loves 86*7

4.4K 227 0
                                    

"dia bener-bener gak bilang terima kasih?! Hello peradaban udah ilang apa?" ucap pria tersebut dengan wajah kesal.

***

"pasien tahanan no 100 siapa yang nanganin?" tanya Syam.

"sebentar pak saya cek dulu"jawab seorang suster sambil memeriksa data di komputernya.

"oh dia sama dokter Niken pak" jawab si suster.

"yang mana ya orang nya?" tanya Syam.

"dia dokter baru pak? Oh itu disana orang nya pak" jawab suster menunjuk kearah seseorang.

Melihat wanita itu, tentu Syam terkejut.

"itu kan..." ucap Syam terputus. "oke makasih sus" ucap Syam kepada suster dan pergi.

"dia yang waktu itu kecopetan kan?hah dia belom bilang terima kasih sama gua" gerutu Syam sambil berjalan mendekati wanita itu.

"heh... lu kerja disini" ucap Syam pada wanita itu.

***

"gimana hari pertama kerja?" tanya Will menyodorkan segelas kopi pada Niken. Niken hanya memberikan ekspresi tidak tau.

"semua orang disana charming banget, keliatan profesional, solidaritasnya tinggi... tapi tetep aja gua kangen rumah sakit dulu" jawab Niken sambil menyeruput kopi nya.

"nanti juga kebiasaan..." jawab Will dan tersenyum.

"tau gak sih Rio tuh berisik banget.... katanya gak ada lu gak rame lah... padahal gak ada lu malah lebih berisik karna Rio" ucap Will sambil geleng-geleng kepala.

"namanya juga Rio" balas Niken sambil tertawa.

"jadi lu udah ketemu ayah lu?" tanya Will membuat Niken seketika berhenti minum.

Niken hanya menggeleng pelan sambil melanjutkan minum nya.

"gua gak tau harus bilang apa? Tapi gua gak bisa liat ayah gua dipenjara.... jadi gua bakal nunggu sampe bebas" jawab Niken.

Will hanya mengangguk paham. "gua pergi dulu... hari ini jadwal gua penuh" ucap Niken sambil menepuk pundak Will dan pergi.

Di balas dengan Senyuman Will. Niken pun kembali kerumah Sakit, kembali ke meja kerjanya dan memeriksa semua laporan.

"Dokter!!..."

seseorang berlari kearah Niken dengan wajah panik.

"kenapa?" tanya Niken...

"dimana dia?"tanya Niken setengah berlari.

"dia di UGD," jawab Suster dengan wajah setengah panik. Dengan cepat Niken berlari kearah UGD dan menemui si pasien.
"suhunya diatas 39 derajat dokter..." ucap seorang suster yang sedang menangani si pasien.

Dengan cepat Niken mengeluarkan stetoskop. "laju nafasnya cepat, apa sebelum nya dia muntah-muntah?" tanya nya kepada si suster. "iya..." jawab si suster.

Niken berfikir sejenak, suhu tinggi, muntah, nafas cepat.

"jangan-jangan..."ucap Niken semakin khawatir dan langsung menggulung lengan baju si pasien.

Niken terkejut, melihat adanya ruam di kulit si pasien
"bawa pasien ke ICU cepet panggil dokter lain nya... bawain saya daftar riwayat pasien" ucap Niken.

Tim medis langsung menyebar dan bergerak dengan cepat. Niken membolak-balik kertas riwayat si pasien. "vaksin mengingokokus konjugat"ucap Niken pelan.

"kenapa dok?" tanya seorang suster disamping nya.

"pasien punya penyakit meningitis bakterialis dari waktu remaja... tapi kayaknya selama dia di penjara dia gak pernah suntik vaksin lagi" ucap Niken, sambil mengembalikan daftar riwayat pasien.

"udah ada dokter yang nanganin?" tanya Niken. "iya dok... dokter sesya udah ke ruang ICU" jawab si suster.

"tapi kenapa gak dokter aja yang nanganin pasien?" tanya si suster.
Niken menatap si suster dan tersenyum.

"Kontrak saya kan disini sebagai psikolog, kalo saya kerja jadi dokter disini nanti dokter yang lain merasa tugas nya diambil alih" jawab Niken menepuk pundak si suster dan pergi.

Niken kembali ke meja kerjanya, sesekali ia melihat daftar kasus dari pasien-pasien nya. Niken tersenyum,

"mereka bener-bener butuh psikolog" ucap Niken pelan sambil membolak-balik lembaran kertas.

"wah itu petugas Syam kan? Ganteng banget ya... " ucap seseorang suster kepada temen suster lain nya yang baru saja melewati meja Niken, sambil menatap kearah pintu masuk rumah sakit.

Niken pun memalingkan wajah nya ke arah suster-suster itu perhatikan. Niken terkejut,

"hah... si copet?"

ucap Niken membuat para suster yang baru saja melewatinya berhenti dan menatap Niken dengan wajah setengah terkejut.

Niken langsung memalingkan wajah, "hah.... ganteng? Polisi gak ada yang ganteng dah"

ucap Niken dalam hati. Niken kembali melihat ke arah pria itu berdiri, tapi yang membuat Niken sedikit terkejut ia melihat lelaki itu berjalan mendekati Niken. Berjalan semakin mendekat dan mendekat membuat Niken bingung. Ketika pria itu sampai tepat didepan meja nya, Niken hanya berdoa semoga pria itu tidak mendengar apa yang baru saja Niken ucapkan.

Niken pun menatap pria itu, tapi mengejutkan nya pria itu mendekatkan wajah nya mendekati Niken membuat nya semakin canggung.

"narapidana no 88, lu yang ngatasin kan?" ucap si pria.

Niken yang paham langsung membuka daftar riwayat pasien-pasien nya. Dan dia menemukan pasien kasus 88, si pria dengan penyakit meningitis itu.

"iya... dia pasien saya" jawab Niken spontan.

"gimana kondisi nya? Dia kena penyakit apa?" tanya si pria.

"dia di ICU sekarang... penyakit meningitis... gak bagus.... kemungkinan dia meninggal lebih besar" ucap Niken,

"tapi kalo dokter yang nanganin saya, dia bisa sembuh" ucap Niken. Pria itu terlihat mengacuhkan Niken.

"dasar sombong...." ucap pria itu.

"apa?!"

ucap Niken dengan nada tinggi membuat semua staf memperhatikan mereka berdua.

"udah nanya nya?" tanya Niken pada si pria. "gua gak nyangka bakal punya urusan sama lu" ucap si pria.

"satu-satunya urusan gua disini tuh sama pasien...gua gak ngerasa punya urusan sama lu... jadi mending lu pergi..." ucap Niken, dan pergi meninggalkan pria itu.

"hah... tingkat kepercayaan dirinya bener-bener luar biasa" ucap Niken ketika ia sudah rada jauh dari si pria.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang