loves 86*18

3.3K 169 0
                                    

Dengan cepat Niken memeriksa kondisi sang ayah. Tak lama datanglah dokter Sasya, langsung memeriksa semua nya.
"Ini keajaiban... dokter Niken" ucap Sasya.

Dengan cepat Niken mendekati sang ayah, dengan gemetar tangan sang ayah mencoba menyentuh wajah Niken. Niken pun mendekatkan wajahnya agar memudahkan sang ayah menyentuh Niken.
"Ayah ..." ucap Niken sambil meneteskan air mata.

***

'Tak...tak...tak...'
Terdengar jelas langkah kaki itu ketika rifqi menyusuri lorong hampa ini.
"Kita sudah dapat perintah..." ucap seseorang dibalik ruangan.
Rifqi yang sedang berjalan pun menghentikan langkahnya dan mulai menguping.

"Apa perintahnya?" Tanya seseorang satu lagi disana.

"Mereka berdua... kita harus menyingkirkan mereka" balas orang tersebut.

Rifqi semakin bingung mendengar pembicaraan mereka, siapa yang harus di singkirkan? Tanya nya dalam hati.
"

Sepertinya tangan kanan ku sudah mulai mengkhianati ku" tambahnya.
Seketika Rifqi tersadar siapa yang baru saja mereka bicarakan. Mereka akan membunuh ku dan Niken. Ucap nya dalam hati. Tapi siapa yang memberitau mereka? Rifqi kembali mencoba mendengarkan pembicaraan mereka. Namun tiba-tiba.

'Triiiing' sebuah pesan masuk. Rifqi pun membukanya.

"Ayah sadar" tulisan nya. Dering ponsel itu membuat kedua nya tersadar bahwa ada yang menguping. Tentu itu menjadi ancaman buat Rifqi.
Akhirnya Rifqi pun tertangkap basah oleh mereka berdua.

Awalnya mereka terlihat biasa saja ketika melihat Rifqi, tapi beberapa menit kemudian... mereka mengeluarkan pistol dan menyerang Rifqi, beruntung Rifqi dapat menghindari serangan itu. Hanya saja, kepanikan membuatnya menjatuhkan ponselnya ketika berlari. Ia pun berlari dan menyembunyikan diri.

Awalnya Rifqi hanya mengkhawatirkan sang adik, tapi ketika mendapat pesan ayahnya tersadar membuatnya semakin khawatir. Karna bisa jadi ayah lah korban selanjutnya. Tapi keadaan membuatnya tak bisa menghubungi Niken.
Aku harus menemui Niken. Ucapnya dalam hati.

***

Niken menghembuskan nafas panjang sambil bercermin, sesekali ia membenarkan rambutnya. Ia tersenyum. Ya, hari ini adalah hari sidang. Ia pun memutuskan untuk ikut menjalani sidang sebagai pembela.
Kali ini ia harus yakin dengan kemampuan nya bahwa ia, dapat membebaskan fajar dari tuduhan itu.

Sebelum memasuki ruang sidang, Niken sempat mengunjungi sel tempat fajar di tahan.
"Kamu gak papa?" Tanya nya.

Sedangkan fajar hanya terduduk sambil tersenyum sinis.
"Udah biasa saya dalam kondisi kayak gini" tambahnya. Niken hanya menepuk bahunya.

Dan pergi meninggalkan Fajar.

Sidang pun dimulai, Fajar sudah mulai memasuki ruang sidang. Niken masih terduduk di bangku pengunjung. Ia dapat juga melihat Syam berdiri memperhatikan segala kondisi yang ada.

Jaksa pun memulai argumen tuduhan nya kepada Fajar. Tapi semuanya di tepis oleh pengacara Fajar.

"Yang mulia... saya ingin mendatangkan seseorang" ucap seorang pengacara. Hakim pun memperbolehkan nya.
dengan cepat pengacara itu menatap ku memberikan isyarat untuk memasuki ruang sidang.
Aku terdiam, Syam menatapku sambil tersenyum memberikan semangat.
Aku pun berdiri dan memasuki ruang sidang.

Disana sebelum berargumen, aku membacakan beberapa sumpah.
"Dokter Niken, apakah benar menurut pemantauan anda bahwa saudara Fajar mengalami gangguan kejiwaan?" Tanya nya.

Aku terdiam sebentar dan menatap Fajar.
"Ya... dia mengalami gangguang kepribadian langka" ucap ku.
Semua langsung menatap ku serius.

"Apa maksudnya?" Tanya sang hakim.

"Waktu itu saya pernah bertemu dengan nya, ia memperkenalkan dirinya dengan nama Fajar... kemudian beberapa hari setelah itu, aku bertemu dengan nya lagi, tapi ia bersifat berbeda dan mengatakan namanya adalah Adhimas... awalnya aku kira mereka kembar... tapi ternyata saat ku selidiki Fajar hanyalah anak tunggal, kemudian saya bertemu lagi dengan nya tapi dengan sifat sangat berbeda jauh, dan menyebutkan namanya Genta, saya sadar bahwa ini ada yang salah... saya pun mempelajari gejalanya... dan saya pernah mengobati pasien penyaki dengan kondisi seperti ini" ucap Niken.

Seketika Jaksa terlihat kebingungan harua berargumen apa. "Penyakit jenis apa itu?" Tanya sang jaksa.

"Ini penyakit jenis, kepribadiam ganda... ia memiliki banyak karakter dikehidupan nya... dan seperti yang anda liat sekarang... ini bukan lah sifat nya yang seseorang pembunuh... ini karakter yang berbeda" tambah Niken.

Tentu saja tidak semua orang mempercayai teori Niken.
"Bagaimana cara membuktikan bahwa diagnosa anda benar?" Tanya sang hakim.

"yang mulia... saya ingin menghadapkan seseorang lagi kesini" kata sang pengacara.
Hakim pun menyetujui nya.

Tak lama terbuka lah pintu sidang dan masuk lah pak Lukman. Sepanjang jalan Niken hanya bisa berdoa... semoga sifatnya berubah, ucap nya dalam hati.
Fajar terlihat berkaca-kaca menatap sang ayah yang memasuki ruangan.

"Pak hakim... ada dua kesamaan dari kasus mereka berdua, yaitu identitas pembunuh yang sama-sama genta... mereka mengenal satu sama lain" ucap si pengacara.

Hakim pun menatap pak Lukman dengan serius. "Kau mengenal pria ini? " tanya sang Hakim kepada pak Lukman. Pak Lukman pun terlihat menangis dan mengangguk.

"Dia anak Saya" ucap nya membuat semua orang diruang Sidang terkejut.

"Bukan...," tiba-tiba suara keluar dari mulut Fajar. Semuanya menatap Fajar, wajahnya berubah menjadi kemerahan dan siap meledak.
"Ayah gua bukan pembunuh" ucap nya.

"LO BUKAN AYAH GUA!!!" Ucap nya sambil mencoba menyerang sang ayah. Keadaan pun memanas, Syam pun ikut turun tangan untuk menenangkan Fajar.
Keadaan menjadi rusuh.

"Harap tenang! " ucap sang hakim sambil beberapa kali memukul palu.
"Sidang kita tunda hingga minggu depan" tambah hakim. Semuanya pun dibubarkan.

"Kita kurang bukti" ucap si pengacata kepada Niken. Niken pun terlihat kebingungan.

"Kita liat aja perkembangan nya minggu depan" jawab Niken dan memberi salam kepada si pengacara dan pergi.

Niken berjalan kearah taman sambil menghirup udara Segar. "Nih.."tiba-tiba seseorang dari belakang memberikan minuman pada Niken.
Syam, ucapnya dalam hati.
Ia pun menerimanya.

" kayak nya gua bakal gagal lagi deh" ucap nya.
"Jangan gitu lah... yakin dong" balas Syam.
Niken hanya tersenyum tipis.

"Mau ikut ngejenguk ayah?" Tanya Niken menawarkan Syam. Awalnya Syam tidak percaya gadis itu menawarkan nya, tapi tanpa pintaan kedua pun ia langsung mengiyakan nya.

sesampainya disana, ayah sedang terduduk sambil membaca buku. " ayaaaah" panggil Niken kepada sang Ayah.

Ayah hanya tersenyum dan langsung membuka tangan nya untuk memeluk Niken, dengan cepat Niken membalasnya dengan memeluk sang Ayah. Ayah pun sadar dengan kehadiran Syam di belakang Niken.

"Jadi dia pilihan kamu?" Ucap ayah membuat Niken terkejut.

"Ih ayah apaan sih... enggak kok, orang cuma temen" balas Niken.

Syam pun langsung memainkan peran nya, ia memberi salam pada Ayah. Hari itu semua terlihat bahagia, bahkan Niken tidak pernah membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Niken tidak pernah tau bahwa nyawanya kini di incar.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang