loves 86*22

2.9K 175 1
                                    

"Dimana adik mu!"
Seseorang dengan pakaian serba tertutup mengeluarkan pisau.
Rifqi tetap terdiam. Ia menatap pria-pria gagah yang kini berdiri menatapnya. Tapi Rifqi tidak bisa bergerak lantaran kedua tangan nya kini di ikat.
"Siksa dia!!" Ucap pria itu.

Tanpa waktu lama, pria-pria itu langsung memukuli Rifqi tanpa rasa kasihan. Hingga babak belur lah Rifqi.
Pria itu pun mendekat dan mengeluarkan pisau, serta mengarahkan pisau nya pada leher Rifqi.
"Kamu mau mati!!" Ucap nya sambil mulai menyayat leher Rifqi, darah pun tak terelak kan lagi disitu.

"Stop dulu" ucap seseorang memasuki ruangan. Semua nya menoleh dan seketika memberi hormat.
"Kayaknya... kita tau, dimana adik nya" ucap pria itu sambil tersenyum jahat sambil menunjukan sebuah ponsel. Ya.. ponsel itu adalah ponsel Rifqi, yang sebelumnya terjatuh karna ia tertangkap basah. Terdapat beberapa pesan dari Niken yang belum sempat di hapus disana.

"Wednes... berani lu nyentuh dia..... akan gua habisin lu" ucap Rifqi dengan amarah yang luar biasa.
Tapi wednes hanya tertawa.

"Kakak yang baik... justru itu dia... sebelum kita ngebunuh kamu qi, kita bakal bunuh adik kesayangan mu di depan kamu langsung..." jawab nya sambil tertawa licik. Wednes langsung menatap tajam anak buah nya.

"Lacak wanita itu... dan bawa dia kesini" lanjutnya sambil melemparkan ponsel Rifqi ke anak buah nya.

Rifqi terdiam, ia menyimpan sejuta dendam dihatinya. Tuhan, bantu adik ku. Ucapnya dalam hati, yang kini hanya bisa meneteskan air mata.

***

"Saya boleh liat cctv di rumah sakit ini?" Ucap Syam pada petugas keamanan di rumah sakit itu sambil menunjukan kartu kepolisian. Tentu saja mereka memperboleh kan.

Syam langsung memeriksa nya sesuai tanggal ketika ayah Niken meninggal. Ia memperhatikan cctv terdekat dengan ruangan ayah Niken.
Hanya ada suster yang memasuki ruangan sang ayah. Tidak ada yang mencurigakan.

Ah pasti Niken hanya tidak bisa menerima kepergian ayah nya. Syam pun menyerah, itu hanya kematian biasa. Ucapnya kemudian mengembalikan posisi kamera ke arah loby lagi, namun masih di tanggal yang sama.
Tiba-tiba saja Syam terkejut. Ia melihat sesuatu yang tidak asing disana.

"Ehm... bisa saya minta di perjelas gambar nya..." pinta Syam pada petugas.

"Tunjuk saja wajahnya, kita bisa langsung memperjelas pada objek" ucap petugas.
"Dia... tolong diperjelas wajahnya" ucap Syam sambil menunjuk wajah seseorang yang terekam di cctv.

Dengan teknologi canggih, petugas itu menaikan kualitas gambar pada wajah orang itu. Syam terkejut.

"Will?" Ucap Syam pelan.
Ah mungkin hari itu dia cuma pengen ngunjungin Niken aja. Seketika Syam teringat akan ucapan Niken yang bilang mereka sudah seperti keluarga. Will tidak terlihat memasuki kamar sang ayah, mungkin ia benar-benar ingin mengunjungi Niken.

Syam pun meninggalkan meja petugas itu.
"Trimakasih..." ucap nya dan memberi salam untuk pergi.

***

Niken mulai khawatir, apa yang dilakukan Will dirumah sakit itu? Kenapa ia tidak memberi tau ku? Niken mulai gelisah. Ayolah Niken... dia itu udah kayak abang mu juga. Gak mungkin dia, gak gak mungkin dia. Ucap Niken dalam hati dan melanjutkan perjalanan nya pulang dari rumah sakit.

Ketika di perjalanan pulang, Niken di kejut kan dengan flash dari jarak jauh.
"Kayak ada yang moto?" Tanya nya. Seketika Niken pun kembali ketakuan karna merasa dirinya di incar. Ia kembali teringat dengan ucapan sang kakak yang mengatakan nyawanya pun dalam bahaya. Niken semakin khawatir karna sampai sekarang, Niken belum juga dapat kabar dari kakaknya.

Merasa ada yang tidak beres, Niken pun mengurungkan niatnya untuk pulang kerumah. Ia memilih kembali kerumah sakit tempatnya bekerja dan tidur disana.

"Gimana nih... sampai kapan harus kayak gini?" Tanya nya dalam hati ketika ia diperjalanan menuju rumah sakit.

Esok pagi nya.

Syam tersenyum melihat Niken yang tertidur dimeja kerjanya.
"Dia pasti gak tidur dirumah sampe ketiduran disini" ucap nya pelan.

"Dokter Niken bener-bener gak pulang dan tidur disini" ucap seorang suster pada teman nya yang baru saja melewati Syam.
Tentu saja Syam terkejut mendengarnya. Ia tidak pulang?

Syam pun mulai mengusap lembut rambut Niken mencoba membangunkan nya.
Niken pun bangun, "lu gak pulang?" Tanya nya pelan. Niken hanya terdiam menyadari ia benar-benar tertidur di meja kerjanya.

Melihat Syam, ingin sekali ia bercerita tentang semuanya yang membuatnya ketakutan. Tapi ia pun kini mulai ragu dengan Syam. Ia mulai mencurigai semua orang, dan mulai bungkam. Karna ia khawatir jika ia malah bercerita dengan orang yang salah. Niken hanya menatap datar Syam dan mengangguk pelan.

"Kenapa?" Tanya Syam dengan lembut.

"Bukan urusan lu" ucap Niken dengan nada cuek dan mulai pergi meninggalkan Syam.

Lagi-lagi ia berubah. Ucap Syam dalam hati. Kapan dia mau cerita sekali aja tentang masalahnya.

***

Niken terus berjalan perlahan, ia datang ke lobby rumah sakit nya.
"Saya mau nanya dong" tanya Niken pada penjaga Lobby.

"Silahkan dokter" jawabnya.
"Kemarin kamu liat orang ini kesini gak?" Ucapnya sambil memberikan foto Will.

Ia tersenyum."iya dok saya liat dia beberapa hari yang lalu" jawabnya. Niken semakin khawatir.

"Kamu liat dia keruangan ayah ku gak?" Tanya Niken lagi.
Ia menggeleng kebingungan.

"Dok... waktu saya liat dia, itu pas pergantian shift buat pulang... jadi saya tidak sempat melayani nya... saya hanya berpapasan di pintu masuk"
Jelasnya. Niken mengangguk paham dan pamit pergi.

Ia menghampiri meja kerjanya dan langsung merebahkan diri disana. Ini benar-benar menyebalkan. Keluhnya dalam hati.

Hey hey...
Emm... mungkin menurut kalian ini segi romance nya kurang ya😂 hehe...

Tapi tenang aja...cerita ini nanti akan menunjukan sesi paling romantis kok
Karna #spoiler...

Beberapa part kedepan, akan ada perasaan yang ditumpahkan secara tulus dan pengungkapan nya anti meanstrem... hehe

So... kalian boleh bertahan dan mulai bertanya-tanya apa yang terjadi selanjutnya...

Karna cerita nya belom klimaks, dan masih ada yang bikin tegang nanti & yang pasti romantis kok.

Loves 86 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang