loves 86*28

3.1K 167 0
                                    

Will langsung duduk di sebelah Niken.
"Eh Will... lagi ngapain disini?" Tanya Niken berusaha tersenyum.
"Abis lewat aja... waaah sekarang kita udah jarang ketemu ya" ucap nya. Niken hanya tersenyum tipis.

"mungkin abis ini kita bakal gak ketemu lagi sama sekali" tambah nya membuat Niken terhenti nafas nya. Apa ini? Apa itu ancaman? Apa ada arti dibalik kata kata itu? Apa itu artinya aku bakal mati jadi aku tidak bisa bertemu lagi? Dia benar benar menakutkan sekarang.

Niken terus memperhatikan Will yang terseyum manis di depan nya.
"Kenapa gak ketemu lagi? Emang lu bakal keluar negeri?" Tanya Niken.

Dia hanya tertawa kecil, "yaaa mungkin..."
Jawab nya. Tentu saja Niken tau bukan itu jawaban Will. Ingin rasanya Niken berteriak.

Sementara di tempat yang tak jauh, ada Syam yang sedang membeli minuman. Saat keluar dari toko, dia melihat Niken. Ia tersenyum dan kembali masuk ketoko itu untuk membeli minuman lagi.

Namun ia terkejut saat keluar, ia melihat Niken bersama Will sekarang. Syam hanya memperhatikan nya dari jauh kalau kalau ada kejadian yang tidak di inginkan terjadi.

Tapi rupanya Syam tak bisa menunggu lama, Syam pun memutuskan mendekat dan ikut bertemu mereka.
"bisa gabung?" Tanya Syam.
Will hanya tersenyum dan memberikan anggukan.

Syam mengambil tempat disebelah Niken.
"Kalo gitu... gua pergi dulu ya" ucap Will dan langsung beranjak pergi.

Niken hanya menghembuskan nafas lega.
"Nih..." Syam hanya memberikan segelas minuman. Niken menerima nya.

"Sesibuk apa sih lu? Pesan gua bener bener gak di bales" ucap Syam dengan ekspresi memelas. Niken hanya bisa menatap nya sambil menahan tawa melihat ekspresi Syam.

"Makanya, jangan nangkepin penjahat terus... kebanyakan pasien yang gua terima itu... pasti polisi nya, lu" jawab Niken sambil menyeruput minuman nya.
Dia hanya tertawa kecil.

Ya itu kan perkerjaan gua, ucap Syam dalam hati.
"Lu gak kangen gua?" Tanya Syam pada Niken membuat Niken seketika tersedak. Syam hanya tertawa melihat reaksi Niken.

"Buang buang waktu..." jawab Niken jutek. Membuat Syam sedikit menggerutu.
"Yaa.... iya sih, haha yaudahlah skip aja" ucap Syam.
"Siapa yang mulai siapa yang skip" balas Niken, Syam hanya Membalas kesal. Wanita ini bener bener tidak bisa diajak becanda.

"Iiih... judes banget lu! Gua sumpahin gak punya pacar lu" jawab Syam kesal dengan jawaban Niken.
Niken hanya menatap tajam Syam tak percaya. Syam hanya membalas dengan menatap tajam Niken pula.

"Jahat" balas Niken dengan wajah memelas. Membuat Syam seketika tak bisa menahan senyum nya. "Lu tuh... aaaah" jawab Syam tak kuat melihat tatapan Niken yang membuat hati nya bergetar, kini ia benar benar salah tingkah. Ia bangkit dari duduk nya dan memalingkan wajah nya dari Niken tanpa berhenti tersenyum.

"Lu natap gua kayak gitu lagi di ketinggian, gua bener bener bakal loncat tau gak?" Tambah Syam membuat Niken seketika tertawa.

"Oke oke... udah cukup becanda nya" ucap Syam dan kembali duduk di samping Niken dan mulai menghentikan senyuman nya.

"Sebenernya gua pengen nanya ini ke lu, tapi karna kita sama sama sibuk, jadi baru bisa nanya sekarang" lanjut Syam. Niken tidak membalas, dia hanya menatap Syam menunggu nya memberikan pertanyaan.

"Lu bener gapapa? Pesan itu apa dateng lagi?" Tanya Syam. Niken hanya terdiam, belakangan ini dia sudah lama tidak balik kerumah. Ia benar benar menghabiskan malam nya dirumah sakit.

"Gua belom balik lagi kerumah" jawab Niken pelan.
'Drrrr...drrrt...' tiba tiba ponsel Niken berdering, sebuah pesan masuk.

Ia membuka nya, dari Rio gumam nya.
"Pliss jangan kemana mana abis pulang kerja, ayo ketemu" Niken menutup ponsel nya dan kembali mendengarkan Syam.

"Penguntit itu, apa dia orang yang selama ini gua cari?" Ucap Syam membuat Niken terkejut.
"Apa dia..." ucap nya terputus.
"Anggota inreffil?"

Niken hanya menelan ludah, sepertinya Syam mulai menemukan bukti sedikit demi sedikit untuk mendapatkan kakak nya.
"Gua gak pernah punya hubungan sama dia" jawab Niken pelan dan mulai beranjak pergi.

"Rifqi..."
"Andrenite..."
Niken menghentikan langkah nya, suara itu seperti petir ditelingan nya. Ia tidak percaya nama itu tersebut juga dari mulut Syam. Perlahan Niken membalikan tubuh nya menghadap Syam. Raut wajah Syam kini berubah menjadi begitu serius.

"Lu yakin dia gak punya hubungan sama lu?" Tanya nya. Syam mulai berdiri mendekati Niken. Meraih tangan Niken, dan memasukkan sebuah cincin pada jari manis nya. 'Jedaar' seketika Niken sulit bernafas melihat Syam memasukkan cincin di jari nya. Itu adalah cincin nya yang hilang.

"Kalo lu mau tau dimana gua nemuin ini" jawab Syam sambil memutar cincin itu agar terlihat pas di tangan Niken dan mulai mengembalikan tangan nya ketempat semula. Syam mulai menatap tajam Niken.
"Di terowongan..." jawab Syam membuat Niken semakin tidak bisa bernafas. Kini Syam hanya menatap Niken dengan serius. Niken benar benar bingung harus berkata apa.

"Lu... mikir... kalo gua...." Niken mulai berbicara, namun terputus karna Syam yang tiba tiba memeluknya.
"Jangan kesana lagi" ucap Syam terputus.

"Jangan tinggal dirumah itu lagi, dia bener bener ngincer lu... jangan nempatin diri dalam bahaya lagi... sampe gua bener bener nangkep si brengsek itu" lanjut Syam. Brengsek itu adalah kakak ku, ucap Niken dalam hati.
"Dia bener bener gak bisa dimaafin... bahkan dia ngincer lu sekarang... H-50? Dia gak tau dia berurusan sama siapa" ucap Syam mulai melepaskan pelukan nya.

Kini ia mengusap rambut Niken dengan lembut.
"Dia gak bakal bisa nyentuh..."
"Orang yang selalu ada..."
Niken masih terdiam dan menatap Syam.
"Di hati gua" tambah nya dibarengi senyuman. Niken hanya tersenyum mendengar jawaban Syam. Rupa nya Syam belum tau kejadian sebenernya.

Dia mengira Rifqi yang mengobrak abrik isi rumah nya, mengambil cincin nya dan membawa nya kemana pun ia pergi. Dan menginggalkan nya di terowongan. Niken tau kalau tidak butuh waktu lama untuk mengungkapkan semuanya. Niken hanya perlu bergegas menemukan bukti bukti tentang pembunuh ayah nya agar kakak nya selamat.

Niken hanya menatap lembut Syam sambil tersenyum.
"Apa gua bener bener se penting itu buat lu?" Tanya Niken. Syam hanya tersenyum.
"Kenapa? Apa sekarang lu mulai jatuh cinta sama gua?" Tanya nya membuat Niken tertawa kecil.

"Dasar tukang mimpi" jawab Niken. Dibarengi tawaan mereka.

Niken menghembuskan nafas lega, saat ini Syam tidak tau hal yang sebenarnya. Tapi dia harus siap menghadapi situasi ketika Syam tau segala nya.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang