loves 86*5

5K 251 0
                                    

"he....hei!!! assh !! perempuan jaman sekarang kayak gini?" ucap pria itu dan pergi.

Niken pun melanjutkan perjalanan nya pulang kerumah. Rasa lelah semakin menjadi-jadi, sekarang kaki nya terasa sangat sakit. Sampai-sampai ketika mulai mewati gang biasanya, Niken harus membuka heels nya dan berjalan seperti orang mabuk walaupun ia sadar.

Dengan wajah sangat malas Niken memasuki rumah 'KREEK' Niken mendengar suara aneh disekitar rumah nya.

Seketika Niken langsung mengarahkan pandangan nya, ia terus menatap sekitarnya sambil berharap semoga tidak ada hal buruk yang terjadi. Sekitar setengah jam Niken berdiri di depan rumah, merasa tidak ada sesuatu yang mencurigakan, Niken pun masuk kerumah dan beristirahat.

***

"eh udah denger belom? Semalem Niken baru kena musibah" ucap Rio pada teman-teman nya.

"musibah kenapa?" tanya Shinta.

"dia kecopetan"tiba-tiba Will datang sambil memberikan beberapa dokumen pada Sarah.

"tapi untung pas kejadian itu ada polisi, jadi langsung ditanganin berita bagusnya Niken gapapa kok" lanjut Will, di ikuti hembusan nafas lega teman-temannya.

"guys, ngapain disini? Konsultasi pasien udah?" Niken datang menepuk pundak Will dan Rio.

"waaaah! Niken, sini-sini, Niken lu gapapa kan bener, ada yang sakit gak? Coba ceritain kejadian nya" Rio menarik Niken, seketika Niken melepaskan genggaman Rio sambil tersenyum manis

"iya, nanti gua ceritai pas makan siang, sekarang lebih milih cerita gua apa pasien?" tanya nya.

"betul tuh, pasien dulu, pasien dulu... ayo sar"  ucap Shinta menggandeng Sarah pergi.

"janji ya cerita "ucap Rio mengacungkan jari kelingkingnya.
Niken hanya tersenyum dan membalas janji kelingkingking nya,

"janjiii "

balas Niken dan pergi meninggalkan Rio dan Will.

Niken berjalan perlahan keruangan Profesornya, rasa sakit semalam masih belum hilang membuat Niken merasa tidak nyaman ketika berjalan. Niken pun memasuki ruangan profesor, ruangan nya kosong, Niken pun meninggalkan beberapa berkas di atas meja profesor dan beranjak pergi.

"oh, Niken kamu lagi disini?" ucap profesor yang tiba-tiba saja datang membuka pintu.

"saya cuma mau naruh laporan saya prof, saya permisi" ucap Niken memberi salam dan pergi.

"Niken..." panggil Profesor, Niken pun berhenti dan berbalik.

"kamu pucet, istirahat aja dulu kamu saya kasih libur sampe kondisi kamu membaik oke" ucap profesor,

Niken hanya mengangguk pelan dan pergi. Niken kembali keruangan nya, kali ini Niken melonjorkan kaki nya dan merebahkan badan nya di kursi sambil merasakan badan nya yang sakit.

"Niken..."

Panggilan itu membuat Niken terkejut dan langsung membenarkan posisinya.

"oh Will, ada apa?" tanya Niken sambil membenarkan penampilan nya.

***

"gua kesel, gua gak bisa lupain begonya diri gua 8 tahun lalu, dan sekarang gua gak bisa nerima gua masih bego kayak dulu"

keluh Niken sambil meneguk segelas kopi.

"hmm... jadi, lu belum bilang terima kasih sama polisi itu karna inget masa lalu?" tanya Will.

"coba lu ubah pandangan lu, mungkin emang rese polisi jaman dulu, tapi sekarang kan jaman udah berubah juga, orang yang punya prinsip kalo pendidikan lebih dulu dari pada uang juga udah mulai banyak, mungkin aja polisi yang lu temuin kemarin itu beda"

sambung Will sambil meneguk segelas kopi.
"tetep aja dia polisi " balas Niken dengan wajah sedikit murung.

Will tersenyum dan mengusap kepala Niken, "tapi lu beneran gak kenapa-napa?" tanya Will dan mulai mengeluarkan ekspresi khawatir.

Niken hanya menggeleng pelan, "tapi badan masih pada sakit apalagi kaki abis ngejar pencopet pake heels" jawab Niken, kemudian tersenyum,

"tapi gapapa sih Profesor kasih gue waktu libur beberapa hari, kayak nya gua juga lagi gak vit nih" lanjut Niken.

"syukur deh, lu tau gak, gua khawatir banget" jawab Will.

"biasa aja kali" balas Niken sambil menepuk pundak Will

"thanks traktiran nya, gua pergi ya..." sambung Niken, Niken pun berdiri memberikan salam.

"istirahat yang cukup ya..." ucap Will sebelum Niken benar-benar meninggalkan nya.

Niken pun melanjutkan perjalanannya pulang, hari ini Niken benar-benar merasa sakit jadi sebelum pulang ia mampir ke apotek dekat rumah nya.

Niken pun berjalan pelan sambil membawa plastik obat kerumah nya, tapi lagi-lagi perasaan Niken menjadi tidak enak.

Ia merasa seseorang sedang ada di belakang mengikutinya, tapi ketika Niken berbalik tidak ada siapapun di sana, hal itu membuat Niken khawatir.

Sesampainya dirumah Niken langsung mengunci pintu nya merebah kan tubuh di sofa dan mulai memejamkan mata.

ddrrrrttt...ddrrrttt

dering handphone Niken berbunyi, Niken pun mengangkat nya

"hallo?" ucap Niken tapi tak ada jawaban, hanya suara ramai jalanan.

"hallo?"

"maaf ada apa ya?" sambung Niken tapi tak ada jawaban, hanya ada suara mobil yang berlaju kencang.

Niken pun menutup nya, kali ini Niken khawatir. Ia berdoa semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.

"apa perlu lapor polisi?" ucap Niken pelan. Tak lama Niken menggelengkan kepanya nya,

"gak, gua bisa nyelesain ini,  gak perlu" tambah Niken.

Niken pun langsung beranjak ke kamarnya menuju meja kerja nya dan membulatkan satu tanggal di kalender nya. "huuuftt, tinggal 28 hari lagi, ayah sabar ya yah" ucap Niken sambil menatap bingkai foto ayah nya.

"semuanya bakal baik-baik saja".

TBC

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang