*5 Tahun Sebelumnya*
"Jadi selama ini kamu juga punya rasa sama dia? kamu juga mau kan, bisa berpasangan sama kembaran aku yang anggun, pintar, cantik dan disukai semua orang? Yang dikenal semua orang sebagai wanita yang sempurna? Iya kan? Ga bisa kan kalian dengerin aku dulu? Nggak kan? "
Helen sudah lelah. Semua orang lebih mengasihi dan menyayangi Lena, semuanya lebih membela Lena. saudara kembarnya.
Lena masuk jajaran berprestasi disekolahnya. Semua guru akan menyukai Lena. Lena masuk kalangan popular di SMAnya. Tentu kecantikannya membuat semua orang senang memandanginya. Dan semua kelebihan yang dimiliki Lena membuat kedua orang tua mereka pilih kasih. Dan kini laki-laki dihadapannya, yang ditaksirnya selama delapan tahun, laki-laki yang selama ini selalu ada di sisi Helen dalam keadaan apapun, laki-laki yang selalu mengerti seluruh perasaan Helen, itu juga lebih memilih Lena.
Laki-laki yang mengatakan bahwa dia akan ada di segala suka dan duka.
Kini dia juga menolak mendengarkan penjelasan Helen.
Padahal hanya dia satu-satunya yang Helen percaya. Kini dia juga berpaling.
"Bukan seperti itu, Hel. Aku bingung..." Jeri menjambak rambutnya frustasi. Memang tidak akan mudah untuk menjelaskan masalah ini. Jeri pun tidak boleh egois. Dia juga berada diposisi yang sulit.
"Aku mengerti." Setetes air mulai jatuh seiring dengan kedipannya. Air mata yang selama ini coba ia tahan. "Semua orang pasti lebih menyukai Lena, dia punya banyak nilai plus dibandingkan aku. Aku bukanlah tandingannya. Bahkan orang tuaku juga.............."
"Mereka menyayangimu. Kamu harus tahu itu Helen." Jeri mengangkat dagu Helen dengan lembut. Jari jempolnya menghapus air mata Helen dengan lembut. "Hanya saja dengan cara yang berbeda" Jeri tersenyum memberikan sebuah keyakinan kepada Helen. Helen tidak mepercayainya. Bahkan dia ragu jika orang tuanya masih mengingat jika sebenarnya mereka memiliki dua anak gadis.
Jeri hanya mencoba menghiburnya dan Helen menghargai itu. Ia memberikan senyuman yang sangat kelihatan dipaksakan.
"Tidak masalah. Ini bukan pertama kalinya aku merasa seperti ini. Biar bagaimanapun, aku tahu bahwa Lena menyayangiku. Aku yakin. Dan aku juga menyayangi dia. Dia separuh jiwaku kan? Kita berada dirahim yang sama selama sembilan bulan"
Dia sangat menyayangi Lena. Di rumah ini, hanya Lena yan menjadi temannya mengobrol. Dia tidak akan pernah bisa marah kepada Lena meski semua mengabaikannya karena lebih memilih Lena.
Namun bukan berarti Helen akan terus tahan dan tetap kuat berada disituasi seperti ini. Helen bahkan tidak mengingat kapan orangtuanya mulai bersikap seperti ini. Dan malam ini, semua rencana yang ia bangun dalam tiap mimpinya selama bertahun-tahun, rencana untuk mengakhiri rasa sakit ini, rencana untuk pergi, akan terlaksana dan keputusan Helen sudah bulat.
Dari kecil Helen dan Lena selalu berdua. Seperti ada magnet tak kasat mata di antara mereka. Meski yang entah sejak kapan, orangtuanya selalu protektif terhadap Lena. Jika Lena pulang dengan luka sekecil apapun Helen akan disalahkan. Mama mereka hanya mengatakan itulah tanggung jawab Helen sebagai seorang kakak. Namun, Helen merasa apa yang diungkapkan mamanya terlalu berlebihan. Dan itu membuat hati Heln sakit.
Malam itu Helen sudah merapikan semua keperluannya untuk pergi. Helen bukan anak bodoh, dia kabur dengan membawa seluruh surat penting dalam hidupnya. Tidak lupa uang hasil menang lomba lari yang sering diikutinya sejak SMP. Uang yang selalu ia kumpulkan jika ia memang sudah tidak tahan di rumah itu dan memutuskan untuk pergi. Dan sekarang adalah waktunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/60830870-288-k177913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEL...LENA
ChickLitHEL...LENA Lima tahun yang lalu, Helen memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya. Ia bosan merasa asing didalam keluarganya. Ia bosan dicemoohkan dipergaulannya Ia bosan selalu dibandingkan dengan saudara kembarnya yang cantik dan anggun Lima tahun...