loves 86 *3

6.6K 305 1
                                    

"iya, dirumah sakit ini yang gak waras itu mereka..." jawab si profesor pria yang berjalan mendekat ke arah pasien dan dokter wanita itu.

"liat ini, wah Niken kamu selalu bisa menaklukan semua pasien disini, aku heran kenapa sampe sekarang belum ada laki-laki yang takluk sama kamu?" ucap profesor sambil duduk di kursi dekat pasien.

"pria itu lebih gila dibanding pasien disini ! aku lebih kewalahan menghadapi mereka prof" jawab wanita itu sambil tersenyum.

Sejauh ini, Niken adalah dokter di sebuah rumah sakit Jiwa. Biarpun muda, tapi dia merupakan senior dirumah sakit itu.

Alasan nya selain profesor disana adalah ayah angkat nya, Niken mempunyai dua tittle gelar di namanya. Sarjanan dokter, dan psikolog. Dan sejauh ini, belum ada yang bisa menggantikan posisi Niken di mata profesor Anton.

Bukan hanya anak angkat, tapi Niken sendiri memang pandai dalam menghadapi pasien.

"oke, sekarang luka di tangan bapak udah saya kompres, mungkin besok sudah hilang bekas nya, suster panggil dokter Will kesini, dia harus kasih resep obat ke pasien ini..." pinta Niken.

Si suster pun langusng pergi meninggalkan ruangan nya. "hemmmm, Niken kamu kan juga dokter, kenapa gak kamu yang kasih obat nya? kamu juga pasti udah hafal semua jenis obat untuk semua jenis pasien, " profesor Anton terlihat kecewa.

"prof... saya memang anak angkat anda, saya memang sudah lama mengabdi dirumah sakit ini, tapi saya tetep bukan dokter spesialis kejiwaan, jadi saya gak punya hak buat kasih mereka resep, saya cuma psikolog, yang bisa bantu mantau kondisi mental pasien disini" Niken Tersenyum.

"hmmm, itu alasan kenapa kamu selalu jadi yang terbaik Niken" jawab profesor Anton, sambil menepuk bahu Niken dan pergi meninggalkan Ruangan.

Tak lama kemudian dokter Will pun datang. Memeriksa pasien dan memberi resep.

"dokter, dokter kan udah tau obat buat pasien ini, kenapa dokter gak langsung kasih aja obat nya? dokter juga pasti tau dosis nya kan " ucap dokter Will, sambil menyuntikan obat kepasien yang sudah jauh lebih tenang dibanding sebelumnya.

"oh itu, gapapa saya cuma pengen bikin kamu sibuk aja Will" jawab Niken tersenyum sambil menepuk bahu Will, dan pergi dari ruangan itu.

***

"eh liat deh ada film baru nih judulnya criminal case tentang kepolisian nonton yuk" semua menengok kearah wanita itu.

"criminal case bukan nya nama games? Dijadiin film?" tanya Will.

Biasanya di jam makan siang semua dokter berkumpul di kantin rumah sakit, mereka sudah terbiasa makan bersama untuk mempererat ikatan kekeluargaan para dokter di rumah sakit itu.

"oh! iya gua inget,  daebak banget tuh film, pemain nya aktor papan atas semua. Sarah... gua suka movie lo" ucap Will santai.

"ayo nonton Rio, Shinta, kak Niken?".

Dak,
Seketika Niken tersedak. "ih udah di bilang jangan panggil kakak, kita seumuran, emang saya keliatan tua?" tanya Niken sambil mengelap mulut nya.

"hehehe gak biasa soalnya saya kan baru disini, oke! aku panggilnya sekarang niken" jawab Sarah sambil tersenyum.

"Rio, Shinta, Niken ayo mau gak?" Sarah mulai menunjukan wajah antusias.

"gua gak tertarik sama polisi" kata-kata dari mulut Niken membuat semua nya tercengang.

"serius? Tapi bukan nya mereka berjasa ya?" tanya Rio. Niken hanya menggeleng pelan.

"politisi itu licik, apalagi polisi, mereka suka bertindak semaunya,  " jawab Niken spontan.

"kalo kalian mau nonton, nonton aja... gua gak ada waktu buat nonton begituan"

Niken mengakhiri makan siang nya dengan kalimat tajam, dan pergi meninggalkan teman-teman nya.

"dia emang gitu, semenjak ayah kandung nya di vonis hukuman penjara dia jadi benci banget sama kepolisian" jawab Will.

"daebak Will, lu tau semuanya tentang Niken, tapi kenapa ayahnya di penjara?" Shinta memperlihatkan ekspresi ingin tahu nya.

"dituduh,  tapi Niken yakin banget ayahnya gak salah, tiap denger kata kepolisian dia bakal ngerasa bersalah banget karna gak bisa bantuin ayahnya bebas" Will menjelaskan ke inti cerita.

"tapi tahun ini tahun ayah nya selesai kan hukuman nya ? sebentar lagi dia ketemu ayah nya" tanya Sarah.

"aih... udah-udah jangan ngomongin Niken, dia pasti ngalamin masa yang berat selama ini, sekarang jangan ada yang nyebutin hal-hal berbau kepolisian di depan nya oke " ucap Rio, semua mengangguk setuju.

"tapi gua kagum, dia gak pernah keliatan sedih selama ini"ucap Rio sambil menyuap makanannya.

TBC

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang