Part 39

96.4K 3.1K 91
                                    

Wanita itu melenguh pelan saat ia merasakan hawa panas di puncak kepalanya. Ia bergerak dan merasa gerah karena pelukan erat dari tubuh kokoh suaminya.

Greya mendongak dan menatap Farel yang juga menatapnya.

"Apa aku tidur terlalu lama?" tanya Greya, ia melirik jam di dinding.

"Tidak, kau tidur nyenyak sekali," Farel melonggarkan pelukannya. Greya menaikkan tangannya lalu meletakkan di wajah Farel.

"Maaf karena aku mengacaukan semuanya," desah Greya dengan pelan. Farel hanya tersenyum, tidak mempermasalahkan apa pun.

"Tidak apa-apa, Grey. Apa kau lapar lagi?" tanya Farel, Greya menggeleng.

"Aku hanya ingin memeluk suamiku," ucap Greya dengan manja. Farel mengecup puncak kepala Greya berkali-kali lalu ia kembali memeluk Greya dengan erat.

"Aku tadi bertengkar dengan Deril," ucap Greya dengan jujur. Karena ia tidak ingin ada rahasia diantara mereka.

"Kenapa? Karena masalah itu lagi?" Greya mengangguk.

"Ternyata Deril sangat marah padamu, Farel," Farel mengangguk mengerti.

"Aku akan berbicara dengan kepala dingin nanti padanya," ucap Farel, tapi Greya menggeleng.

"Biarkan Deril sendiri dulu," Farel kembali mengangguk.

"Baiklah," ucap Farel, lalu ia menarik wajah Greya, lantas mengecup kening istrinya itu.

"Farel, aku ingin jalan-jalan, menonton, duduk di kursi taman, makan yang banyak, lalu melakukan banyak hal lagi bersamamu. Hanya kita berdua," ucap Greya dengan manja. Farel mengecup kening Greya lagi, lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku juga ingin membeli perlengkapan bayi kita, aku ingin anak perempuan, aku ingin menghias kamar bayi kita," lanjut Greya mengutarakan semua keinginannya.

Farel tersenyum lebar, ia menatap Greya penuh arti dan sebelah tangannya turun ke perut Greya. Mengelus perut Greya yang masih rata.

"Ada lagi, Nona?" tanya Farel, Greya mengulum senyumnya dan tangannya juga ikut mengelus perutnya.

"Aku pikirkan dulu, Tuan," jawab Greya lalu mereka berdua tertawa bersama.

"Grey, aku mencintaimu," desah Farel, Greya hanya mengerling nakal lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Farel.

"Aku juga...." balas Greya.

Lalu hening.

"Farel...." panggil Greya memecahkan keheningan diantara mereka. Farel hanya bergumam tidak jelas.

"Aku ingin ... emm...." Greya gugup sambil bergerak gelisah.

"Ingin apa, hmm?" tanya Farel dengan lembut.

Greya menggeleng, takut mengatakan keinginannya yang tiba-tiba, takut kalau nanti Farel menolaknya.

Greya meremas punggung Farel dengan kuat, berusaha menahan dirinya.

"Grey, ada apa, Sayang? Kau ingin apa?" tanya Farel mulai cemas.
Greya hanya diam, ia menundukkan kepalanya.

"Greya, tatap aku," pinta Farel, Greya menggeleng lagi.

"Grey...." desis Farel sembari menarik wajah Greya agar mau menatapnya.

"Aku ... Farel ... aku ingin...." Greya tidak melanjutkan ucapannya, ia menggigit bibir bawahnya.

Farel tersenyum, lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Greya, lalu mengecup bibir istrinya itu.

"Lagi?" tanya Farel, Greya mengangguk dengan wajahnya yang merah merona.

Amour VraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang