional kamu ya kerja disini..." ucapnya.

"kak Salsa lebih senior dari pada saya, jadi mohon bantuan nya" ucap Niken dengan bahagia.

"ruangan saya disana... kalo butuh bantuan kamu bisa keruangan saya oke" jawab nya sambil menepuk pundak Niken dan pergi.

Niken hanya menggangguk pelan sambil tersenyum.

"heh... lu kerja disini" ucap seseorang dari belakang. Niken hanya berbalik dan mengerutkan kening, berfikir sejenak.

Siapa dia? Apa aku kenal? Oh iya bener...

"copet?"

tanya Niken singkat. "enak aja gua copet, gua yang nolong lu waktu kecopetan" ucap si pria.

"Niken... nih daftar pasien kamu hari ini... fighting hari pertama kerja" seorang staf rumah sakit datang memberikan daftar nama pasien nya menepuk pundak Niken dan pergi sambil tersenyum, Niken pun langsung membaca lembaran kertas tersebut.

"oh iya gua inget, lu yang nangkep copet.... nice" ucap Niken meninggalkan pria tersebut.

Tentu si pria menjadi lebih jengkel lagi dengan tingkah laku Niken.

"dia bener-bener gak bilang terima kasih?! Hello peradaban udah ilang apa?" ucap pria tersebut dengan wajah kesal.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang