loves 86*10

3.9K 199 1
                                    

"siapa?"

tanya Niken.
Niken pun bergegas pergi ke luar rumah sakit dan tersenyum melihat teman-teman nya sudah berdiri menunggu.

"Niken... ya ampun gua kangen banget sama lu ken..."Shinta yang langsung memeluk nya ketika melihat Niken baru keluar dari rumah sakit.
"aish.... gua juga kangen nih...." ucap Niken sambil melepaskan pelukan dengan lembut.

"NIKEEEEEN..!!! Ya ampun ken.... sumpah ya lu sombong banget gak pernah main kerumah sakit kita udah kayak kacang lupa kulit" Rio yang datag dengan heboh nya langsung memeluk Niken, tingkah lakunya dan ucapan nya yang serba spontan membuat semua nya tertawa.

"si Rio ya.... sumpah ya lu tuh rempong banget...." celetuk Sarah sambil memukul kepala Rio dengn pelan.

Niken pun melepaskan pelukan nya, tak lama Will dateng membawa beberapa kaleng minuman dan memeluk Niken. "gua kangen...."ucap nya dan di terima baik oleh Niken.

"CIEEEE...!" Shinta dan Sarah spontan mengatakan nya. Rio dengan wajah cemburu langsung melepaskan pelukan Niken dan Will.

"hello... semuanya kangen kali... jangan ambil alih Niken gua..." ucap Rio dengan tingkah seperti anak kecil membuat semua nya tertawa semakin lepas.

"hari ini kita pesta sama Niken...." ucap Will membagikan minuman kaleng nya.
"gimana kabar profesor?" tanya Niken.

"em... sejauh ini sih baik..." jawab Sarah. Niken hanya mengangguk paham. "lain kali kita kumpul kayak gini kita ajak profesor oke..." ucap Will. "oke..." jawab Rio spontan.

***

"aduh... gua rasanya gak mau pulang kalo kayak gini...." keluh Niken sambil duduk di halte menunggu angkutan umum.

Niken menyalakan handphone nya, "please jangan nelpon lagi" ucap Niken pada layar ponsel nya.

Niken hanya memandang penuh dengan ketakuan nomor dari telpon umum itu. Terpampang sangat jelas di daftar riwayat panggilan.

Dengan kesal Niken kembali mematikan ponsel nya. 'TIIIN...' suara klakson mobil, Niken melihat sebuah mobil merah parkir di depan halte tempat ia berdiri.

Niken hanya menatap mobil itu, tak lama kaca mobil itu pun terbuka.

"cepet masuk..." ucap seorang pria dari dalam.

Niken sedikit terkejut melihat ternyata Syam yang menyetir.

"gua mau ke kantor cabang... itu searah sama rumah lu, cepet masuk..." ucap nya. Niken hanya menatap aneh.

"ish...." Syam memberikan ekspresi kesal nya dan keluar dari mobil, dan langsung menarik Niken untuk masuk kedalam mobil.

"gua bisa masuk sendiri..." ucap Niken langsung membuka pintu mobil dan masuk. Tak ada pilihan lain, malam ini Niken memang sedikit lelah setidak nya dia bisa menikmati perjalanan pulang nya.

"lu tau dari mana alamat rumah gua?" tanya Niken. "pasien-pasien lu kan rata-rata narapidana gua, jadi di daftar riwayat narapidana juga ada daftar riwayat lu di situ..." ucap Syam yang terus memperhatikan jalan.

Niken pun bersandar di jok mobil yang empuk, dan mulai memejamkan mata. "lu gak pernah tidur?" tanya Syam. Niken hanya mennggeleng pelan dan terus memejamkan mata.

"kenapa?" tanya Syam lagi.
"gua gak bisa tidur...." jawab Niken sambil terus memejamkan mata. Syam hanya tersenyum.

"ddrrrrt...ddrrrrt" suara dering ponsel membangunkan Niken, dengan cepat Niken mengangkat nya.

"hallo..." ucap Niken,

tak ada jawaban Niken pun mengecek nomor yang menghubunginya. Seketika Niken terdiam, dan mematikan ponsel nya.

"siapa?" tanya Syam.

Niken masih memandang layar ponsel nya.
"orang iseng" jawab Niken singkat dan mematikan ponsel nya kembali dan meletak kan nya di samping kursinya dimana ponsel punya Syam juga diletak kan di sana.

Suasana mulai hening ketika mobil Syam mulai memasuki gang rumah Niken. Niken hanya melihat kesekitar,

"semoga itu penguntit kagak ada" ucap Niken pelan.

"hah... penguntit" tanya Syam memberhentikan mobil nya. Niken yang sadar ucapan nya ternyata di dengar Syam, kini terkejut.

"ah... oh... ada tetangga yang suka sama gue, dia suka nungguin gua pulang cuma buat bilang selamat malem doang.... gua nyebut dia si penguntit"

ucap Niken mencoba berbohong. "ooohhh"jawab Syam sambil tersenyum dan kembali mengendarai mobil nya. Niken menghembuskan nafas panjang-panjang, mereka pun sampai di depan rumah Niken, terlihat Syam melihat kesekitar,

"kayaknya penguntit nya gak ada... aman..." canda nya sambil tersenyum. Niken hanya membalas senyum kepada nya, mengambil handphone nya dan bergegas masuk kerumah.

"hah... udah gak kaget kalo dia gak bilang terima kasih" ucap Syam sambil memarkirkan mobil nya dan pergi.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang