loves*36

3K 157 1
                                    

Syam menarik Niken keluar dari rumah itu dan pergi menjauh. Setelah merasa cukup jauh, Syam menatap Niken dengan serius.

"Lu ngapain kerumah itu? Kan gua udah bilang jangan kesana!" Ucap Syam sedikit marah karena Niken nekat kesana.

"Syam... Ini masalah keluarga gua, gua harus kesana... Setidak nya gua harus coba nyelesain masalah gua sendiri, setidak nya gua gak diam lagi kayak 10 tahun yang......"

"Trus gimana kalo masalah nya berakhir dengan lu celaka???!!" Kali ini ucapan Syam sedikit lebih tinggi membuat Niken terkejut dan terdiam.

"Gua gak tau harus gimana lagi kalo terjadi sesuatu sama lu..." Ucap Syam dan kini menunduk sedih.

"Gua gak tau...." Ucap Syam terputus, Niken masih terdiam menunggu lanjutan Syam.

"Gua gak tau masih bisa hidup apa enggak kalo lu kenapa napa" lanjut Syam membuat Niken seketika tak bisa berkata apa apa. Syam kini terdiam dan mengusap rambut Niken.

"Setidak nya plis libatin gua di setiap masalah lu"
Niken masih saja membatu tak menjawab, karna bingung harus berkata apa. Ia masih menatap Syam yang kini mulai memberikan wajah khawatir.

"Trus gimana nasib gua kalo sekarang lu yang kenapa Napa?" Tanya Niken pelan sambil menatap Syam. Kini Syam yang terdiam.

"Gua gak bakal pernah bisa berhenti nyalahin diri sendiri" tambah Niken kini menundukkan kepalanya.

"Jadi jangan...." Ucap Niken terputus karena Syam sudah terlanjur membekap mulut Niken lagi, "sssttt" ucap Syam yang kini memasang ekspresi siaga. Ia mendengar sesuatu yang mencurigakan. Niken hanya mengangguk paham dan diam.

Sementara syam berjalan perlahan mendekati rumah yang sebelum nya mereka datangi. Mereka dapat merasakan nya, seseorang datang menghampiri rumah itu.

Syam terus memperhatikan, dan benar saja tak lama setelah itu seorang pria dengan baju serba hitam datang memasuki rumah itu. Tidak ada Niken dirumah itu, gumam Syam dalam hati. Lalu ia bertanya tanya apa yang akan terjadi kalau ia tau Niken tidak disana.

'kreek' Syam sedikit terkejut ketika mendengar suara, ia menoleh namun ternyata suara itu dibuat Niken yang berusaha mendekat. Syam hanya mengisyaratkan kembali untuk tetap tenang.

"Tunggu disini" ucap nya pada Niken. Dibalas dengan anggukan oleh Niken, Syam pun pergi menuju rumah itu. Ia berjalan mendekati pintu gerbang rumah itu. Ia berdiri disana, sejenak berfikir. Haruskah aku masuk? Tanya nya dalam hati. Setelah beberapa lama Syam pun kini mantap untuk tetap melangkah masuk kerumah itu.

Namun, baru beberapa langkah dari gerbang Syam sudah dikejutkan dengan sosok pria yang kini berjalan keluar ke arah nya. Dengan spontan Syam mengeluarkan pistol nya.

Pria itu terlihat juga kaget karena berpapasan dengan Syam ditambah lagi Syam menodong pistol.
Pria itu menggunakan kupluk dan hanya terlihat bibir dan dagu nya saja.
"Who are you?" Ucap Syam pelan, pria itu hanya mengangkat tangan nya, memberikan isyarat untuk pasrah tidak memberikan perlawanan.

Syam mencoba mendekat untuk membuka kupluk tersebut, tapi pria itu sudah membuka nya lebih dulu. Syam terkejut, menatap tak percaya.
"Ryan...?!" Ucap Syam tak percaya pria dibalik semua ini adalah sahabatnya sendiri.

Syam begitu tak berdaya dengan kenyataan ini, ia pun menjatuhkan pistol nya karna tak sanggup lagi memegang nya. Namun seketika amarah nya meluap setelah ingat apa yang telah dilakukan nya pada Niken, dengan lantang Syam berjalan dan memukul wajah nya.

"Syam..., Kita bisa bicara" ucap Ryan sedikit meringis kesakitan.

"Jangan pernah ngomong sama gua lagi!!!" Ucap nya dan kembali ingin meninju wajah Ryan, namun kali ini ditepis dengan baik. Ryan pun kini membalas memukul wajah Syam, kini kondisi Ryan sedang mencengkram kerah baju Syam.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang