Matahari dalam kegelapan...

3.3K 181 0
                                    

"dia... punya penyakit multiple personality..." ucap Niken sambil memberikan beberapa catatan pada Syam.

"jadi maksud lu... dia gak salah?" tanya Syam sambil membolak-balik kertas yang diberikan Niken.

Niken hanya mengangguk pelan.
"dia gak bisa di penjara... dia harus nya masuk ke psikiater" ucap Niken. Syam pun hanya menghembuskan nafas.

"lu punya bukti?" tanya Syam.
Niken hanya menggeleng pelan.

"tapi... gua pernah nanganin pasien kayak gini Syam... asal lu tau... dalam tubuh dia itu... ada jiwa lain yang gak bersalah... kalo lu menjarain dia... lu udah ngambil hak orang yang gak bersalah juga... " jawab Niken.

"tapi tetep aja... gak semudah itu ngelepasin diri dari hukum... masalah nya jaksa udah nentuin tanggal sidang" Niken hanya tertunduk.

"kasus no 88" ucap Niken.

"hah?" tanya Syam bingung.

"buka dulu kasus nya...?" ucap Niken.

"kasus nya udah di tutup" jawab Syam.

Niken hanya mendengus kesal.
"kasus nya emang udah selesai... haduh... buka dulu riwayat si pelaku" ucap Niken menatap tajam Syam, Syam terlihat sedang berfikir dan ia pun bergegas ke meja kerja nya mencari catatan yang dimaksud dengan Niken.

"nih..." jawab Syam melemparkan beberapa lembar kertas kepada Niken. Dengan cepat Niken membuka nya lebar-lebar depan Syam.

"ini... lu liat.." ucap ku menunjuk nama pak Lukman.

"ada keterkaitan kasus sama mereka berdua" Syam pun langsung mengambil kertas yang di pegang Niken sekarang, dan mulai membaca nya.

"dia punya nama belakang yang sama... dan dia ngebunuh pakai identitas yang sama" jawab Niken.

Syam semakin fokus memperhatikan dengan apa yang dia baca. "bukan nya wajar... identitas Genta si pembunuh berantai itu udah pernah nyebar... bisa aja di mau make nama ini lagi" jawab Syam sambil menyeruput kopi nya, Niken hanya terdiam dan menghembuskan nafas.

"Syam... orang yang sekarang lagi lu tanganin kasusnya sekarang ini itu... anak nya pak Lukman" jawab Niken membuat Syam tersendak. Tanpa perintah dua kali Syam langsung kembali membuka catatan yang baru saja ia tutup.

"dulu pak Lukman itu nama panggilan nya Adhimas... dan sekarang nama Adhimas itu jadi nama belakang si Fajar" ucap Niken, "fajar?" tanya Syam.

"Genta... nama asli nya Fajar... dan bukan cuma kepribadian si Genta aja yang ada di tubuh fajar... tapi kepribadian Adhimas juga" ucap Niken mulai memberikan catatan jurnalistik kesehatan Fajar kepada Syam. Syam terlihat terpaku melihat semua yang diucapkan Niken.

"Kayaknya waktu, si ayah di penjara... ini jadi tekanan buat fajar... dia kehilangan sosok sang ayah, akhirnya di kehidupan nya muncul sosok adhimas...
Dia bersikap seperti sang ayah" tambah Niken.

Syam terlihat bingung, sambil sesekali membuka daftar riwayat milik pak lukman.

"Trus gimana bisa ada genta, di kehidupan fajar?"

Niken terlihat bungkam dan bingung. "Gua juga gak tau sama yang satu ini... pasti ada alasan nya" balas Niken,

Tiba-tiba ponsel Syam berdering.
Ia pun mengangkatnya.
"Ya... pindahin kasus nya aja" ucap Syam dan langsung mematikan ponselnya.

"Jadi gimana?" Tanya Syam.

"Cuma fajar yang tau alasan nya... tapi sejauh ini? Fajar belom juga muncul" tambah Niken.

Syam terlihat semakin bingung.
"Kita harus ketemu fajar" tambah Syam dan langsung bangkit dari bangku. Tanpa peruntah dua kali pun Niken langsung bergegas mengikuti Syam dari belakang.

Mereka mendatangi penjara tempat Fajar ditahan. Sesampainya di sana, Niken mendapati Fajar sedang menangis dalam sel.

Niken langsung berlutut dan bertanya "fajar?" Tanya Niken. Tapi pria itu hanya menggeleng. Niken pun sadar, bahwa ini bukan kepribadia Fajar.
"Dhimas?" Tanya nya lagi. Ia pun mengangkat kepalanya dan menatap Niken.

"Kenapa gua ada disini?" Tanya nya sambil terus menangis.
niken tak berkata.

"Gua gak pernah ngelakuin kejahatan, gua gak pernah ngelakuin apa-apa" jawab nya. Niken hanya mengangguk paham.

"Kamu kenal Genta?" Tanya Syam membuat Adhimas seketika terdiam dan mengangguk.

"pasti dia yang ngelakuin ini semua... ah brengsek" ucap nya.

"selama si ayah di penjara, Fajar gak pernah berani lagi main... ia hanya bisa berdiam diri dirumah ditemani barang-barang milik ayah nya. Tanpa sadar, fajar sering berinteraksi dengan gantungan kunci itu"
Jawab Dhimas sambil menunjuk gantungan kunci yang pernah ia berikan pada Niken.

"Semuanya berawal dari gantungan itu... fajar kesepian dan akhirnya timbul rasa ingin balas dendam setiap kali melihat gantungan itu, aku sudah berkali-kali mencoba untuk membuang nya... tapi esok nya... gantungan itu kembali lagi di tempat, dan setelah itu selalu ada berita bahwa seseorang baru saja mati dibunuh..." ucap nya memperjelas.

"Kita harus gimana?" Tanya Syam pada Niken.

Dengan cepat Niken menarik Syam keluar ruangan.

"Gua tau caranya" ucap Niken dengan antusias.

"Apa?" Tanya Syam.

"Sertain pak lukman pas proses sidang... semua kepribadian bakal muncul di sana" ucap Niken.

"Tapi pak lukman kan ayahnya... nanti dia syok gimana?" Tanya Syam lagi.

"Ya... cepat lambat juga pasti pak lukman bakal tau"

Syam hanya mengangguk pelan. Sebenarnya, yang Niken ucapkan itu dia yakin salah... karna ketika sang ayah memasuki ruangan, Genta akan hadir dan mencoba menyerang si ayah...

Tapi saat itu lah Niken akan berhasil membuat fajar di bebas kan dari tuntutan... karna semua orang akan melihat perkembangan emosi yang begitu drastis. Dan mendapat keyakinan bahwa Fajar memang tidak bersalah.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang