Happy Ending??

5.4K 183 10
                                    

"kapan kamu sampe?"

" Besok?"

" Yaudah nanti telpon ya kalo kamu udah di bandara"

"Iya Niken, aku juga sayang kamu"

Syam mematikan ponsel nya. Dibalas dengan sedikit senggolan dari Ryan.

( Iya teman, Ryan selamat setelah kritis 3 bulan, koma 1,5 tahun, dan gak sadar diri 1 tahun. Total nya 2 tahun 9 bulan. Lama banget kan? Dari pada mati milih mana? )

" Udah sayang sayangan aja sih"

"Sirik aja sih"

"Duh Niken selera nya rendah banget sih"

"Kayak nya lu belum puas koma 1 tahun"

Ryan hanya tertawa mendengar jawaban Syam yang sedikit mengancam. Beberapa detik kemudian Syam ikut tersenyum.
Hari ini Syam sedang di rumah Ryan yang masih saja berbaring di kamar.

Sebenar nya Ryan sudah bekerja sejak sebulan yang lalu. Tapi karna ini anak bandel banget, dia kerja terlalu over karna merasa tertinggal hampir selama 3 tahun. Akhirnya dia pingsan, dan harus bed rest lagi dirumah. Nyusahin kan?
.
.
.
.
Sementara di sisi lain.
.
.
.
.
.

"Lu udah dapet telpon dari Niken?" Tanya Rio sambil meletakan dua gelas kopi pesanan nya di meja. Rifki hanya mengangguk sambil menenggak kopi itu.

"Lu jemput dia kan?" Tanya Rio lagi. Rifki kembali mengangguk.

" Berani taruhan gak?" Tanya Rio sambil menunjukan ekspresi menantang. Sementara Rifki hanya mengangkat alis, memberi ekspresi menerima tantangan itu.

"Besok Syam juga datang"

"Terus?"

"Ya siapa yang bakal di peluk Niken duluan, lu atau Syam?" Ucap Rio sambil tersenyum licik. Yang di senyumin hanya tertawa renyah.

" Kalo dia meluk gua, lu harus nanganin pasien Nomor 14 sendirian selama sebulan gimana?"

Ucapan itu berhasil membuat Rio tersedak, terbaik batuk, se akan seluruh isi perutnya akan keluar.
Rifki hanya tersenyum melihat reaksi Rio yang seperti itu.

Iya, pasien ruang 14 yang bringas waktu di tanganin Rio dan Will 3 tahun lalu. Dia masih dirawat sana dan belum sembuh makin bringas malah, kebayang kan menderitanya Rio dan kawan kawan di sana :')

Biasanya mereka menghadapi secara ramean, itu juga kadang suka kalah. Bayangin ini Rio harus menghadapi dia sendirian, sebulan lagi. Bunuh aja gua ya tuhan, pinta Rio dalam hati.

"Kalo dia meluk Syam, lu harus keluarin itu pasien dari rumah sakit apapun caranya, lu eksekusi mati juga gapapa"

Rifki hanya tersenyum mendengar permintaan Rio. Ia setelah 3 tahun dipenjara, ia mengambil alih rumah sakit karna memang secara hukum itu milik nya. Rifki berhasil membersihkan namanya Dimata masyarakat. Bahkan dihari kebebasan, banyak sekali orang yang datang dan memberi sambutan kepadanya. Termasuk Syam dan Ryan. Kecuali Niken dan kakeknya. Kalian tau kan mereka dimana.

Sementara Niken, selama 3 tahun di Eropa, ia hanya menjadi asisten sang kakek yang berprofesi sebagai profesor di suatu rumah sakit terkenal di Eropa. Ia banyak belajar dari kakeknya disana. Sementara tujuan sang kakek membawanya adalah, sebagai bentuk permintaan maaf karena telah membuat nya menderita selama ini, walaupun tidak setimpal dengan yang Niken rasakan, semua ini cukup membuat Niken lupa tentang masa lalu nya.

***

'neeeett....neeeett...'

Syam memandang alarm di kantor nya menandakan ada nya panggilan mendesak, ia mendengus kesal. Hari ini kan dia harus menjemput Niken. Dengan berat hati ia menelpon Rio dan memberi kabar ia tidak bisa menjemput Niken. Yang ditelpon malah kelabakan mau menangis saja memohon mohon Syam untuk menjemput nya, tau kan kalau sampe Syam gak Dateng siapa yang kalah taruhan.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang