Part 17

89.9K 4.9K 47
                                    

Sudah sebulan sejak pernikahan Agel dan Erica, mereka benar-benar menunjukkan dan membuktikan pada semua orang kalau mereka adalah pasangan yang harmonis dan juga serasi. Mereka juga sudah melakukan bulan madu mereka ke berbagai pulau.

Apa lagi Erica yang sudah lincah berjalan membuatnya selalu tersenyum. Mereka juga sudah pindah ke rumah baru yang diberikan Devward sebagai hadiah pernikahan untuk mereka.

"An, istirahat dulu, Sayang...." tegur Agel pada Erica, karena sejak tadi Erica tiada hentinya bolak-balik meletakkan barang-barang sebagai hiasan di rumah baru mereka.

"Sebentar lagi, El. Aku belum lelah!" pekik Erica kegirangan. Agel mendekat pada Erica, mengusap peluh keringat di kening dan lehernya.

"Kau berkeringat, An. Istirahat dulu, nanti di lanjutkan lagi...." ucap Agel dengan lembut. Erica mengerling nakal pada Agel lalu mencubit gemas pipi Agel karena masih saja mengkhawatirkan dirinya. 

"Aku akan berhenti kalau sudah lelah, hihi...." Erica berjinjit kemudian mengecup bibir Agel dengan singkat lalu ia berlari dengan cepat.

"Dan kau mulai nakal, An!" Erica tertawa terbahak-bahak lalu ia mendekat lagi pada Agel. Menubruk tubuh kokoh Agel lalu bergelayut manja di leher suaminya itu.

Erica menatap Agel dengan berbinar-binar, "sekarang apa lagi, hmm?" tanya Agel sambil memeluk pinggang Erica dengan sebelah tangannya dan sebelahnya lagi mengelus rambut dan wajah Erica bergantian.

"Aku ingin cepat hamil, lalu punya anak. Biar rumah kita ini ramai. Aku ingin mendengar suara tangisan anak-anak kita, hihi...." ucap Erica dengan semangat sambil terkekeh pelan.

Agel tersenyum lebar, ia juga punya keinginan yang sama seperti Erica, mereka baru saja menikah, jadi harus bersabar untuk menunggu momongan.

Saat Agel hendak mencium Erica, Erica melepaskan diri dengan gesit lalu ia berlari menjauhi Agel. Ia menatap Agel jenaka membuat Agel berlari mengejar Erica.

"An, jangan lari-lari terus, Sayang! Nanti kau bisa kelelahan!" seakan tidak peduli, Erica kembali berlari membuat Agel terpaksa berlari mengejarnya untuk menghentikan istrinya itu.

"Ya ... ampun, dia lincah sekali!" desah Agel sambil berhenti sejenak, "Aa, aku hampir lupa kalau dulu istriku adalah atlet, jadi wajar kalau dia berlari dengan cepat dan gesit," ucap Agel dan kembali mengejar Erica yang kini sudah ada di taman belakang rumah mereka.

Agel mempercepat larinya saat Erica tiba-tiba berhenti dan menjatuhkan tubuhnya di rumput.

"An, kau tidak apa-apa?" tanya Agel dengan panik setelah ia berjongkok di depan Erica. Erica bergeming, ia hanya menundukkan kepalanya dengan rambutnya yang menutupi wajahnya.

"An...." Agel menyentuh bahu Erica dan ia kaget saat tiba-tiba Erica mengangkat wajahnya lalu memeluk dirinya.

"Aku tidak apa-apa, Tuan!" ucap Erica lantang membuat Agel bernapas lega.

"Ya ... ampun, jangan membuatku khawatir terus, Nona. Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu!" bisik Agel sembari memeluk Erica dengan erat.

"Maafkan aku, hanya saja aku ingin berlarian. Haha, aku punya keanehan baru!" ucap Erica dengan manja.

"Itu bukan keanehan, mungkin?" Erica menggigit pelan lengan Agel dan menatap suaminya itu dengan memelas.

"Sekarang ingin apa lagi, hmm?" tanya Agel dengan lembut, ia mengecup kening Erica dengan penuh perasaan.

Erica berpikir sejenak, lalu ia tersenyum lebar pada Agel.

"Aku ingin makan!" pekiknya di depan wajah Agel.

Amour VraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang