Erica masih berdiri tegak di tempatnya sejak beberapa saat lalu dengan senyum yang menghiasi wajah tirusnya. Tentu saja ia senang karena Agel sebentar lagi akan kembali lagi.
"Hah, apa aku harus melakukannya?" tanya Erica pada dirinya sendiri. Ia menundukkan kepalanya, menatap lantai yang seolah itu adalah hal yang menarik untuk ia lihat sekarang.
"Menungguku, Nona?" suara bariton yang sangat di hafal Erica membuatnya mendongak dan langsung berjingkat senang.
Ia memeluk Agel dengan erat tapi tetap dengan aksen manjanya.
Agel terkekeh pelan, di kecupnya puncak kepala Erica dengan rakus.
"Kau kurusan, An. Apa sesuatu yang tidak kutahu, terjadi?" tanya Agel pada Erica yang masih memeluknya erat.
Erica mengangkat bahunya pelan, mendongakkan kepalanya ke atas sehingga ia saling bertatapan dengan Agel.
"Semua baik-baik saja, El. Ah, entahlah...." erang Erica dan kembali menyembunyikan wajahnya di dada Agel.
"Hmm, benarkah? Tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku 'kan, An?" Erica menggeleng.
"Apa kau membawakan oleh-oleh untukku?" tanya Erica mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Tentu saja, An. Ada di koper, nanti kau saja yang bongkar isi kopernya, karena semua isinya milikmu...." jawab Agel sembari melepas pelukan mereka.
"Terima kasih," balas Erica sambil mengerling nakal.
"Baiklah, mari kita pulang. Kau pasti lelah," Erica menarik satu koper milik Agel dan mereka berdua keluar dari bandara dengan senyum di wajah seakan tidak pernah pudar dan tangan yang saling menggenggam erat.
Setelah sampai di basement, Erica memasukkan koper milik Agel ke dalam bagasi mobil, di ikuti Agel di sampingnya.
Erica menepuk tangannya saat Agel menutup bagasi dan Agel menatapnya tajam membuat Erica tersenyum salah tingkah.
"Kau menyetir sendiri?" Erica mengangguk.
Agel menarik Erica pelan, membuka pintu mobil dan mempersilakan Erica masuk.
Setelah itu, Agel menyusul Erica yang kini sudah duduk di depan setir.
Ia menatap Erica yang masih saja tersenyum salah tingkah, sambil tangannya menyelipkan rambutnya ke balik telinganya.
"Jangan di ulangi lagi, An...." ujar Agel menggenggam tangan Erica. Erica hanya mengangguk dan menatap Agel dengan tatapan meminta maaf.
"Tidak apa-apa. Tapi, kenapa Daddy mengizinkanmu menyetir sendiri, hmm?" tanya Agel menginterogasi Erica. Karena Agel tahu bahwa kedua orangtua Erica tidak memperbolehkan Erica maupun Erina menyetir.
"Apa kau diam-diam atau...." Erica tertawa pelan.
"Aku sudah meminta izin pada Farel," potongnya dan kembali tertawa.
"Jangan di ulangi lagi!" Erica mengangguk, lalu mendekat pada Agel, lantas mencium pipi Agel dengan cepat.
"Tidak akan...." kata Erica mantap membuat Agel tersenyum senang dan menarik pinggang Erica lalu mengecup lama bibir ranum yang sudah lama ia rindukan.
Hanya kecupan lalu setelah itu mereka pulang ke rumah masih dengan tangan yang saling bertautan.
•°°°•
Agel dan Erica melangkah masuk ke dalam rumah milik keluarga Agel.
Berjalan pelan sambil sesekali bercanda gurau dan tak jarang mereka berdua tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...