After All This Time

3.6K 170 2
                                    

Niken membuka mata nya. Pusing, ya hanya itu yang ia rasakan saat ini. Ia melihat kesekitar, Niken mencoba menggerakkan jari nya, ia dapat merasakan tubuh nya seperti hancur, ia bahkan kesulitan menggerakkan jemari nya. Kini Niken tau, dimana ia sekarang. Ia mencoba mengangkat kepala nya meskipun rasanya dunia akan runtuh bahkan ketika ia hanya ingin menoleh.

"Ken?" Suara itu tidak asing. Tak lama, ia melihat Rio datang menggenggam tangan nya. "Jangan nekat!" Ucap Rio kasar ketika Niken mencoba untuk bangkit. Niken hanya tersenyum kecil dan menatap Rio, memberikan ekspresi memohon untuk nya. Rio hanya memejamkan matanya, dan menggeleng.

"Pantes Syam tergila gila sama nih anak... Godaan nya..." Ucap Rio pelan sambil menatap sekitar, mencoba menghindari kontak mata dengan Niken, namun Niken dapat mendengar nya. Ia tertawa, Rio hanya menatap Niken sambil tersenyum, pertanyaan apakah ia baik baik saja merupakan omong kosong untuk nya. Tentu saja Niken tidak baik baik saja.

Memilih mengalah, Rio pun kini membantu Niken bangkit dan mendudukkan Niken di ranjang, ia membiarkan Niken bersandar. Niken hanya bisa mengerutkan dahi, melihat sebuah kursi roda sudah terpampang di depan nya. Niken menatap Rio. Sedangkan Rio hanya tersenyum simpul.

"Gua yakin setelah gua bilang ini lu bakal nekat, makanya gua udah persiapan" ucapan Rio semakin membuat Niken bingung. Ia masih menatap Rio penuh tanya. Seperti nya Niken belum pulih, ia bahkan lupa bagaimana kondisi Syam, dan keluarga nya.

"Rifki lagi..."
"DIMANAA??!" tanya Niken khawatir. Rio hanya tertawa melihat reaksi Niken yang sesuai dengan perkiraan nya. Niken sudah mengingat nya.

"Syam? Kakek?..." Tanya Niken lagi.

"TRUS RYAN GIMANA ??!"

" Sssstt.... Satu satu, gua gak bisa jawab" ucap Rio sambil menggaruk pelipis nya pelan karna pusing dengan pertanyaan Niken yang dilontarkan bertubi tubi.

"Kakak mu udah sadar" Rio tersenyum, namun beberapa detik kemudian senyum itu hilang.

"Tapi dia sekarang gak disini" lanjut Rio masih menggantung, Niken tak menjawab, ia masih menunggu kelanjutan ucapan Rio.

"Tepat setelah dia sadar, dia di datengin tim...." Ucapan Rio terputus melihat Niken sudah menunduk dan meneteskan air mata. Niken tidak perlu jawaban, ia sudah tau, kakak nya pasti sudah di bawa ke kantor polisi. Mengingat posisi kakaknya buronan.

Rio hanya menghela nafas, dan mulai menepuk pundak Niken, mencoba menenangkan. "Ayo..." Ucap Rio pelan membuat Niken menghentikan tangisan nya dan kini mendongkakan kepalanya menatap Rio. "Hari ini sidang nya, kakek juga ada" ucap Rio tersenyum. Niken mengusap air matanya. "Ryan?" Tanya Niken pelan.

Rio hanya menunduk, tak bisa menjawab pertanyaan Niken , membuat Niken kembali menangis. "Sampe sekarang... Kita gak tau kondisinya, dia koma" ucap Rio lirih, membuat Niken makin kencang tangisan nya. "Tapi Syam udah sadar" ucap Rio, membuat Niken bangun dan kembali menatap Rio. Ia memperhatikan sahabat nya yang bahkan wajah nya sudah kacau. Ia juga terluka, tapi Niken melupakan nya.

"Lu udah... Berobat?" Tanya Niken sambil mengusap pelipis Rio yang terdapat goresan. Rio hanya mengangguk. "Ayo kita liat sidang" ucap Rio dan beranjak mendekatkan kursi roda itu, mengangkat Niken, dan mendudukan Niken disana.

.
.
.
.
"Dengan ini Rifki, dinyatakan bersalah, dengan hukuman 3 tahun penjara"

Niken menunduk, Dejavu 10 tahun lalu mengingatkan nya pada sang ayah. Sedangkan Rifki tidak sedikit pun mengalihkan pandangan nya dari Niken. Ia tersenyum, bisa melihat adik nya untuk yang terakhir kali nya. Melihat kondisinya yang sudah lebih baik meskipun harus menggunakan kursi roda. Rifki bahagia, sesekali ia melirik ke kakek nya, dan tersenyum mengetahui sang kakek baik baik saja.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang