Lery mengusap pelan peluh yang membanjiri dahi Erica. Sedari tadi, putrinya itu terus mengeluh kalau ia takut dan gerogi. "Mom, aku takut!" desahnya pelan sambil meraih tangan Lery dan menggenggamnya.
Lery tersenyum penuh arti pada Erica, ia mengelus punggung Erica yang terbuka dengan sayang, "tidak apa-apa, Nak. Aku dulu juga sama sepertimu, bahkan saat hari pernikahan kami, aku sama sekali tidak tahu bagaimana rupa ayahmu...." jelas Lery, ia mengenang kembali saat hari pernikahannya dulu sambil tersenyum lebar.
Erica meringis pelan, "tapi aku belum bisa berjalan, Mom, aku takut membuat Agel kecewa," Lery menggelengkan kepalanya.
"Percaya padaku kalau semua akan baik-baik saja," Erica mengangguk pelan.
"Kita keluar, ya, Nak. Di luar Daddy sudah menunggu kita," Lery mengecup kening Erica, lalu mendorong kursi roda Erica keluar dari kamar.
Benar saja, di depan pintu kamar, Devward sudah berdiri dengan gagahnya.
Ia berjongkok di depan Erica lalu maraih tangan putrinya itu ke dalam genggamannya."Dad, takut...." rengeknya pada Devward. Devward mengelus wajah Erica yang terlapis make-up itu dengan pelan.
"Tidak perlu takut, santai saja, Nak...." Erica menatap Devward sendu, lalu ia mengangguk.
"Sudah siap?" Erica mengangguk lagi. Devward berdiri lalu ia menggandeng tangan Erica dengan Lery yang mendorong kursi rodanya.
Mereka memasuki taman belakang rumah Devward yang memang di sengaja pesta pernikahan Erica di lakukan di sana.
Melangkah menyusuri karpet merah itu dengan perlahan, sesekali Erica mendongak kepada Devward dan juga meremas tangan ayahnya itu saat sudah dekat ke depan.
"Aku serahkan putriku padamu, tolong jaga dia baik-baik dan bahagiakan dia," pesan Devward saat sudah ada di depan Agel.
Agel mengangguk mantap dan ia menatap kekasihnya itu ralat, calon istrinya dengan berbinar-binar.
Erica mengulurkan tangannya pada Agel, dan lelaki itu dengan cepat meraih tangan itu ke dalam genggamannya. Agel mengerti ketakutan Erica, terbukti dari tangannya yang dingin.
Agel tersenyum penuh arti pada Erica lalu mengecup puncak kepala Erica lama, "jangan takut, ada aku...." bisik Agel penuh dengan keyakinan. Lalu mereka fokus pada pendeta yang sedari tadi senyum-senyum memperhatikan mereka berdua.
Lalu semuanya berjalan dengan cepat dan lancar, acara pengucapan janji suci itu begitu sakral.
Sampai mereka bertukar cincin dan Agel mencium Erica yang sekarang sudah sah menjadi istrinya.Tak sedikit orang yang menitikkan air mata melihat mereka, termasuk k dua orangtua Agel dan juga orangtua Erica. Erica juga ikut meneteskan air matanya, air mata bahagia.
Agel mendorong kursi roda Erica menuju Devward dan Lery. Devward merengkuh putri kecilnya itu dengan erat. Rasanya ia belum rela melepas putrinya itu. Apa lagi ia yang lebih dekat pada Erica sejak kecil.
"Selamat, Nak. Kau harus janji padaku akan selalu berbahagia, kalau nanti kau tidak nyaman tinggal di rumah barunya, kau masih bisa tinggal di rumah kita, pintu rumah terbuka lebar untuk, Rica," Erica hanya mengangguk masih menitikkan air matanya.
"Meskipun Rica sudah menikah, Rica akan terus dan tetap menjadi putri kecilku, akan terus menjadi putri kesayanganku...." Erica semakin terisak, sama halnya dengan Devward.
Lama mereka berpelukan, setelah itu Devward melepaskan pelukanny. Ia mengusap pelan wajah Erica.
"Sttt, jangan menangis lagi. Ini hari bahagiamu, jadi jangan menangis," ucap Devward sambil tersenyum pada Erica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...