#THE CYCLE NEVER CHANGES

35.1K 2K 20
                                    

Sepanjang malam, Helen tidak dapat tidur nyenyak. Sebentar dia tidur hanya untuk terbangun lagi dan memikirkan bahwa besok pagi dia harus kembali ke rumah sakit itu.

Sesungguhnya dia malas. Lebih baik jika ia pulang ke rumah Dewi dan melupakan semuanya. Namun janji harus ditepati. Dan Helen juga tidak tega untuk membuat Lena kecewa. Dia harus tetap datang

Paginya, Helen memutuskan membeli bubur untuk sarapannya seperti pagi-pagi sebelumnya.

Logikanya masih meronta membujuknya agar tidak usah datang menjenguk Lena. Tetapi, hatinya tidak tega untuk membuat Lena  kecewa. Membayangkan tatapan kecewa Lena saja sudah membuat hati Helen sakit.

Lagipula, pengadilan masih belum memutuskan hukuman yang akan diterima Koh Dirmo dan anak buahnya membuat Helen harus tetap tinggal disitu.

Semua proses pemeriksaan barang bukti sudah hampir selesai. Dan semua tempat yang di duga sebagai tempat Koh Dirmo untuk menjalankan bisnis gelapnya sudah di bongkar. Pihak keluarga pria itu pun sudah diberitahu perihal penangkapannua. Dan seperti yang Helen duga, mereka tidak menyangka bahwa sosok pria yang mereka kenal merupakan sosok yang keji dan sangat licik.

Hari ini, Helen mendapat kabar bahwa keputusan akan hukuman Koh Dirmo akan diumumkan. Ini merupakan detik yang sebenarnya cukup menegangkan untuk Helen.

Helen masih diminta untuk mengawasi jalur pemberitaan melalui media internet. Namun menurutnya, berita yang beredar tentang tertangkapnya Koh dirmo masih selaras dengan realita yang ada dan belum menyimpang terlalu jauh.

Selain itu, Helen juga harus masih mewaspadai serangan dari anak buah Koh Dirmo yang tidak terima bahwa bos mereka di tangkap.

Setelah mandi, Helen kembali ke gayanya yang terkesan tomboy. Ia memakai kaus kedodoran berwarna putih yang menampakan kaus singletnya yang hitam. Ia juga memakai jeans hitamnya yang robek di bagian lutut kanan dan sepatu yang kemarin ia beli. Dia menguncir satu rambutnya tinggi.

Seusainya sarapan, Helen langsung bersiap di belakang kemudi. Ia menarik nafas dalam sambil menyalakan mesin mobil.

Aku datang untuk Lena. Bukan untuk kembali ke masa lalu

Helen terus meyakini diri sendiri.

Ia mengemudikan mobilnya dengan santai.

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi hari ini? Helen berjanji pada dirinya sendiri tidak akan sungkan jika harus bertemu dengan kedua orang tuanya lagi. Dia datang demi Lena.

Helen memakirkan mobilnya ditempat yang sama seperti kemarin. Parkiran masih sepi. Rumah sakit pun masih sepi dengan orang-orang yang hendak berobat. Waktu masih menunjukan pukul sepuluh.

Ketika ia melewati pintu depan, ia menerima tatapan aneh dari satpam yang berjaga. Entahlah, ini bahkan masih belum jam besuk. Mungkin pasien baru saja pada membersihkan diri mereka. Namun bukankah Helen adalah keluarga Lena?

Dan tampilan Helen memang tidak seperti orang yang memiki kepentingan di rumah sakit ini. Penampilannya lebih seperti preman. Untung saja wajahnya yang cantik membuat satpam itu ragu untuk bertanya lebih lanjut.

Dilantai lima, terlihat beberapa perawat yang sedang mengurusi barang-barang mandi pasien seperti baskom dan lap. Helen melewati para perawat muda itu dan memberikan senyum manisnya. Ketika sampai didepan pintu kamar, Helen menarik nafas dan perlahan membuka pintu.

Helen tidak terkejut ketika melihat mamanya sedang duduk menyuapi Lena dengan lembut. Dia sudah menduga bahwa pasti salah satu dari orang tuanya bersama Lena. Itu lebih baik ketimbang harus bertemu dengan Jeri.

HEL...LENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang