mesin waktu

2.9K 161 10
                                    

10 tahun yang lalu.

Seharusnya hari itu adalah hari paling membahagiakan, tapi tidak untuk Niken. Hari itu, ia ingat betul setiap detail peristiwa. Tepat di hari wisudanya, ia malah menangisi kondisi keluarga nya seperti ini.

Rifqi datang dan mendekat, memeluk adik kesayangan nya dengan erat. Se akan hatinya ikut sakit melihat kondisi adiknya seperti ini. "Kita harus kuat" hanya itu kata terakhir yang dia ingat.

Sementara dari ke jauhan, Ryan terlihat berjaga jaga mengawasi mereka berdua. "Apa yang wanita itu tangisi?" Tanya dalam hati melihat Niken menangis tak karuan.

Ya, seminggu setelah sang kakek menghilang, entah meninggal atau apa. Semua keluarga Niken menjadi kacau. Perebutan warisan hingga semua keluarga saling menjatuhkan, tak kenal apakah dia adik nya atau bukan.

Ayah Niken (Haryansyah) merupakan anak paling bungsu, namun dalam warisan itu ia mendapat segalanya. Bahkan sebuah rumah sakit peninggalan sang kakek, di wariskan penuh oleh nya. Itu yang menyebabkan prof. Anton begitu kesal dan cemburu. Ia bekerja mati Matian untuk mendapatkan hak waris rumah sakit itu. Tapi semua itu musnah hanya karna selembar kertas.

Pertarungan pun mulai tidak sehat. Semuanya mulai menggunakan cara kotor hanya untuk mendapatkan suatu posisi. 
Sementara, semua anak - anak mereka tidak ada yang tau apa penyebab nya. 
Tak satu pun, Niken, Rifqi, bahkan semua anaknya tidak ada yang tau apa penyebab ayah ayah mereka bertengkar.

Yang mereka tau, pertengkaran mereka karna suatu hal.

"Surat warisan itu palsu" ucap Anton pada Haryansyah.

"Mustahil, ini surat resmi dan saya berhak atas rumah sakit ini" balas Haryansyah.

Tak lama setelah itu beberapa polisi masuk, "pak Hary, anda kami tahan atas pemalsuan dokumen... Dokumen ini telah di periksa, juga kami mendapat kesaksian langsung dari si pemalsu" seketika ucapan itu seperti petir bagi Haryansyah.

Ia ingat betul, surat itu di buat dengan pengacara, bukan dengan orang asing. Bahkan tanda tangan nya saja di lakukan di pengadilan. Ini jebakan, gumamnya dalam hati. Namun beruntung, semua warisan yang lain masih terselamatkan Karen jauh sebelum tragedi itu terjadi, Hary sudah memindahkan warisan atas nama Niken dan Rifqi .

Tapi itu semua belum selesai, masalah semakin memburuk. Tepat setelah kejadian itu, ibu Niken (Nur) tertikam oleh orang tidak dikenal di rumah nya ketika tidak ada siapa pun. Orang pertama yang melihat jenazah nya sang Hary, dan entah siapa yang melakukan nya. Semua bukti mengarah pada Hary, hingga akhirnya kini ia mendapat tuntutan ganda atas pemalsuan dokumen dan pembunuhan.

"Ayah gak pernah melakukan hal seperti itu pada ibu mu" ucap Hary pada kedua anak nya sebelum ia memasuki sel.

Niken masih saja menangis terisak, tak percaya kini hidupnya begitu berantakan melihat kondisi nya. "Ayah... Jahat" ucap Niken sambil berlari pergi menjauhi ayah nya. Hary, tidak bisa berhenti menahan sesak melihat anak nya seperti ini. Tapi, jika ia mengungkap segalanya, akan ada perang saudara selamanya.

"Inrefill" ucap ayah pelan.
"Hah?" Tanya Rifqi berusaha menangkap apa yang ayahnya bilang.

"Ayah liat seorang pria berkeliaran di sekitar rumah mu, sehari sebelum ibu mu di tikam ia memakai baju bertuliskan inrefill"  jawab sang ayah.

Rifqi hanya menghembuskan nafas. 
"Jadi ayah fikir mereka yang bunuh ibu?" Tanya nya.

"Ayah hanya berharap kamu bisa menemukan pelakunya" ucap ayah dengan wajah sangat sedih.

Rifqi kembali menghembuskan nafas, "oke, Rifqi bakal cari tau" jawab nya sambil berdiri dan memberi salam untuk pamit. 
"jaga adik mu"

Rifqi berusaha tersenyum, dan mulai melangkah pergi.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang