Malam sudah semakin larut, tapi Agel sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.
Dia melirik Farel yang tidur nyenyak di sebelahnya, lalu menghela napas jengahnya.Sedari tadi yang Agel lakukan adalah membolak-balikkan tubuhnya yang gelisah.
Biasanya kalau ia menginap di rumah Erica, Agel selalu tidur sekamar dengan Erica. Tanpa sepengetahuan orang-orang di rumah itu pastinya.
Lalu ia mengambil posisi duduk, melirik Farel lagi.
Agel mengangguk-anggukan kepalanya dan turun dari tempat tidur sepelan mungkin.
Lalu keluar dari kamar Farel dan dengan mengendap-endap masuk ke kamar Erica yang bersebelahan dengan kamar Farel.
Setelah di dalam kamar Erica, ia mengunci pintu dari dalam dan terkikik sendiri menyadari sikapnya ini.
Mendekat ke tempat tidur lalu merangkak menaiki tempat tidur yang bernuansa hitam putih itu.
Ia berbaring di sebelah Erica, menarik kekasihnya itu kepelukannya, juga mengecup kening kekasihnya itu lama.
"Kenapa di sini?" pertanyaan itu membuat Agel terkejut dan sontak ia melepaskan pelukannya.
"Kenapa belum tidur, An?" tanya Agel balik. Erica hanya mengangkat bahunya lalu menguap kecil.
"Tadi aku tidak bisa tidur," ucapnya manja dan memeluk lengan Agel, "kau kebiasaan masuk kamarku tengah malam," lanjutnya.
"Jangan salahkan aku, An. Kamarmu tidak pernah kau kunci." Agel menarik Erica kepelukannya lagi.
"Oh, begitu? Lain kali kalau kau menginap di sini, aku kunci saja pintunya!" pekik Erica mulai kesal.
"Lagi pula aku sengaja tidak mengunci pintu karena kau menginap." Agel tertawa kecil lalu dengan gerakan cepat ia menarik dagu Erica dan mengecup bibir Erica sekilas.
Erica mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal, "krbiasaan!" ia mencubit pinggang Agel yang tertawa melihat wajah lucu Erica.
"Sudah, kita tidur saja, oke?" Erica mengangguk lalu memejamkan matanya dan tidak berapa lama, napasnya sudah teratur.
Sebenarnya tadi ia sudah sangat mengantuk. Tapi sudah menjadi kebiasaan bagi Erica tidak bisa tidur kalau tidak di peluk.
Pernah dulu ia mengetuk pintu kamar Devward dan Lery saat sudah hampir dini hari, lalu merengek ingin tidur dengan kedua orangtuanya.
Kadang ia juga akan membangunkan kedua kedua saudaranya untuk menemaninya tidur.
Devward, Lery, Farel, Erina dan juga Agel tidak heran lagi dengan sikap manja Erica. Dan Erica hanya menunjukkan sifat manjanya hanya pada orang terdekatnya saja.
Agel mempererat pelukannya dan senyum di bibirnya belum pudar juga.
Ia tertawa kecil mengingat pertanyaan juga pernyataan Erica dulu. "Apa tidak bosan lengket terus denganku? Aku takut jika nanti kau bosan, kau meninggalkan aku."
Sampai kapan pun Agel tidak akan pernah bosan. Bahkan ia ingin cepat mengikat Erica dalam tali pernikahan.
"Tidak usah khawatir, Sweet heart! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Karena aku mencintaimu," bisiknya tepat di telinga Erica yang membuat gadis itu menggeliat mencari posisi nyaman.
"Mimpikan tentang kita, Princess...." ia mengelus rambut Erica dan mengecup kening Erica dengan sayang.
Lalu Agel memejamkan matanya, menembus kegelapan malan dan menyusul Erica dalam dunia mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...