Tujuh bulan kemudian!
Lery melangkah dengan hati-hati menuju kamar Agel dan Erica. Ia menepis tangan Devward yang ingin membantunya.
"Aku bisa sendiri, Dev. Kau tidak perlu khawatir," kata Lery sembari tersenyum pada Devward. Ia mengerti kecemasan suaminya itu, apa lagi kandungannya yang kini sudah menginjak usia sembilan bulan.
Devward membuka kamar itu, mereka mendapati Erica yang sedang memakaikan pakaian pada Miguel atau Mike.
"Mom, kau datang?" tanya Erica sambil tersenyum pada Lery dan Devward.
"Iya, aku ingin menggendong Mike," jawab Lery, Devward membantu Lery duduk di ranjang.
"Harusnya kau tidak perlu memaksakan diri ke sini, Mom, biar kami saja yang yang berkunjung ke rumah," ucap Erica, namun Lery menggeleng.
"Dia memaksa ingin ke sini, Nak. Haha...." Devward tertawa membuat Mike juga ikut tertawa.
Lery mencubit pipi tembem Mike dengan gemas. Ia tidak jadi menggendong Mike karena melihat cucunya itu yang kini mulai berdiri.
Erica menurunkan Mike ke lantai, lalu membiarkan Mike merangkak sesuka hatinya.
"Apa kau mempunyai keluhan, Mom?" tanya Erica mengelus perut buncit Lery.
"Tidak ada, Nak. Seperti biasanya, aku kelelahan menghadapi sikapnya yang over protective," ucap Lery mencubit perut Devward. Devward hanya tersenyum penuh arti pada istrinya itu.
Erica tersenyum, ia meraih Mike kegendongannya lalu memberikannya pada Lery.
"Apa tidak apa-apa? Aku takut Mike menendang perutmu," kata Erica, Lery menggeleng.
"Agel?" tanya Devward.
"Dia masih di kantor, Dad, tadi sudah aku telepon untuk pulang lebih awal," jawab Erica, Devward mengangguk-angguk.
"Mike bijak sekali," kata Lery, ia menurunkan Mike ke lantai dan dengan lihai Mike merangkak menuju kaki Erica.
"Dad, kita ke ruang keluarga saja," kata Erica agar Mike bisa lebih leluasa bergerak ke sana sini.
"Oke...." ucap Lery lalu Devward membantu Lery berdiri. Erica menggendong Mike dan membawa putranya itu ke ruang keluarga, bertepatan saat Agel baru sampai di rumah.
Erica meraih tas kerja Agel, lalu ia tersenyum pada Lery.
"Mandi dulu," bisik Erica, Agel mengecup kening Erica dan Mike lalu ia masuk ke dalam kamar.
Erica meletakkan tas kerja Agel di atas meja, lalu ia menghampiri Lery dan Devward yang sudah lebih di ruang keluarga.
"Mom, apa kau tidak lapar?" tanya Erica, ia kembali meletakkan Mike di lantai yang terlapisi karpet tebal.
"Tidak, aku tidak lapar," jawab Lery, ia kembali mengelus perutnya.
"Sudah tidak sabar kah?" tanya Erica tersenyum simpul.
"Dia yang tidak sabaran, Rica...." kata Lery mengerlingkan sebelah matanya pada Devward.
"Benar. Hahaha...." Devward tertawa kuat, memang setelah mengetahui Lery hamil, Devward lebih banyak tertawa. Rasanya ia sangat senang karena bisa mendampingi Lery dalam masa-masa hamilnya.
Erica tersenyum saat melihat Mike merangkak menuju sang ayah. Ternyata Agel sudah selesai mandi.
Agel berjongkok, langsung saja ia menggendong Mike yang tertawa membuat lelaki itu gemas.
"Hai, jagoan...." kata Agel lantas menciumi pipi tembem Mike.
Agel duduk di sebelah Erica, ia mengecup kening Erica lagi membuat Lery tersipu malu.
Devward juga melakukan hal yang sama membuat mereka tertawa bersamaan.
"Aku juga tidak sabar lagi bermain dengan jagoanku," ucap Devward mengelus perut Lery.
"Aku juga," kata Lery dengan malu-malu. Erica menatap Agel penuh arti, ia juga tersenyum melihat sikap sang ibu yang malu-malu.
"Tapi, Mom, apa kau akan tetap ingin melahirkan secara normal? Apa tidak bahaya?" tanya Agel.
Lery menatap Devward, lalu ia menggeleng. Sebenarnya tidak ada yang setuju kalau Lery melahirkan secara normal. Mengingat usia Lery yang sudah rentan membuat mereka khawatir.
"Aku yakin kalau aku bisa," ucap Lery, ia menggenggam tangan Devward. Wajah suaminya itu kembali khawatir dengan masalah bagaimana nantinya Lery melahirkan.
"Lery, menurutlah sesekali padaku," desah Devward. Karena ia juga tidak mau terjadi sesuatu pada Lery.
"Aku sangat khawatir padamu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, Sayang...." lanjut Devward membuat Lery menundukkan kepalanya.
"Apa aku harus mengalah?" tanya Lery dengan lirih.
Devward memejamkan matanya sejenak, sikap Lery yang berubah-ubah inilah yang menambah kecemasan di hati Devward.
"Mom, tidak ada salahnya operasi. Kita mencari jalan yang terbaik saja sekarang. Karena kami juga tidak mau kau kenapa-napa. Jadi, menurutlah padanya," ucap Erica. Lery menatap Devward, lalu ia mengangguk-angguk.
"Baiklah, tidak masalah asal aku dan bayiku nanti selamat," ucap Lery mengalah.
Lery meremas tangan Devward yang ada di genggamannya lalu ia tersenyum lebar.
"Maaf karena sudah membuatmu cemas," kata Lery, Devward memeluk Lery, ia mengangguk saja.
"Nanti malam kita menginap di sini saja," pinta Lery, ia menatap Erica memelas.
"Tentu saja, Mom...." Erica mengangguk setuju.
"Dad, bawalah dia istirahat ke kamar," ucap Erica yang diangguki oleh Devward. Lalu ia menggendong Lery keluar dari ruangan itu.
Erica mengalihkan pandangannya pada Mike yang kini sedang memasukkan ibu jari Agel ke dalam mulutnya.
"Sepertinya Mike akan punya gigi sebentar lagi," ucap Agel, Erica mengelus kepala Mike dengan sayang.
"Iya, pasti gatal," desah Erica, Agel hanya mengangguk.
"Kau pasti lelah, Sayang...." ucap Agel, Erica menggeleng dengan cepat.
"Tidak, Agel ... apa kau sudah makan siang?" tanya Erica, ia memeluk lengan Agel sambil menatap Mike dengan serius.
"Sudah, An. Bagaimana denganmu?" Erica mengangguk lalu ia mendongakkan kepalanya pada Agel.
Agel menunduk, lalu ia mengecup bibir Erica dengan sekilas.
"Tapi wajahmu terlihat lelah," Agel memperhatikan keseluruhan wajah Erica.
"Tidak, aku tidak lelah tapi aku merasa senang," kata Erica mencoba untuk meyakinkan suaminya itu.
"Baiklah...." ucap Agel. Ia mengecup bibir Erica sekali lagi, lalu merengkuh Erica dengan sebelah tangannya.
★•••★
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...