Greya membuka matanya dengan takut-takut. Pandangannya terlihat kabur dan tidak jelas. Setelah Farel membujuk Greya lagi, akhirnya Greya mau mengoperasi matanya seminggu yang lalu.
Karena mata Greya tidak parah, ia tidak perlu mengganti matanya. Hanya di operasi dan di beri obat saja.
Greya memegang kedua matanya, hendak mengucek mata itu karena penglihatannya masih tidak jelas, tapi di tahan oleh dokter spesialis mata itu.
"Jangan di kucek dulu, Grey, perlahan saja," kata dokter itu, Greya mengangguk patuh.
Greya memejamkan matanya lagi, lalu membukanya dengan perlahan.
Awalnya gelap, membuat Greya meringis pelan. Lalu ia melihat orang-orang yang berdiri du depannya dengan tidak jelas.Greya mengerdip sekali lagi dan ia dapat melihat dengan, matanya terasa panas mebuat gadis itu kembali meringis.
"Grey, kau tidak apa-apa?" Greya menggeleng, ia meraih tangan Farel yang memegang bahunya.
"Farel," desis Greya, Farel duduk di sebelah Greya dan menatap pada kedalaman mata itu. Mata biru yang selalu menyejukkan jiwanya.
"Apa matamu sakit?" tanya Farel, Greya menatap dokter yang masih setia berdiri di tempatnya lalu ia menatap Farel.
"Tidak, tapi tadi terasa panas dan perih," ucap Greya dengan pelan.
"Itu hal yang biasa, jangan kau rusak lagi matamu, Grey," pesan dokter itu, lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Greya menundukkan kepalanya, "maaf, Mom, Dad, Farel, Deril ... aku tidak akan melakukannya lagi," ucap Greya dengan sesal.
"Dimaafkan, Grey. Jangan melakukan hal bodoh lagi," ucap Mark sembari mengelus kepala Greya.
"Terima kasih," Greya mendesis, ia mengangkat kepalanya lalu tersenyum penuh arti pada keluarganya.
"Syukurlah, akhirnya aku bisa menikahumu sebentar lagi," ucap Farel yang mendapat cubitan dari Greya dan Deril mendengus kesal.
"Dasar! Pikiranmu ingin menikah saja," ucap Deril menendang kaki Farel.
"Terserah aku, pergi saja mencari pacar, agar kau tak kesepian lagi. Mengganggu orang saja," ucap Farel membuat Greya, Mark, dan Greenita tertawa bersamaan.
"Sialan!" geram Deril, "kau tidak melihat dirimu, eh? Kalau saja Greya tidak mau bersamamu, aku jamin tidak ada satu pun wanita yang tahan denganmu!" pekik Deril membuat Farel mendengus.
"Kau benar-benar tidak tahu diri, Deril sialan!" geram Farel yang mulai terpancing emosinya.
"Kau yang tidak tahu diri!" sela Deril tidak mau mengalah.
"Terserah kau saja. Pergi sana! Cari wanitamu, jangan mengganggu orang saja!" usir Farel membuat Deril mengerang dalam hati.
"Kalian ini, sudah seperti anak kecil saja," suara lembut Greenita membuat Farel dan Deril terdiam. Tapi matanya mereka sama-sama melotot.
"Awas kau Farel! Aku akan mengacaukan semuanya!" geram Deril lalu keluar dari ruang rawat Greya.
"Dasar, dia kekanan sekali," ucap Farel sambil terkekeh pelan. Greya mencubit perut Farel lagi.
"Kalian sama saja," ucap Greya membuat Farel diam.
"Deril masih dendam padamu, jadi jangan kau ganggu dia," ucap Mark. Farel mengangguk saja.
Lalu, Mark dan Greenita pergi meninggalkan ruangan itu.
"Mereka itu kenapa, Grey?" tanya Farel, Greya hanya menggeleng dan menyandarkan kepalanya di bahu Farel.
Farel menghela napasnya pelan lalu ia memeluk Greya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Vrai
Romance[Sudah Terbit dan Tersedia di Gramedia] Seri ke-II My Protective Husband [CERITA DI PRIVATE Dan MASIH UTUH!] Kehidupan Erica Arianna Clinton awalnya baik-baik saja. Bahagia bersama orang yang ia cintai. Tapi siapa sangka, kebahagiaan yang di rasakan...