Secret

3.1K 166 0
                                    

Hai haiii 😂
Ketemu lagi sama author.
Udah lama gak lanjut cerita nih.
Semoga gak kangen sama saya.
Hahaha #krik banget lu

"Niken bangun..."
Ucap syam sambil mencoba membangunkan Niken yang tertidur.
Syam memindahkan nya ke kamar, sementara Syam tidur di sofa.
Niken terbangun, dan melihat jam menunjuk pukul 04:00.

Kejadiam semalam membuat mereka sedikit kecewa, tepat saat Will memasuki lobby rumah sakit videonya terputus. Rupanya mereka sudah selangkah di depan dari mereka.

"Lu kerja kan?" Tanya Syam. Niken hanya mengangguk dan mulai bangkit dari kasur.
Niken melihat, ke sekeliling nya, ia baru menyadari dirinya tertidur dirumah Syam. Tepat saat video nya terputus, Niken memutuskan untuk memutarnya dan mengulang nya berkali-kali, berharap ada kesalahan tapi alhasil semuanya nihil.

Niken dapat melihat Syam keluar menyiapkan mobil, Niken hanya berjalan perlahan keluar rumah.
"Kerumah gua dulua ya..." ucap Niken.
Syam hanya menggangguk paham. Sambil membereskan mobilnya, Niken kembali duduk di sofa yang masih terdapat laptop Syam disana.

dengan perasaan putus asa, Niken kembali membuka laptop itu dan memutar video semalam, tapi hasilnya tetap nihil. Video itu seketika berubah menjadi kabut.
Niken hanya dapat menghela nafas menahan sesak.

Syam datang dan menepuk pundaknya. Tapi Niken tidak menghiraukan nya, sampai akhirnya Syam  menghadapkan Niken ke arah nya. Tapi Niken kembali menepis tangan Syam.
Syam hanya bisa memandang Niken,
"Maaf ya..." ucap Syam pelan.
Awalnya Niken bersikap biasa, tapi ucapan Syam tersebut seketika membuat nya menjadi meneteskan air mata.

Syam semakin tidak tega, tapi apa lagi yang harus dilakukan? Belum ada jaksa yang memberikan tuntutan. Syam tidak bisa menyelidiki ini secara terang-terang an.

Syam hanya ingin mengusap air mata nya. Tapi bukan itu yang dibutuh kan Niken saat ini.  "Ayo... kita kan mau kerumah lu dulu... baru berangkat kerja, nanti telat" Syam mulai berdiri sambil membantu Niken bangun. Dan membereskan barang Niken, Membawa nya ke mobil dan mengantar kan nya pulang untuk bersiap-siap.

Mereka tiba di rumah Niken tepat pukul 6 pagi. Niken memasangkan kunci nya, tapi "kreeeek" pintu terbuka, seketika Niken syok.
Pintunya tidak terkunci, ia berjalan mundur. Syam yang memperhatikan nya dari luar pagar mulai curiga dan memasuki rumah Niken.

"kenapa?" Tanya syam.
Niken masih terdiam menatap pintu nya. Yang ia fikir sekarang adalah bagaimana jika kakak nya ada di dalam.
Syam berjalan mendekat,
Melihat pintu nya terbuka tapi Niken masih memegang kuncinya, Syam sudah langsung tau dan mulai siaga.

"Lu tunggu di sini ya" ucap Syam dan mulai masuk kedalam rumah.

Satu persatu ruangan ia periksa, Niken hanya mengikuti dari belakang. sampai tibalah ia ke ruangan Niken, semuanya berantakan tak berurus. Seakan akan Niken sudah meninggalkan nya bertahun-tahun.

Tiba-tiba Niken terduduk lemas ketika menginjak sesuatu dan mengambilnya, yang ternyata adalah surat bertuliskan tinta merah seakan darah.
"H-50 see you there"

"Niken..." syam meraih surat nya dan mulai menatap tajam.

"Gak bakal kayak gini kalo lu cerita"
Ucap Syam, Niken masih menunduk ketakutan.
50 hari lagi adalah hari dimana ayah nya dijatuhi hukuman penjara. Apa lagi yang mereka tunggu selain menyingkirkan Niken. Mereka benar benar selangkah di depan.

Niken tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan syam begitu saja.

***
"Lu kenapa sih ken?" Tanya Rio menepuk pundak Niken.
"Lu gak berubah ya..." tambah nya sambil tersenyum.
"Dunia ini tuh terlalu kejam buat lu rasain sendiri... kalo keberatan buat nanggung berdua, se enggak nya cerita lah" tambah Rio.
"Justru itu beban nya... gua gak bisa cerita" balas Niken.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang