Satu bulan setelah pernikahan Farel dan Greya.
Greya membuka matanya dan ia menguap kecil. Melihat ke sekeliling dan Greya mendapati Deril yang sedari tadi duduk di tepi ranjang.
"Deril...." desis Greya sembari mengambil posisi duduk.
"Kenapa kau ada di sini, dan Farel ada di mana?" tanya Greya mengernyit bingung.
Tidak ada jawaban dari Deril, ia hanya diam menatap Greya dengan lekat-lekat.
"Deril...." rengek Greya, Deril hanya tersenyum lalu menarik Greya lebih dekat padanya lalu memeluk adiknya itu.
"Farel sudah pergi pagi-pagi buta tadi, Grey...." ucap Deril membuat Greya mengernyit bingung.
"Pergi? Pergi ke mana? Apa dia ada pekerjaan di kantor secara mendadak?" tanya Greya mendongakkan kepalanya.
Deril menatap Greya, lalu ia menggeleng.
"Apa kau mau aku ajak ke suatu tempat nanti siang?" tanya Deril, Greya hanya mengangguk pelan.
"Baiklah, kau mandi lalu sarapan," kata Deril sembari melepaskan pelukannya. Lalu ia berlalu dari kamar Farel dan Greya.
"Farel pergi ke mana?" tanya Greya pelan. Ia menatap foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding kamar.
"Farel, kenapa kau pergi tanpa memberitahu aku?" tanya Greya dengan sedih.
Greya menundukkan kepalanya, lalu ia turun dari tempat tidur.
"Apa pekerjaan di kantor tidak bisa di tunda dulu? Kami baru menikah," kata Greya.
Sebulan telah berlalu sejak pernikahan mereka, Greya memang selalu bergantung pada Farel sampai membuat Farel kerepotan.
Apa lagi Greya yang sedang mengandung, yang masih diketahui oleh Farel dan dokter.
Greya melangkah terhuyung-huyung menuju kamar mandi, lalu ia melepaskan pakaiannya dan setelah itu ia mandi dengan cepat.
"Padahal aku ingin Farel ada di sini. Nanti aku akan menyusul Farel ke kantor," kata Greya setelah ia selesai mendi dan memakai pakaiannya.
Setelah itu, Greya keluar dari kamar. Ia melangkah menuju ruang makan, lalu ia duduk di kursi.
Para pelayan langsung menyiapkan semua sarapan untuk Greya.
Greya menatap makanan di atas meja dengan tidak berselera.
"Aku tidak ingin makan hari ini. Tapi, tolong jangan beritahu kepada suamiku," ucap Greya, pelayan itu hanya mengangguk.
Greya hanya meminum susu lalu ia meninggalkan ruang makan itu dengan wajahnya yang kusut.
Greya kembali masuk ke dalam kamar, lalu ia meraih ponselnya di atas nakas.
Greya lalu menekan nomor Farel, namun operator yang menjawab.
"Kenapa tidal aktif?" tanya Greya menahan tangisnya.
Greya keluar dari kamar, lalu ia mencari Deril.
"Deril, kau di mana?!" tanya Greya sambil berteriak.
"Deril!!!" jerit Greya dengan kuat.
"Ke mana dia? Kenapa Deril tuli sekali?" Greya melangkah menuju taman belakang, dan ia mendapati Deril duduk di ayunan.
Greya mendekat lalu ia menjewer telinga Deril dengan kuat.
"Deril! Kenapa kau tuli sekali! Padahal aku sudah memanggil-manggilmu sepuluh kali!" pekik Greya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...