Greya menimang tubuh mungil putri kecilnya yang baru saja lahir beberapa jam yang lalu. Melahirkan secara normal meski fisik Greya lemah. Dan ia sudah di pindahkan ke ruang rawat inap.
Christabella Jocelyn Clinton nama putri Greya yang mungil.
Greya tersenyum saat pintu ruangannya terbuka, tersenyum melihat kehadiran kedua orangtuanya.
"Maaf karena kami terlambat," kata Greenita saat sudah ada di sebelah Greya.
"Tidak apa-apa, Mom, apa liburan kalian menyenangkan?" tanya Greya, ia menatap sang ayah dengan manja.
"Tentu saja, kami sudah membelikan oleh-oleh untuk cucu kami ini," jawab Mark.
"Terima kasih," ucap Greya dan Farel bersamaan.
"Deril di mana? Aku tidak melihatnya," tanya Mark.
"Deril tadi ada di sini, Dad, tapi dia sudah pulang. Katanya masih banyak pekerjaan di kantor," jawab Greya.
Mark hanya ber-oh saja."Oh, aku pikir dia tidak mau bekerja lagi," kata Mark menahan tawanya.
"Hmm, dia memang sedang sibuk mengejar Lexia, Dad," kata Farel yang juga menahan tawanya.
"Bukannya Lexia sudah pulang lagi ke luar kota?" tanya Greenita mengernyit bingung.
"Lexia sudah pergi lagi seminggu yang lalu, sepertinya dia menghindar dari Deril. Apa lagi lamaran Deril yang Lexia tolak dengan mentah-mentah. Sepertinya Deril mengalami patah hati untuk kesekian kalinya," ucap Greya.
"Tapi kasihan Deril. Apa kita suruh saja dia untuk mencari gadis lain?" tanya Farel.
"Itu bukan ide yang bagus, Farel. Kalau Deril bisa, dia sudah melakukannya jauh hari," jawab Greenita, Farel mengangguk.
"Biarkan saja dia mengejar Lex sampai dia lelah. Kalau mereka jodoh, mereka pasti bersatu kelak," ucap Mark menimpali.
"Baiklah, kapan kau di beri izin untuk pulang?" tanya Greenita pada Greya.
"Lusa, Mom," jawab Greya, Greenita mengangguk.
Mereka mengalihkan pandangan ke pintu yang terbuka, ternyata Erica dan Lery yang datang, diikuti Agel dan Devward di belakang.
"Kalian datang?" tanya Greya tersenyum lebar.
"Tentu saja, Grey. Aduh, tidak terasa cucuku sudah dua sekarang," jawab Lery tersenyum sambil duduk di kursi atas intruksi dari Devward.
"Terima kasih, Dev," ucap Lery mengerlingkan sebelah matanya pada suaminya itu. Devward tersenyum dan mengangguk pelan.
"Grey, bagaimana perasaanmu?" tanya Erica, Greya hanya mengangkat bahunya.
"Bagaimana dengan putrimu?" tanya Erica lagi.
"Kami baik-baik saja, Rica. Lihat...," Greya menunjukkan putri kecilnya pada Erica, "dia sangat lucu," lanjut Greya mengulum senyumnya.
Lery berdeham pelan, "aku keluar dulu," katanya lalu memberikan Luke pada Devward. Ia bangkit berdiri.
"Kau mau ke mana, Lery?" tanya Devward mengerutkan keningnya.
"Ah, tidak jadi," desah Lery dan duduk kembali.
"Oh, apa ada sesuatu hal?" tanya Devward. Lery menatap Devward sekilas, lantas menatap Mark dan Greenita bergantian.
"Tidak ada," jawab Lery, lalu ia menatap Erica.
"Ada apa, Mom?" tanya Erica, Lery menggeleng.
"Tidak, tadi aku merasa ada yang mengawasi kamar ini. Tapi sekarang tidak lagi, mungkin hanya perasaanku saja," kata Lery memegang tengkuknya.
"Oh, tidak ada siapa-siapa di sini. Hanya kita," kata Devward mengelus puncak kepala Lery dengan tangannya yang bebas. Lery mengangguk-angguk, memaksakan senyumnya.
"Nanti setelah kau pulang, bagaimana kalau kita buat syukuran?" tanya Greenita.
Lery diam, sebenarnya ia sangat ingin mengadakan syukuran atas kelahiran putranya, tapi Lery mengurungkan niatnya karena ia ingin mengadakan syukuran dengan seluruh keluarganya termasuk Erina.
Tapi sejak saat itu, Erina tidak pernah datang lagi untuk berkunjung.
Intinya, Lery tidak ingin mengadakan syukuran kalau Erina tidak ada. Karena bagaimanapun juga, keluarganya tidak lengkap kalau tidak ada Erina.
"Aku tidak mau, kalian saja," tolak Lery, karena sesungguhnya ia sangat merindukan Erina, mengharapkan Erina ada.
"Apa karena Erin?" tanya Erica, Lery diam tidak menjawab.
"Ini karena aku, karena ucapanku ... Erin tidak mau datang lagi," kata Erica yang merasa bersalah pada Erina.
"Ah, jangan di bahas lagi," kata Lery membuat Erica mengatupkan mulutnya rapat-rapat.
"Baiklah, kita mengadakan syukuran kalau Erina sudah datang saja," kata Greya, Lery mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Maaf, Grey ... kami tidak bisa lama-lama," kata Lery lantas bangkit berdiri.
"Tidak apa-apa, aku mengerti," ucap Greya.
"Kami pulang dulu," ucap Lery lalu keluar dari ruangan itu.
"Grey, sepertinya kami juga akan pulang. Tidak apa kan?" tanya Erica.
"Iya, tidak apa-apa," jawab Greya, Erica mengangguk dan ia keluar dari ruangan Greya, begitu juga denga Agel dan Devward.
"Sepertinya mereka tidak senang di sini," desis Greya.
"Suasana tadi canggung sekali, Greya. Jangan khawatir, mereka bukannya tidak senang, hanya saja pikiran mereka memang tidak tenang karena Erina tidak pernah datang lagi," ucap Farel, Greya menghela napasnya pelan.
Farel mengelus punggung Greya membuat istrinya itu tersenyum.
Farel menatap wajah putrinya yang merah, ia tersenyum dan mengecup kening Greya sekali lagi, mengabaikan kedua orangtua Greya yang sedari tadi senyum-senyum melihat mereka.
"Terima kasih," bisik Farel tepat di telinga Greya membuat wanita itu tersenyum lagi. Ia mengangguk dengan cepat.
"Sama-sama," balas Greya, "dan aku mencintaimu," lanjutnya lagi. Farel tertawa pelan dan ia mencuri cium bibir Greya membuat Greya tersenyum malu-malu.
Begitulah akhir dari kisah kedua pasangan Agel-Erica & Farel-Greya. Yang sama-sama mendapatkan cinta sejatinya dan mendapatkan kebagian yang sesungguhnya.
★•••★
Udah, ya. Yang belum tau judul cerita Erina, baca aja My Husband, hihi...
Terima kasih, semuanya💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...