Greya membuka matanya saat ia merasa ada yang menepuk wajahnya.
"Farel...." erang Greya dan kembali menutup matanya.
"Grey, bangun, Sayang...." kata Farel dengan lembut. Greya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya dan ia mengabaikan Farel karena Greya memang masih sangat mengantuk.
Farel menarik selimut itu lalu menarik Greya sehingga istrinya itu duduk dengan terhuyung-huyung.
"Farel. Aku masih ingin tidur, sepertinya aku tidak enak badan," kata Greya pura-pura.
"Greya, mandi...." kata Farel, tapi Greya bergeming.
"Farel," kata Greya dengan serak lalu menitikkan air matanya.
"Grey, kenapa menangis?" tanya Farel cemas.
"Aku bermimpi kalau kau akan pergi meninggalkan aku," jawab Greya menatap Farel dengan lesu.
Farel mengusap air mata Greya, lalu ia mencium kening istrinya itu.
"Jangan takut, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Sayang...." Greya menggigit bibir bawahnya dengan pelan.
Lalu mereka saling menatap penuh cinta, Farel menarik Greya ke pangkuannya lalu mengecup dan mencium bibir istrinya itu dengan lembut.
Dan kedua insan itu larut dalam aktivitas mereka, melakukan yang seharusnya mereka lakukan kemarin malam.
"Grey, jangan tidur dulu. Sarapan dulu, oke?" Greya menggeleng pelan. Ia membenamkan wajahnya di ceruk leher Farel dan memejamkan matanya.
"Aku tidak mau," desis Greya dengan pelan. Farel hanya menghela napasnya pelan, ia mengelus punggung telanjang Greya dan membiarkan istrinya itu tertidur di atasnya.
Lama, Farel hanya mengelus punggung Greya. Sesekali ia mengecup puncak kepala Greya.
Farel memejamkan matanya, cairan bening itu menetes begitu saja.
"Semakin ke sini, aku semakin takut, Greya. Apa yang harus aku lakukan kalau kau tahu?" Farel membuka matanya, dia menatap wajah damai istrinya yang tanpa beban.
Farel mengganti posisinya, ia membaringkan Greya di sebelahnya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.
Farel memiringkan tubuhnya agar bisa leluasa menatap wajah istrinya. Sebelah tangannya mengelus wajah Greya.
Farel terus menatap wajah itu sampai mata itu terbuka.
Farel menghentikan tangannya, ia beralih ke pinggang Greya lalu menarik Greya sehingga mereka berhadapan.
"Grey, kita makam dulu, oke?" Greya menggeleng. Tubuhnya rasanya nyeri semua, membuat Greya malas untuk bergerak.
"Grey...." suara lembut itu terdengar lagi. Greya mendongak dan menatap Farel, lalu ia menggeleng.
"Aku tidak mau, tolong jangan paksa aku!" ucap Greya dengan dingin membuat Farel bergeming.
Greya melepaskan tangan Farel lalu ia turun dari tempat tidur.
Greya mengusap air matanya lalu ia melangkah memasuki kamar mandi. Farel yang baru tersadar, langsung turun dari tempat tidur, lalu ia mengutip pakainnya dan memakainya.
Setelah itu, ia melangkah menuju kamar mandi.
Pintu tidak di kunci, Farel mendapati Greya yang sedang mandi.
Farel mendekat, ia menatap Greya dengan sedih. Greya memang sulit dalam urasan makan. Tak heran kalau tubuhnya kurus.
Farel menyentuh bahu Greya, lalu ia mengambil handuk dan memberikannya pada istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...